15 : Penilaian Tengah Semester

16.9K 2.3K 80
                                    

"Noraebang! Noraebang! Karaoke! Ayo nyanyi sampai suara lo serak-serak manja kayak Syahrini!" seru Gami. Gadis itu berjingkat ketika menarik paksa Kaila dari kursinya.

"Ah, nggak deh, Gam. Mau pulang aja."

Kaila mendadak lesu karena ujian hari terakhir adalah fisika, dan rasanya tadi ia hanya mengarang rumus saat mengerjakan soal-soal itu. Masalahnya kalau nilai fisika hancur, maka ia akan kalah taruhan dengan Juno. Ini bukan saatnya Kaila bersenang-senang dengan pergi berkaraoke. Apalagi kalau belum pasti nilainya bagus.

"Ih Kaila nggak seru banget sih. Ayo lah. Ujian baru kelar. Ini gue, Mario, sama temen-temen Mario udah mau cus. Masa lo tega sih, gue jalan cewek sendirian sama temen-temen Mario. Ayo, Kai. Seenggaknya buat melepas stres lo selama seminggu ujian. Gue tahu lo stres banget perkara ujian kali ini."

"Nggak ah, Gam. Gue lagi mager banget deh ini. Males hura-hura. Lagian lo kalau ada acara yang mau ngajak gue, harusnya bilang dari jauh-jauh hari dong, Gam. Nggak mendadak begini."

Gami membalas perkataan Kaila dengan cibiran. "Ah, lo nggak asyik, Kai. Sejak kapan gue harus janjian dulu kalau mau pergi sama lo. Udah kayak janjian sama ibu negara aja."

"Ya nggak gitu, Gam. Gue cuma capek aja. Udah belajar beberapa hari. Mau tidur seharian."

Terlihat tidak mau kalah, Gami melipat tangan di depan dada. Perempuan itu menatap laki-laki yang duduk di depan Kaila. "Heh, Juno."

Juno menoleh ke arah Gami begitu namanya disebut.

"Ini gara-gara lo. Kaila jadi kerasukan setan rajin dan nggak mau main sama gue. Gue pikir-pikir sejak kalian lomba, Kaila selalu nolak ajakan gue. Ngeselin banget sih lo, Jun. Balikin Kaila ke settingan awal."

Kalimat dari Gami sepertinya tidak terlalu mempengaruhi Juno. Laki-laki itu berdiri dengan santai dan menyampirkan tali tas ranselnya ke pundak, seolah tidak ada gadis yang baru saja memarahinya atas alasan yang tidak jelas. Sementara Kaila hanya geleng-geleng kepala melihat ulah sahabatnya itu.

"Hello. Juno! Lo dengerin gue ngomong nggak?" omel Gami, sepertinya kesal karena merasa diabaikan.

"Gue nggak salah kan kalau bawa Kaila ke sisi yang lebih baik?" Juno menyeringai. 

Gami terlihat semakin sebal melihat ucapan Juno barusan. "Heh! Maksud lo gue nggak baik?"

Juno mengedikkan bahu sambil memberi senyuman miring. "Gue nggak bilang apa-apa."

"Udah, udah. Stop," lerai Kaila. Ia tidak ingin perdebatan itu semakin melebar ke mana-mana. "Ya udah, Gam. Ayo karaoke. Tapi gue cuma bentar aja ya. Satu jam, nggak lebih."

Gami memberi cengiran lebar dan menunjukkan deretan giginya. "Oke. Ayo berangkat."

"Eh, gue nebeng siapa?"

"Gampang lah. Ada temen Mario banyak, tinggal numpang aja ke salah satunya nanti."

Kaila mengangguk. "Oke, deh. Gue serahin aja sama lo. Tapi jangan anak yang bandel ya."

Gami terkekeh. "Yah, Kai. Kayak nggak tahu Mario aja. Siswa teladan, nggak pernah telat, nggak pernah bolos. Circle dia juga itu-itu aja. Beberapa mantan anak badminton atau mantan anak OSIS. Palingan lo juga kenal."

Akhirnya dua gadis itu beranjak dari kelas dan menuju tempat parkir motor. Di sana sudah ada Mario dan tiga teman laki-lakinya yang lain. Kaila mengenal Rama, salah satu temannya di OSIS dulu. Wajah Rama yang mungil dan kulit putih, bisa dikatakan sedikit tampan di atas rata-rata, belum lagi sikapnya yang ramah, membuat beberapa kali Rama mendapat surat cinta dari adik kelas yang sering masuk lewat celah-celah pintu ruang OSIS. Walaupun Rama tidak seterkenal Juno, namun kehadirannya patut dipertimbangkan oleh para gadis di sekolah ini. Sementara dua orang lainnya, Kaila hanya tahu mereka anak badminton, tetapi tidak terlalu mengenalnya. Jaya dan Herman, dua anak petakilan, tetapi kerap kali memenangkan juara badminton ganda putra. Mereka seperti Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya tingkat anak SMA sejabodetabek, ya walaupun Kaila yakin mereka berdua juga kemungkinan akan tetap kalah jika harus melawan duo minions badminton itu. Namun, setidaknya Jaya dan Herman beberapa kali membawa pulang piala untuk sekolah.

JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang