1 : Kuota Tutor

48.2K 4.7K 103
                                    

Kaila memastikan kembali penampilannya di depan cermin. Lipstik agak merah, eye liner dan maskara yang sudah on point, dress selutut berwarna coklat muda, rambut yang dikepang sedikit di kanan kiri untuk membuat ulir di ikatan rambut bergelombangnya.

Perfect.

Setidaknya walaupun ia pacar bayaran, ia tidak ingin membuat kliennya kecewa. Atau paling tidak, klien itu bisa merekomendasikan ke orang lain nanti. Kaila sedikit gugup, ia tidak pernah berpacaran sebelumnya. Tapi keseringan melihat drama korea atau minimal melihat Gami berpacaran membuat ilmu-ilmu berpacarannya sedikit menempel di otak. Semoga saja ia tidak terlalu norak nanti.

Kaila turun dari taksi yang ditumpanginya. Tentu saja ongkos taksi ia pakai dari uang muka sebelum bertemu klien. Ia tidak ingin naik ojek, nanti riasannya bisa rusak. Repot kalau harus mengulang riasan di venue. Tugas Kaila sekarang adalah mencari seorang pria dengan batik warna hijau.

Kaila celingukan di luar venue. Hari ini ia bertugas untuk menemani pria jomblo yang ingin hadir ke nikahan mantannya. Pria itu sempat curhat melalui chat, kalau dia ditinggal nikah dan ingin membawa perempuan luar biasa ke nikahan mantannya. Makanya Kaila berdandan total untuk kencan pertama kali ini. Bukan bermaksud untuk membuat mantan pria itu cemburu dan mengacaukan hari pernikahannya, hanya saja Kaila membantu pria itu supaya ia terlihat hebat dan bisa mendapatkan gadis yang lebih cantik dari mantannya. Yah, walaupun Kaila belum tahu wajah pengantin perempuan itu seperti apa, tapi Kaila cukup percaya diri dengan penampilannya hari ini.

"Mbak Kaila ya?"

Kaila menoleh dengan panggilan di sisi kirinya. Ia melihat seorang pria sekitar awal dua puluh tahunan. Pria berbaju batik itu tersenyum. Kaila agak terkejut, sebenarnya tidak terlalu jelek kok penampilan pria itu. Lumayan lah. Pawakannya tinggi walaupun agak kurus, kulitnya tidak terlalu gelap seperti laki-laki kebanyakan. Mata ramahnya disembunyikan dibalik kaca mata berbingkai kotak. Kaila jadi penasaran, bagaimana rupa mantannya itu. Kenapa sampai meninggalkan pria ini?

"Mas Andy?"

Pria itu mengangguk. "Wah, ternyata bener sesuai iklan. Cantik ya, Mbak."

Kaila berdehem. "Makasih, Mas. Tapi jangan panggil Mbak, ya Mas. Panggil Kai aja. Nanti ketahuan."

"Oh iya, Mbak. Eh, Kai."

Kaila menggaruk belakang telinganya. Semoga pria ini nggak keceplosan nanti. "Oh iya, Mas. Saya penasaran. Agak pribadi sih. Terserah mau jawab apa nggak. Emang kenapa kok ditinggal nikah?"

Pria itu terkekeh. "Soalnya saya lebih muda dua tahun dari dia, Kai. Jadi dia mau buru-buru nikah, sedangkan saya belum siap. Belum siap secara mental dan finansial."

Kaila membulatkan mulutnya. Oh, ternyata karena kesiapan nikah. "Ya udah. Ayo masuk, Mas."

Pria itu mengangguk. Kemudian keduanya berjalan masuk untuk antre mengisi buku tamu. Kaila dan pria itu sama-sama canggung. Ini pertama kalinya Kaila jadi pacar seseorang, yah walaupun pura-pura sih. Dengan pengalaman pacaran yang nihil, tentu membuat Kaila canggung. Seharusnya pria yang lebih berpengalaman itu lebih bisa membimbingnya, tapi ternyata pria bernama Mas Andy ini sama-sama canggungnya dengan Kaila.

"Maaf nih, Mas. Nanti kalau masuk boleh kok kalau mau gandeng tangan. Kan biar nggak ketahuan gitu."

"Oh iya, Kai. Sesuai kontrak aja ya."

Kaila tersenyum dan menganggukkan kepala.

Setelah selesai mengisi buku tamu, keduanya masuk. Aroma bunga-bunga khas kawinan langsung terhirup di indra penciuman Kaila. Kedua mata gadis itu menyipit untuk melihat wajah pengantin perempuan. Oh, ternyata cantik banget. Walaupun riasannya tidak terlalu tebal, tetapi perempuan yang berdiri di atas pelaminan itu terlihat cantik dan elegan dengan balutan kebaya dan hiasan kepala adat Sunda. Nyali Kaila jadi menciut seketika.

JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang