14 : Tidak Bisa Berbohong

16.7K 2.4K 128
                                    

Kontak dengan huruf J dan emotikon balon di sampingnya. Kaila tersenyum kecil ketika mengingat kenapa kontak Kak Jerry berakhir seperti itu. Balon yang seharusnya bisa membawa harapannya terbang ke langit, tetapi ternyata berakhir meletus dan jatuh lebih dulu sebelum harapannya tercapai. Cinta pertamanya sudah pupus. Sekarang, Kaila telah mengganti nama kontak itu dengan nama Kak Jerry.

Kaila
Kak, maaf. Tapi aku minta
berhenti les mulai minggu ini ya, Kak.

Alasannya...

Bukan hanya les Kak Jerry yang gadis itu hentikan, melainkan juga perasaannya pada laki-laki itu. Niat awal Kaila untuk ikut les Kak Jerry sudah salah. Ia harus menghentikannya. Begitu pula dengan jasa pacar sehari yang sudah ia lakukan beberapa bulan terakhir. Kaila harus mulai fokus untuk belajar supaya bisa memenangkan taruhannya dengan Juno. Masalahnya, Kaila tidak tahu alasan apa yang harus disampaikan ke Kak Jerry. Gadis itu mencoba beberapa alasan lalu menghapusnya lagi dan lagi.

Diembuskannya napas perlahan. Kaila merasa harus jujur. 

"Alasannya karena kemarin aku sengaja les di Kak Jerry karena aku suka sama kakak. Pas itu aku nggak tahu kalau kakak udah ada pacar. Sekarang perasaan aku buat Kak Jerry udah hilang kok. Congrats for engagement sama Kak Reva ya," gumam Kaila dengan kedua ibu jari yang sibuk mengetik kalimat yang sama di ponselnya.

Kirim. Done. Kaila bersyukur, ternyata jujur itu lebih baik. Perasaannya jauh lebih lega daripada harus membuat kebohongan. Toh, memang sekarang perasaannya ke Kak Jerry memang sudah menghilang. Justru tergantikan ke adiknya, Juno. Laki-laki yang lebih rumit dibandingkan rumus fisika.

Keesokannya, Kaila sadar bahwa ia salah kalau mengira Juno lebih rumit daripada kakaknya. Nyatanya, dua orang itu sama-sama rumit. Kaila sampai harus mengusap kedua matanya tiga kali untuk meyakinkan diri bahwa laki-laki berjaket hitam yang berdiri di gerbang sekolahnya itu adalah Kak Jerry. Padahal pesan Kaila semalam tidak mendapat balasan apa pun, lalu sore itu Kak Jerry muncul tanpa aba-aba.

"Kak Jerry? Ngapain di sini? Mau ketemu Juno?" tanya Kaila. Gadis itu bahkan tidak yakin atas pertanyaannya sendiri. Pertanyaan yang pura-pura polos tetapi terlihat bodoh.

Kak Jerry menggelengkan kepalanya. "Kamu. Ketemu kamu."

Kaila menggaruk tengkuknya. "Masalah aku batalin les ya, Kak? Maaf ya, Kak. Tapi Kak Jerry cari pengganti aku aja. Pasti banyak kan yang mau les sama kakak?"

"Bukan itu. Ikut saya yuk. Kita cari tempat ngobrol yang enak."

"Aku mau ke GO, Kak. Udah janjian dari kemarin."

"Saya antar. Hari ini saya bawa mobil. Kita ngobrol di jalan."

Sejujurnya, Kaila tidak ingin mengangguk. Laki-laki di depannya itu adalah tunangan orang lain. Tentu saja, ia tidak ingin ada kesalahpahaman ke depannya. Kaila tidak ingin dicap sebagai perusak hubungan orang lain. Namun, Kak Jerry sudah menarik tangannya sebelum Kaila menolak dan membawa gadis itu masuk ke dalam mobil. Setelah membukakan pintu untuk Kaila, gadis itu masuk ke kursi penumpang dengan canggung. Sementara Kak Jerry masuk lewat pintu sisi lainnya.

Kak Jerry mulai menyalakan mesin mobil. Mobil yang sudah tua itu tetap terawat, suara mesinnya masih halus dan nyaman didengar. Kak Jerry juga menyalakan AC. Kaila sedikit lega karena tiba-tiba ia merasakan hawa panas sejak kedatangan Kak Jerry di sekolah tadi.

"Kai. Masalah kamu suka sama saya. Itu beneran?" tanya Kak Jerry. Pandangan laki-laki itu tidak terarah ke Kaila tetapi ke arah jalanan di depannya. Tangan kanannya fokus pada setir mobil, sementara tangan kirinya terpaku pada tuas persneling.

Kening Kaila berkerut. "Dulu, Kak. Dulu. Sekarang udah nggak."

"Sekarang udah nggak? Apa karena saya sudah melamar Reva?"

JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang