08

6.6K 353 2
                                    

~~ᘛ~~


"Jadwal sekarang apa nih? Belanja udah kemarin, main udah puas..." Kanaya mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuknya.

"Waktunya....tidur!" Novi memetik jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Nah betul!" Ujar Kanaya.

"Astaghfirullahaladziim Mbak, memang nyoret kitab sudah selesai?" Tanya Intan.

"Udah dong!" Jawab Kanaya dan Novi bersamaan.

"Ya udah berarti waktu membacanya, emang udah?" Tanya Intan lagi.

Kanaya cengengesan.

"Belum sih, tapi...mager, hehe."

Intan menggelengkan kepalanya. Kemudian, perempuan itu mengambil bantal dan menaruhnya diatas kasur yang sedang didudukinya.

"Eh eh mau ngapain ini?" Tanya Novi.

"Tidur lah." Jawab Intan santai.

"Dih, dirinya yang ngomong dirinya juga yang kemakan omongannya. Kenyang Mbak makan omongan sendiri?" Cibir Novi.

"Berisik!" Intan tak menghiraukan teman-temannya. Perempuan itu tidur dengan membelakangi ketiga sahabatnya, tidak termasuk Syahla.

"La, tidur aja. Masih ada waktu buat tidur, sebelum Dzuhur kita bangun." Ujar Intan kepada Syahla yang kini berada dihadapannya.

"O-oh gitu, oke." Balas Syahla.

"Ya udahlah tidur aja. Ayo Nay tidur!" Ajak Novi. Kanaya menganggukkan sebelum membaringkan tubuhnya diatas kasur.

Syahla memandangi teman-temannya yang sudah tidur dihadapannya. Hanya tinggal Azka yang masih rajin dengan kitab kuning ditangannya.

"Heh Lo!"  Panggil Syahla sedikit berbisik agar tidak mengganggu tidur temannya. Namun, yang dipanggil belum menoleh.

"Ssttt! Woy!" Berhasil. Azka menoleh.

"Hm? Saya Mbak?" Tunjuk Azka dengan meletakkan telapak tangan didepan dada.

"Iya, Lo! Dari tadi di panggil gak nengok-nengok Lo." Ujar Syahla. Azka menggaruk kepalanya seraya tersenyum kaku.

"Setiap gue ngeliat Lo, kayanya Lo selalu megang buku begituan. Udah tulisannya pusing, gak kebaca. Emang gak bosen Lo ngadepin tulisan kaya gitu?" Tanya Syahla. Terbesit pertanyaan didalam benaknya, apakah temannya yang satu itu tidak ada lelahnya kah setiap hari membaca buku digenggamannya itu?

Azka menggeleng. "Nggak. Ummah-ku yang nyuruh, kalo aku lagi sedih di asrama dan lagi ngerasa pengen pulang, ummah perintahin aku buat baca kitab ini." Jawab Azka.

"CK, membosankan." Syahla kemudian membaringkan tubuhnya menghadap Intan. Gadis itu mencari posisi yang sekiranya nyaman untuk ia tidur. Akan tetapi, tidak ada satupun posisi yang membuatnya nyaman. Ia tidak bisa tidur.

'Anjir, gak bisa tidur. Gue harus apa?' Batin gadis itu. Ia kemudian menghela nafasnya.

"Emang kalo kita mau pulang, waktunya harus diatur gitu?" Syahla kembali bertanya kepada Azka tanpa mengindahkan posisi tidurnya yang berhadapan dengan Intan.

Azzam: Married By Promise (Revisi & End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang