~~ᘛ~~
Empat gadis yang menjadi teman Syahla beberapa menit lalu, terlihat sibuk melipat mukena. Adapun yang sudah selesai membereskan mukena dan tinggal memakai jilbab. Berbeda jauh dengan Syahla yang terlihat begitu santai tanpa beban.
"Habis ini ngapain?" Tanya Syahla.
"Lah, lupa kasih tau deh. Habis ini kita ngaji La, ayo kamu siap-siap. Kalo kita telat, kita bisa kena takdzir." Ujar Intan.
Syahla menggaruk pelipisnya.
"Ayo Syahla, perlu aku pakein kah kerudungnya?" Kanaya gemas dengan Syahla yang terlihat santai.
"Boleh. Gue juga gak terlalu rapi kalo pake kerudung." Ujar Syahla diluar dugaan. Gadis itu mengambil kerudungnya seraya menggenggam jarum pentul.
"Sini." Ujar Intan seraya mengambil jarum pentul yang digenggam Syahla. Intan sudah selesai merapikan mukena, ia hanya tinggal menunggu yang lain. Maka dari itu, ia pun membantu Syahla memakaikan kerudung.
"Wuih, pinter bener makeinnya. Thanks ya," Ujar Syahla. Intan mengangguk.
"Ayo!" Ajak Intan pada Kanaya dan Novi yang terlihat sudah siap.
"Eh tungguin!" Jangan tanya siapa, Azka lah jawabannya. Gadis lemot itu selalu lelet dalam hal apapun. Walau begitu, ia sangat rajin mengaji dan tadarus Al-Qur'an.
Novi mendengus kesal. Sementara Intan hanya menghela nafasnya.
"Kita telat, salahin Azka!" Ujar Kanaya kesal.
"Ayo." Disaat Naya mengucapkan kata-kata mutiaranya, disitulah Azka panik.
Mereka berlima pun pergi ke aula tempat mengaji kitab santri. Beruntung, mereka belum telat. Tepat pada saat mereka duduk, seorang laki-laki muda berwibawa dengan menggunakan kemeja berwarna biru muda lengan panjang berpadu dengan sarung hitam bermotif, datang. Laki-laki itu kemudian duduk didepan barisan para santri.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Ucap laki-laki itu.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab para santri serempak.
"Kaifa halukum?" Tanya laki-laki itu.
"Alhamdulillah, Nahnu bil Khair Wal 'Afiat." Balas para santri lagi.
Syahla melongo tak mengerti. Perempuan itu menggaruk kepalanya pelan.
"Alhamdulillah. Untuk sementara waktu, saya akan menggantikan Abi untuk mengajar kalian. Jadi mohon kerjasamanya, patuhi tata tertib yang ada selama mengaji. Fahimtum?"
"Fahimna." Jawab para santri.
"Kalian ngomong apa sih?" Tanya Syahla polos pada teman-temannya.
"Sttt. Jangan berisik La, yang ngajar bukan Abi. Kali ini Gus Azzam, anak Abi yang ngajar. Beliau tegas, kalo kita gak mematuhi peraturan, bisa-bisa otak kita meledak akibat hukuman yang dikasihnya. Dia kalo ngasih hukuman tuh, gak main-main. Ngafal setengah juz Al-Qur'an. Gimana, sanggup kamu?" Tanya Novi.
Syahla menggeleng cepat. "Ampun." Ujarnya memelankan nada bicaranya.
"Dia Gus Azzam La, sementara waktu dia yang gantiin Abi ngajar. Pas banget kamu baru dateng kesini disambut Gus Azzam." Ujar Intan seraya terkekeh. "Kalo nggak salah tadi kamu mau tanya sama aku pas mau sholat tentang dia. Kenapa?" Tanyanya.
Syahla melirik ke depan menatap Azzam sejenak kemudian beralih, kembali kepada Intan.
"Oh, gak papa kok. Gak jadi," Jawab Syahla. Perempuan itu pun kembali menatap Azzam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...