15

7.5K 404 12
                                    

*****

Azzam keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya. Selepas menghukum Syahla tadi, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Ceklek

Pintu kamar Azzam terbuka. Mata Azzam tertuju pada Syahla yang sedang merebahkan tubuhnya di ranjang miliknya. Tatapan yang datar seperti melupakan sikapnya yang tadi hampir membuat Syahla ingin menarik bulu matanya yang panjang karena saking menyebalkannya sikapnya itu.

"Apa Lo liat-liat?!" Lah kok ngegas.

"Ngapain?" Tanya Azzam.

"Lo gak liat gue lagi ngapain?"

"Mau mengintip saya pakai baju, hm?" Lagi, sikap menyebalkan itu muncul kembali.

"Apa sih! Otak Lo harus di sapu ya?! Mau gue bantu sapuin, sini!" Ujar Syahla. Azzam mendekati gadis itu. Kepalanya ia arahkan pada istrinya.

"Eh eh apa-apaan nih! BASAH AGUSS!!" Syahla menggeserkan tubuhnya kesana kemari.

"Sapuin." Ujar Azzam.

"

Nggak nggak, gue becanda. Astaga, dianggap serius aja." Gumam Syahla.

Terdiam beberapa saat. Azzam mengambil baju yang lebih terlihat formal dari sebelumnya. Sebelumnya ia hanya memakai kaos putih dan sarung hitam. Sekarang ia mengeluarkan koko berwarna abu-abu miliknya dari dalam lemari.

Berbalik dan mengangkat salah satu alisnya dan berkata, "Masih disini?" Tanyanya pada Syahla yang sudah duduk.

"Kenapa? Gak boleh? Oh, gue tau Lo ngusir gue secara halus? Kan?" Syahla menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Azzam menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Suudzon, gak baik." Ujarnya. Ia pun membuka lemarinya dan menaruh kembali koko yang akan ia pakai tadi ke tempatnya.

Azzam mengambil sebuah jaket berwarna hitam miliknya dan mengeluarkannya. Jaket tersebut kemudian ia pakai tanpa mengganti dalaman kaos putihnya.

"Mau kemana Lo pake baju begitu? Mau jadi preman?" Tanya Syahla.

Azzam tak menghiraukannya. Ia mengambil peci hitam miliknya diatas nakas. Sebelum memakai peci tersebut, Azzam menyugar rambut depannya yang panjang, ke belakang. Terlihat memukau di mata Syahla. Syahla akui, salah satu bagian tubuh milik Azzam yang membuatnya terpesona adalah rambut belah Azzam. Tetapi kembali lagi, hanya karena gengsi yang berlebihan, ia tidak mau membuat Azzam kegeeran.

"Oh, mau tebar pesona. Oke-oke, gue bisa lebih dari itu." Sindir Syahla.

Azzam melirik Syahla sejenak. "Ikut saya, bersiaplah!" Ujarnya.

Syahla beralih melihat Azzam yang sedang bercermin dan merapikan kerah jaketnya. "Mager amat, mending main."

"Saya tau kamu cemburu karena ketampanan saya banyak dilihat orang. Ayo ikut, kamu bisa liat apa yang saya lakukan." Ujar Azzam.

"Idih pede Lo tingkat dewa! Turunin dikit geh." Ujar Syahla. Azzam berusaha menahan senyumnya.

"Senyum-senyum aja, gak usah ditahan. Muka Lo udah kaya marmut nahan berak!" Celetuk Syahla. Azzam pun menampilkan ekspresi datarnya.

"Udah ah, gue cuci muka dulu biar cakep. Tungguin gue Lo! Berani ninggalin, gue gorok leher Lo!" Ujar Syahla sebelum melangkah pergi menuju kamar mandi.

Azzam: Married By Promise (Revisi & End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang