34 : Festival Salju

16.4K 2.1K 65
                                    

Jadwal Juno sangat padat. Setelah mereka selesai bermain ski, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. Mereka harus segera kembali ke Sapporo sebelum petang datang ke Niseko. Juno masih asing dengan area pegunungan itu. Ia merasa lebih baik segera kembali ke pusat kota Sapporo dan melihat festival salju. Mereka juga harus mengejar penerbangan pulang ke Tokyo pukul sepuluh malam. Keduanya beranjak untuk membeli coklat hangat dan juga roti lapis berisi tuna yang dijual di sana. Take away adalah pilihan terbaik mereka.

"La, maaf ya jadi cuma makan siang roti. I will take you to a proper place next time," kata Juno kemudian menggigit sandwich tuna miliknya.

Kaila menggelengkan kepala. "Nggak papa kali, Sayang. Makan ini juga udah kenyang. Aku paham kok kalau kita buru-buru."

Meskipun Kaila berkata seperti itu, Juno merasa seharusnya mereka bisa pergi ke tempat makan yang nyaman. Kaila sudah datang jauh ke sini, sayang kalau hanya makan setangkup sandwich tuna.

Juno dan Kaila masih berada dalam bus menuju pusat kota Sapporo. Keduanya harus pergi ke Taman Odori tempat festival salju dilaksanakan. Keduanya duduk bersisian di bagian kiri bus, di mana Kaila yang duduk dekat jendela dan menikmati pemandangan.

"Oh iya. Besok jadi ke disneyland?" tanya Juno. Roti isi tuna di tangannya sudah tinggal setengah.

Kaila mengangguk. "Jadi dong."

Juno menatap kekasihnya itu dari samping. Bus mereka melaju ke utara, matahari sore sudah condong ke barat. Sinarnya yang menyusup dari jendela bus membentuk siluet Kaila. Siluet yang terbentuk sangat cantik. Gadis itu menggigit roti isinya dengan hati-hati. Mungkin karena isinya yang padat, sehingga ia takut isinya tumpah atau sausnya jatuh mengenai jaket cokelat muda yang ia pakai hari itu.

Gadis itu menoleh dan menatap mata Juno lekat-lekat. "Kenapa lihatnya begitu?" tanyanya dengan mulut setengah penuh.

"Itu ada saus belepotan di bibir kamu," jawab Juno. Nyatanya memang ada sedikit saus di sudut bibir Kaila.

"Oh. Ya udah nanti aja ngelapnya sekalian pas kelar makan," ucap Kaila kemudian lanjut mengunyah.

"Sini aku aja yang ngelap." Juno memangkas jarak dan membuatnya semakin dekat dengan gadis itu.

"Eits. No!" Kaila mundur dan mendekat ke arah jendela. "Mau ngelap pakai apa? Nggak pakai bibir kan?"

"Kebanyakan nonton drakor nih." Juno mengangkat tangan kanannya kemudian mengusap ujung bibir Kaila yang terkena saus menggunakan ibu jarinya. "Nih pakai jempol."

Kaila terkekeh. "Ya, aku pikir."

Juno sedikit menyentil dahi Kaila. Meskipun tidak kencang, tetapi berhasil membuat Kaila cemberut.

"Jangan mikir aneh-aneh."

"Iya. Iya."

~~~

Akhirnya bus yang mereka kendarai berhenti di pusat kota Sapporo. Keduanya harus sedikit berjalan kaki untuk bisa berada di Taman Odori.

"Capek, La?" Juno merasa takut jika gadis itu kelelahan dan berujung sakit. Perjalanan Kaila di Jepang baru dua hari. Jangan sampai ia sakit di sisa waktu liburnya.

"Capek. Tapi seneng." Seulas senyum muncul di wajah gadis itu. Hidungnya terlihat sedikit merah karena kedinginan.

Juno menggenggam tangan kiri gadis itu yang terbungkus sarung tangan. Kedua tangan mereka saling bertautan meskipun terhalang kain tebal.

Pohon-pohon tanpa daun berdiri berjejer di jalan menuju taman Odori. Batang-batangnya masih kokoh menahan tumpukan salju di setiap ranting. Pohon cemara yang daun-daunnya tak gugur meskipun di musim dingin, masih berdiri tegak di pinggir-pinggir jalan.

JASA PACAR SEHARI ( END ✔️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang