"Sekarang coba kerjain soal-soal ini." Kak Jerry menyerahkan satu lembar soal kepada Kaila.
Satu lembar yang sudah berisi lima belas pertanyaan matematika materi hari itu. Kaila tersenyum, ia merasa yakin dengan kemampuannya setelah tadi sudah dijelaskan oleh Kak Jerry selama satu jam penuh.
"Yakin bisa jawab bener?"
Kaila mendengkus mendengar ledekan dari Juno. Gadis itu menatap Juno yang sedang tersenyum miring. Senyum dengan tampang yang meremehkan. Sungguh, menjengkelkan.
"Bisa. Gue yakin."
"Taruhan ya! Siapa yang lebih banyak salah harus turutin kemauan yang menang."
"Ayo! Siapa takut?"
Gadis berambut hitam panjang itu meletakkan soal tepat di tengah-tengah antara Juno dengannya. Kedua anak itu mulai mengerjakan soal yang diberikan Kak Jerry. Tidak sampai setengah jam, keduanya sudah selesai mengerjakan soal-soal itu.
"Oke, kita bahas ya," kata Kak Jerry.
Tidak dapat dipungkiri, Kaila sedikit cemas saat ini. Selama ini ia tidak pernah masuk sepuluh besar ranking paralel, bagaimana bisa ia mengalahkan si ranking satu paralel. Kaila merutuki diri sendiri, kenapa ia tadi berani bertaruh. Gadis itu hanya mengandalkan sedikit peluangnya untuk menang. Mereka sama-sama baru menerima materi itu hari ini, seharusnya Juno bisa salah setidaknya satu soal. Sekarang, gadis itu merasa kalau pertaruhan ini tidak adil. Sejak awal kemampuan Kaila tidak sebanding dengan Juno. Kaila cukup gila karena berani bertaruh tanpa perhitungan dan hanya mengandalkan keberuntungan.
Bagaimanapun juga, kalau memang keberuntungan Kaila tidak datang sore itu dan Juno pemenangnya, Kaila hanya bisa berharap Juno tidak meminta hal yang aneh-aneh.
"Nomor satu, jawabannya A."
Kaila menyengir lebar. Jawabannya benar. Ia melirik kertas Juno, rupanya jawaban laki-laki itu juga benar. Karena Kaila memiliki jawaban yang benar, Kak Jerry tidak menjelaskan cara penyelesaian soal itu. Kak Jerry menganggap Kaila sudah mengerti dengan cara pengerjaannya.
"Nomor dua, C."
"Yes, gue bener!"
"Gue juga."
"Nomor tiga, E."
Mampus! Kaila menulis jawaban B di kertasnya. Ia melirik kertas Juno. Sudah dapat Kaila tebak, Juno menulis E. Sialan.
"Aku salah, Kak."
Kak Jerry melihat kertas hitungan milik Kaila, kemudian memberi tahu letak kesalahan Kaila.
"Kamu kurang teliti, Kai."
"Aduh, maaf ya, Kak. Aku salah."
Kak Jerry tersenyum menunjukkan lesung pipinya. "Nggak papa, Kai. Salah bukan untuk membuat kamu jadi terpuruk tapi buat kamu jadi belajar. Jadi, nanti kamu bisa tahu cara hitung jawabannya yang benar di soal-soal lain."
"Makasih, Kak." Kaila sedikit tenang ketika mendengar kalimat menghibur dari Kak Jerry. Laki-laki itu selalu begitu. Kak Jerry selalu tahu cara membuat Kaila tetap bersemangat belajar meskipun salah. Ini adalah salah satu penyebab Kaila menyukai laki-laki itu.
"Next. Next." Dengan nada ketus, Juno meminta Kak Jerry untuk melanjutkan.
Kak Jerry terus membacakan jawaban dari kelima belas soal itu. Pada akhirnya Kaila kalah dan Juno yang menang. Kaila salah satu di nomor tiga tadi, sedangkan Juno mendapat nilai sempurna dari soal-soal itu. Sesungguhnya, Kaila tidak perlu kaget akan hal itu. Dari awal, ia sudah menduganya. Gadis itu hanya malas kalau harus menuruti permintaan Juno. Semoga tidak ada hal yang aneh yang akan dia minta.
KAMU SEDANG MEMBACA
JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )
Roman pour Adolescents(KALAU MELIHAT NOVEL INI DI SHOPEE JANGAN DIBELI YA!! BACA AJA DI SINI MASIH LENGKAP 👍) Ingin mencari pacar sehari? Cantik, jujur, pemegang rahasia yang baik. Hubungi : Kaila 081234567890 Kontrak pacar sehari : 1. Hanya boleh pergi ke tempat ramai...