36 : Proyek Penting

14.2K 1.9K 35
                                    

Apa pentingnya perayaan hari jadi bagi perempuan? Juno tidak tahu pasti. Namun, bagi Juno hari itu adalah proyek satu hari untuk membuat Kaila bahagia, jauh lebih bahagia dari hari biasanya. Bertepatan dengan hari libur, laki-laki itu meluangkan satu hari penuh untuk gadisnya, memberi apresiasi atas kesabaran Kaila karena bertahan untuk bersamanya. Juno sudah menyiapkan satu hari penuh, tanpa penolakan, tanpa protes yang dilayangkan. Ia siap menerima apa pun permintaan Kaila, asalkan masih masuk akal.

Perayaan tahun pertama, Juno memberi usul satu hari kencan di Dufan. Menurut Kaila tidak akan seru jika tidak ada taruhan, terlebih keduanya sama-sama mengaku roller coaster addict, yang artinya bisa menaklukkan semua wahana di seluruh Dufan. Juno tidak masalah, toh memang ia tidak takut ketinggian. Sudah terlatih sejak di klub pencinta alam, bungee jumping, panjat tebing, mudah baginya.

"Kita taruhan! Siapa yang nyerah lebih dulu, harus main layangan di cawan Monas," usul gadis itu.

Juno tertawa, tidak bisa protes. "Siapa takut?"

Begitu lah perjanjian konyol yang Juno dan Kaila lakukan. Dua kali halilintar, dua kali hysteria, satu kali tornado, satu kali baling-baling, satu kali ontang-anting, telah berhasil mereka taklukkan. Namun, ketika berada di antrean wahana kapal paling membuat mual, kora-kora, Juno melihat Kaila yang wajahnya sudah berubah pucat. Wajahnya memutih, bibirnya kering, dan sorot mata Kaila jauh lebih redup. Meskipun Kaila tidak berkata menyerah, Juno paham kalau gadis itu sudah tidak sanggup untuk menerima satu wahana lain. 

"La, aku nyerah deh. Kayaknya udah nggak sanggup, mau makan es krim aja," ucap Juno. "Kita keluar antrean yuk."

Laki-laki itu melihat senyuman sekilas dari Kaila. Mungkin, bersyukur karena Juno menyerah lebih dulu. Juno rela mengalah demi gadis itu.

"Yang bener? Beneran udah nggak kuat naik wahana?" Raut wajah Kaila tidak bisa berbohong. Raut wajah bahagia karena penuh kemenangan. Ia terlihat puas karena berhasil mengalahkan Juno.

Juno mengangguk. "Beli es krim aja yuk."

Taruhan itu dimenangkan Kaila. Keesokannya, mereka berdua benar-benar pergi ke Monas. Keduanya datang sangat pagi demi mendapatkan tiket menuju puncak landmark Jakarta itu. Mereka tidak berlama-lama di puncak, hanya berfoto sebentar di salah satu sudut dengan teropong besar. Setelahnya, mereka menuju cawan. Juno benar-benar harus menahan malu karena bertingkah seperti anak kecil dan bermain layang-layang di cawan Monas. Untungnya angin kencang di cawan Monas membuat layangan itu mudah untuk terbang. Sementara, Kaila hanya tertawa kencang seraya mengambil video Juno yang kikuk saat bermain layang-layang.

"Udah puas belum, La?"

Kaila terbahak-bahak sampai berjongkok dan memegangi perut yang mungkin sakit karena terlalu banyak tertawa. "Udah. Udah puas."

Juno tersenyum. "Happy anniversary, Sayang." 

Perayaan tahun kedua, masih dengan proyek yang sama. Satu hari tanpa penolakan dan tanpa protes. Kali ini Kaila yang memberi usul. Satu tahun tidak bertemu, perempuan itu ingin menonton konser bersama Juno yang diadakan bertepatan dengan hari jadi mereka yang kedua. Konser salah satu band Indonesia, yang bahkan Juno tidak mengenali lagu-lagunya.

"Bagus emang lagunya?" tanya laki-laki itu. Juno tidak begitu mengikuti perkembangan artis Indonesia. Ia hanya mengikuti lagu-lagu barat atau band Jepang yang familiar di telinga ketika ia berkunjung ke cafe atau saat acara kampus.

Kaila mengangguk antusias. "Bagus. Liriknya itu dalam banget. Aku suka lagu-lagunya."

"Lagu galau ya? Kamu suka denger lagu yang bikin kamu galau?"

Kaila menghela napas seraya memajukan bibir. "Kenapa? Kamu nggak mau nonton ya?"

"Bukan gitu. Aku nggak papa kok. Udah ada tiketnya?"

JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang