Hari Minggu adalah hari libur bagi sebagian orang. Namun tidak dengan gadis manis yang sedang menatap pantulan dirinya di cermin di dalam sebuah kamar kos.
Dia adalah Lyla, ya sudah sebulan semenjak kejadian itu Lyla tinggal di sebuah kos-kosan sederhana.
Jam menunjukkan pukul 07.00 namun Lyla masih betah memandangi cermin di depan'nya dengan tatapan kosong.Hari ini Lyla kebagian shif pagi. Lyla bekerja di sebuah cafe semenjak dirinya lulus SMA. Sudah 5 bulan dirinya menekuni pekerjaan'nya. Dia tidak melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya. Kedua orang tua'nya sudah meninggal karena kecelakaan, sedangkan kakak'nya sedari kecil sudah tidak menyukainya. Lyla bahkan tidak tau apa alasan sang kakak tidak menyukainya.
Jika di tanya apakah tidak ada peninggalan dari orang tua'nya. Jawaban'nya ada, namun semua di ambil alih oleh Gio paman'nya. Gio adalah suami dari sintia, saat itu Lyla dan Satya tidak tau menahu soal warisan dan peninggalan kedua orang tua mereka. Gio yang notaben'nya seseorang yang licik dengan mudahnya mengambil alih semua yang seharusnya menjadi milik Lyla dan Satya.
Semenjak kedua orang tua Lyla meninggal, dia tinggal bersama keluarga Sintia, namun tidak dengan Satya. Keluarga Sintya tidak ingin merawat Satya, oleh karena itu Satya hidup sendiri dan bekerja di sebuah bengkel motor untuk menghidupi dirinya.
Di keluarga Sintia pun hanya Sintia saja yang baik kepada lyla, gio dan raksa tidak menyukai Lyla.Jika di tanya mengapa setelah keluar dari rumah Sintia Lyla tidak tinggal bersama Satya? Mari kita mundur ke cerita sebelum'nya.
Flashback on
Saat Lyla dan Satya akan keluar dari rumah Sintia, di depan pintu mereka bertemu dengan Sintia dan gio yang baru pulang.
"Lho la, kamu mau kemana kok bawa-bawa tas sama koper segala?" Tanya sintia
"Dan kamu, ngapain kamu di sini?" Ucap Sintia sinis menunjuk Satya
"Maaf Tan, Lyla mau pergi dari sini, Lyla gak mau lagi tinggal di sini" ucap Lyla Dengan menunduk sedangkan Satya diam saja
"Kenapa la? Oh atau jangan-jangan ini semua gara-gara kamu ya? Kamu hasut Lyla buat ninggalin rumah saya?" Sintia menuduh Satya dengan menunjuk-nunjuk wajah Satya
Satya dengan kasar menepis tangan Sintia dan menatap tidak suka kepada Sintia.
"Bukan Tan, ini bukan gara-gara bang Satya " ucap Lyla tegas
"Lyla gak mau tinggal di sini lagi, Lyla takut" dengan suara bergetar dan menahan tangisnya Lyla menceritakan apa yang terjadi tadi kepada tantenya
Sintia yang mendengar pun kaget dan tidak percaya bahwa raksa melakukan semua itu.
"Jangan menuduh anak saya yang tidak-tidak ya. Ini pasti kamu yang menggoda raksa, dasar murahan tidak tau terimakasih. Masih untuk saya mau menampung kamu, ini balasan kamu kepada keluarga saya?" Gio membentak Lyla Dengan kalimat yang menyakiti hati Lyla
"Lyla bukan perempuan murahan om. Apa yang Lyla omongin itu kenyataan, bang raksa hampir aja melecehkan Lyla" ucap Lyla Dengan tangisan'nya
Plak
Gio menampar Lyla Dengan raut wajah yang emosi
Sedangkan Satya hanya diam melihat perdebatan mereka. Sintia masih menangis dan tidak percaya."Jaga bicara kamu. Sekarang lebih baik kamu pergi dari sini. Saya sudah muak sama kamu. Buang-buang uang saja saya selama menampung kamu di sini. Bener-bener merepotkan" gio menatap sinis Lyla
"Baik om saya memang akan pergi dari sini. Maaf kalau selama ini Lyla nyusahin kalian. Makasih selama ini udah mau merawat Lyla. Dan buat Tante Sintia, makasih Tante udah Lyla anggep kaya mama Lyla sendiri. Lyla pamit ya Tan" ucap Lyla kemudian menatap Satya
Satya pun berlalu pergi meninggalkan mereka di ikuti Lyla.
Saat akan menaiki motor'nya tangan Satya di pegang oleh Lyla."Bang, aku ikut Abang kan?" Tanya Lyla memastikan
"Gak, loe gak bisa tinggal bareng gue" ucap Satya dengan wajah datar'nya
"Kenapa bang? Aku gak punya siapa-siapa lagi selain Abang. Aku ikut Abang ya?" Ucap Lyla memohon
"Gue bilang gak ya enggak. Hidup gue aja udah susah mau loe tambah susah lagi hah?" Ucap Satya dengan nada tinggi
"Terus aku mau tinggal di mana bang? Aku gak tau mau kemana hiks" ucap Lyla Dengan air mata yang sudah menetes
"Ck. Nyusahin banget sih loe jadi orang. Ini aja gara-gara loe gue harus ninggalin kerjaan gue di bengkel"
"Maaf" ucap Lyla menunduk
"Akh sialan, dah lah cepet naik sebelum gue berubah pikiran" ucap Satya pada akhirnya
Lyla yang mendengar pun langsung bergegas menaiki motor sang Abang dengan susah payah karena harus memangku koper'nya.
Beberapa saat kemudian motor satria berhenti di depan sebuah bangunan lebih tepatnya sebuah kos-kosan sederhana.
"Ini di mana bang?" Tanya Lyla setelah turun dari motor
"Loe gak bisa baca? Udah jelas itu ada tulisan kos-kosan"
"Ini kos'an bang satya?" Tanya Lyla penasaran
"Bukan" jawab Satya singkat
"Terus kalo bukan kos'n bang Satya ini kos'an siapa?"
"Banyak tanya ya loe. Loe bingung mau tinggal di mana kan? itu ada pengumuman kos-kosan ada yang kosong. Loe hubungi aja pemiliknya. Dah lah gue mau pergi dulu loe urusin aja sendiri" ucap Satya kemudian menyalakan motor'nya
Namun sebelum menarik gas'nya, Lyla terlebih dulu menghentikan Satya.
"Bang makasih ya setidak'nya bang Satya masih peduli sama aku. Makasih juga tadi bang Satya udah ngelindungi aku dari bang raksa" Lyla tersenyum kecil menatap Satya
"Gue gak peduli, gue cuma kasihan sama loe" ucap Satya mengalihkan tatapannya
"Setidaknya makasih karena bang Satya udah ngelindungi aku. Oh iya kos'an bang satya di mana? "
"Gak perlu tau. Dah lah gue pergi dulu" Satya pun melajukan motor'nya menjauhi Lyla
Lyla yang melihat Satya menjauh pun hanya tersenyum getir. Kemudian bergegas menghubungi pemilik kos'an tersebut, karena hari sudah sore setidaknya dia tidak tidur di pinggir jalan.
Flashback off
Lyla menghela nafas beratnya kemudian tersenyum di depan cermin.
"Semangat Lyla, kamu harus kuat" ucap Lyla menyemangati dirinya sendiri
Lyla melihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 07.30 ,Lyla bergegas keluar dari kamar kos dan menguncinya.
Sebelum pergi dia membuka dompet'nya."Harus hemat nih, uang tabungan'ku udah buat bayar kos 3 bulan kedepan. Sisanya buat makan sehari-hari. Apa aku jalan kaki aja ya, uang yang buat bayar angkot bisa buat makan siang nanti" gumam Lyla
"Tapi kalau jalan kaki pasti telat sampai cafe, ah kenapa tadi pakai acara ngelamun segala sih bego Lyla bego. Dah ah mulai besok berangkat kerja jalan kaki" gumam Lyla sambil berjalan ke arah jalan raya untuk menunggu angkot.
Ya, Lyla memutuskan naik angkot karena jika jalan kaki pasti akan terlambat karena cafe tempat Lyla bekerja buka jam 08.00 sedangkan kos'an Lyla ke tempat kerja menggunakan angkot saja membutuhkan waktu 15 menit apa lagi kalau jalan kaki. Belum lagi setelah sampai di cafe harus berganti pakaian khusus karyawan cafe dan sebelum mulai membuka cafe semua karyawan di wajibkan berkumpul 5 menit sebelum jam buka cafe untuk briefing dan berdoa bersama.
Jadi dia memutuskan mulai besok dia akan mulai berangkat kerja lebih pagi dan dengan jalan kaki saja untuk menghemat pengeluaran.
.
.
.
.
.
Gimana sama part ini?
Bikin greget gak sih?
Jangan berhenti di sini ya bacanya
lanjut lagi yuk ke part selanjutnya 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Segelap Malam (END)
Short StoryTentang Adinda Kalyla Maharani yang merasa hidupnya segelap malam. Di tinggal kedua orang tuanya untuk selama-lamanya Mempunyai seorang kakak yang bahkan tidak peduli dengannya Mempunyai mereka yang di sebut sahabat, namun nyatanya mereka bahkan tid...