| 33

636 98 33
                                    

Chapter ini agak panjang, mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter ini agak panjang, mungkin.

Happy Reading 🍫

"Aku 'kan udah bilang, Bang. Gak usah bikin acara kayak gitu, cukup potong kue bareng mama, papa, sama Abang aja. Itu udah cukup buat aku."

Seokjin yang masih bersikeras membujuk adiknya pun kembali berujar. "Ini 'kan sweet seventeen kamu, Dek. Harus dirayain dong, sekali seumur hidup loh. Lagian kamu tinggal undang temen kamu buat dateng aja, semuanya udah Abang siapin," bujuk Seokjin.

Jisoo memutar bola matanya kesal. "Aku yang ulang tahun, kok Abang yang pusing."

"Bukan gitu, Abang 'kan pengen ngasih sesuatu buat ulang tahun kamu yang ke tujuh belas." Seokjin masih kekeuh.

Jisoo menghela napas. "Tinggal kasih aku uang sekoper kalo mau bikin aku seneng." Jisoo membenarkan posisi duduknya. "Abang gini karena mau nyogok aku biar gak marah lagi, 'kan?" cecarnya menuntut.

"Mana ada, Abang ikhlas kok ngasih Viandra sehari buat ulang tahun kamu." Seokjin tak terima dituduh yang tidak-tidak, padahal acara ini sudah ia rencanakan dari jauh-jauh hari. Jauh sebelum ia bertengkar dengan Jisoo.

"Dihh sok baik banget," cibir Jisoo julid.

Seokjin menatap Jisoo kesal, yang dibalas dengan raut wajah mengejek gadis itu.

Karena melihat raut menyebalkan yang Jisoo tampilkan membuat Seokjin menjadi kesal. Pemuda itu langsung memiting leher Jisoo dengan tangan kanannya.

"Udah dikasih acara gratis, ehhh malah gak tau terima kasih," sarkas Seokjin.

Jisoo memekik. "Ihhh sakit, Abangggg. MAMA!! ABANG NIHH GANGGUIN CHU!!" teriaknya sembari meronta-ronta.

Karena mendengar pekikan putri bungsunya sesegera mungkin Micha menghampiri kedua anaknya. Padahal ia tadi sedang sibuk membuat kue, kakak beradik itu malah membuyarkan konsentrasinya.

"Ada ap-ADUH ABANG!! ITU ADEKNYA KESAKITAN, LEPASIN, BANG!!" seloroh Micha heboh.

Mendengar teriakan Micha yang memenuhi penjuru ruangan, Seokjin lantas melepaskan tangannya dari leher sang adik. Ia sudah bersiap akan disemprot habis-habisan oleh kanjeng mamanya.

"Abang apa-apaan sih? Gak boleh gitu sama adeknya."

Seokjin meringis, memberi ruang untuk sang mama duduk di antara ia dan Jisoo.

"Enggak, Ma. Kita tadi tuh cuman bercanda," alibinya.

"BERCANDA MATAMU!! Leher Chu sakit tau." Jisoo merengut kesal.

"Aww!" pekik Jisoo karena mendapat sentilan di dahinya dari sang mama.

"Kamu juga gak sopan. Kakakmu lebih tua dari kamu, jangan meninggikan suara apalagi di depan Mama."

Memilih Kamu || VSOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang