| 27

638 95 27
                                    

Follow me, please :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow me, please :)

Happy Reading 🙇🏻‍♀️

Waktu menunjukan pukul dua dini hari. Cowok dengan celana jeans hitam yang dipadukan dengan kaos oblong warna putih, tak lupa jaket hitam yang membalutnya. Sedang berjalan mengendap-endap seolah tak ingin ada yang mendengar langkah kakinya.

Lampu tengah rumahnya sudah padam, pertanda bahwa penghuni rumah sudah terlelap ke alam mimpi. Cowok itu menenteng sepatu di tangan kirinya, serta tangan kanannya digunakan untuk memijit kepala yang terasa pening.

Ia menyesal karena telah tergoda untuk mencicipi minuman alkohol yang ditawarkan temannya dan mengakibatkan pening menghujani kepala.

Saat kaki kanannya menginjak anak tangga pertama, seketika lampu rumah besar itu menyala. Seorang pria paruh baya berjalan menghampiri pemuda itu, yang tak lain adalah putranya.

"Dari mana saja kamu? Kenapa jam segini baru pulang?" Bariton tegas itu membuat si cowok otomatis mengurungkan langkahnya, disusul dengan membalikan tubuh tegapnya.

Sehun, cowok itu. Mendengus dan berniat untuk kembali melangkah tanpa menghiraukan tatapan tajam sang papi.

"Kenapa jam segini baru pulang?" Firman mengulang kembali pertanyaan dengan nada menuntut.

"Gak usah peduliin aku," ketusnya.

Firman semakin menatap tajam putranya. "Kamu anak Papi. Papi peduli sama kamu," balasnya jujur. "Kamu minum?" tanya pria itu, walaupun mereka berdiri berjauhan Firman bisa melihat mata merah sang putra.

"Jangan bertingkah seolah Papi peduli sama aku. Mau minum atau enggak itu urusan aku. Dan peduli? Papi aja sering pergi ke luar kota, bahkan luar negeri. Demi kerjaan papi, yang tujuannya untuk balas dendam sama rekan bisnis papi yang dulu pernah nolak cinta papi, iyakan?! Sehun tau semuanya Pi. Papi ngga ngertiin perasaan mami apa? Papi juga punya keluarga disini, hidup papi bukan untuk kerja, kerja, dan kerja doang!"

"Kamu salah paham, Sehun. Papi ngga kerja demi balas dendam sama rekan bisnis papi yang dulu! Papi cuman mau buktikan ke dia kalau papi ngga pantes di tolak saat papi ngajuin kerja sama dengan perusahaan wanita itu, udah."

Firman menatap Sehun lekat. "Dan papi cuma takut, dengan seringnya kamu minum dan merokok seperti itu bisa merusak kesehatan kamu. Kamu itu ketua OSIS di SMA kakek kamu, jangan sampai kamu merusak citra kakek dan SMA Garuda karena kamu ngga bisa kasih contoh yang bagus ke siswa siswi nya. Papa ada denger dari guru-guru disana tentang kamu, katanya kamu sering lalai sama urusan kesiswaan di sekolah. Kamu seharusnya lebih bisa bertanggung jawab atas kesiswaan di sekolah! Dan Papi kerja sampe keluar negeri itu juga buat kamu juga buat mami kamu. Bukan untuk buktiin itu aja."

Memilih Kamu || VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang