24

5.4K 312 11
                                    

*****

Sore hari telah tiba, kondisi Syahla sudah benar-benar membaik. Ia rasanya ingin segera kembali ke pesantren karena tidak betah disini. Padahal sebelumnya ia enggan untuk pulang dengan alasan tidak ingin bertemu Azzam.

Seusai makan siang tadi, Azzam tiba-tiba saja mengantuk. Ia pun tidur setelah duduk berdiam diri untuk menurunkan makanan yang telah dimakannya tadi. Hingga saat ini, lelaki itu belum juga terbangun.

Berbeda dengan Syahla, ia malah sebaliknya. Tidak bisa tidur siang ini. Menatap wajah Azzam yang tenang dan damai, tidak pernah bosan. Sangat berbeda ketika laki-laki itu tersadar, sangat menyebalkan!

Tanpa disadari, Syahla mengukir senyumnya kala melihat suaminya tertidur. Sangat tampan! Syahla memuji dalam hati, karena ia takut Azzam hanya pura-pura tertidur. Bahaya kalau Azzam mendengarnya, mau ditaruh dimana wajahnya? Dan lagi, pasti laki-laki itu akan ke-geer-an.

'Kamu sebenernya ganteng, Mas. Tapi aku gak mau muji didepan kamu. Nanti kamu kepedean.' Batin Syahla.

Puas memandangi wajah Azzam, Syahla pun terbangun. Duduk, kemudian berdiri dan pergi meninggalkan Azzam yang sedang tertidur.

Membuka pintu, mencari keberadaan sang Bunda. Ternyata Bundanya sedang mengobrol dengan Abangnya.

Awalnya Syahla ragu untuk ikut nimbrung, akan tetapi Bunda terlebih dahulu melihat bayangan Syahla yang sepertinya sedang mengintip.

"La, Sini!" Ujar Salha disofa ruang tengah.

Syahla pun memberanikan diri untuk menghampiri mereka berdua. Dengan perasaan ragu, takut dan canggung bercampur menjadi satu.

"Gus Azzam mana?" Tanya Salha menarik Syahla agar duduk.

"D-di kamar, lagi tidur." Jawab Syahla.

Salha mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Assalamualaikum." Ucap seseorang dari luar sana.

"Waalaikumussalam."

"Bun, Abang aja." Ali yang seakan tahu apa yang akan Salha lakukan, pun menghentikannya. Salha mengangguk sebagai jawaban. Ali meninggalkan Salha dan Syahla ditempat.

"Bun, Abang masih marah ya, sama Ala?" Tanya Syahla.

Salha menggeleng sebagai jawaban. "Nggak La, dia nanyain kondisi kamu tadi pagi. Dia khawatir sama kamu." Jawab Salha. "Kamu tau kan sifat Abang kamu, dia marah sebentar, kalo emosinya udah mereda pasti ngajak ngomong lagi." Lanjutnya.

"Tapi kemarin Abang beneran marah sama Ala .." lirih Syahla seraya menunduk.

Salha menghela nafasnya, "Kamu sadar gak, kalo itu demi kebaikan kamu? Bunda paham diposisi Abang, pasti capek banget. Ngurusin ini itu, santri juga nggak cuma satu-dua yang melanggar peraturan. Ditambah kamu yang malah tiba-tiba dateng kesini, ngadu ini itu padahal ini salah kamu sendiri? Kebayang gak pusingnya gimana?"

Syahla mengangguk dengan kepala yang masih menunduk.

"Jangan lagi-lagi ya. Inget, hargai dia sebagai suami kamu selagi masih ada. Banyak orang merasa kehilangan karena telat menghargai. Jangan sampai kamu jadi salah satu dari orang itu."

Azzam: Married By Promise (Revisi & End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang