21

6.2K 306 9
                                    

*****

Syahla benar-benar pulang tanpa pamit kepada Azzam atau keluarga Ndalem. Kini ia sedang mengadu dipangkuan Bundanya.

"Bun, Ala gak mau pulang, Ala mau cerai aja, Ala cape Bun." Ujarnya beruntun.

"Jangan murah-murah buat ngucapin kata pisah La, setan senang melihat itu. Dia ketawa ngedenger kamu bilang kata itu."

"Dia jahat Bun, Ala benci! Dia berani ngobrol sama perempuan dibelakang Ala Bun!"

"Bisa jadi kamu salah paham. Bunda gak bisa ikut campur urusan kamu, karena ini termasuk aib suami kamu. Tapi tolong, pertahankan hubungan kalian." Ujar Salha seraya mengelus kepala Syahla.

"Bunda ngebela dia?" Tanya Syahla dengan wajah cemberut.

Salha menghela nafasnya panjang.

"Assalamualaikum." Ucap seorang laki-laki dari arah pintu.

"Waalaikumussalam." Jawab Syahla dan Salha.

"Loh La? Baru kemaren Pulang, kok pulang lagi?" Tanya Ali seraya mencium tangan Salha.

"Tanya sama adik ipar Abang sono!" Kesal Syahla.

"Kamu kali yang bandel." Ujar Ali.

"Tau ah, semua cowo sama aja. Sana pergi jauh-jauh!"

Dilain tempat, seorang perempuan datang ke rumah laki-laki yang tak lain adalah putranya. Dia berniat untuk memberikan baju milik putranya yang tertinggal dirumahnya.

"Assalamualaikum, Le."

Tok tok tok

"Le, Nduk, ini Umi."

Ceklek

"Gak dikunci rupanya." Gumam perempuan itu.

Perempuan itu masuk ke dalam rumah itu dan terus memanggil karena belum ada sahutan sedari tadi.

"Le, ini bajumu tertinggal—Astagfirullah, kamu kenapa toh?" Umi Salma segera menghampiri Azzam yang tergeletak dibawah kursi dapur.

Azzam dengan wajah merahnya mampu membuat Umi Salma panik bukan main. Umi Salma segera meraba kening putranya yang ternyata demam. Wajah putranya yang nampak sayu membuat Umi Salma dapat merasakan apa yang Azzam rasakan.

"U-umi ..." Lirih Azzam.

"Iya Le, ini Umi. Kenapa bisa begini Le?" Azzam menggeleng pelan dengan memaksakan senyuman.

"Umi panggilkan Abi. Kamu bertahan disini ya Nak." Ujar Umi. Azzam mengangguk lemah.

Umi pun bangkit. Dilihatnya bekas piring berminyak berwarna merah cabai. Umi menduga bahwa Azzam telah memakan makanan pedas yang merupakan alergi Azzam.

Umi memejamkan matanya sejenak. Kenapa bisa Azzam sampai memakan makanan pedas, padahal ia tahu bahwa ia alergi pedas? Dan lagi, kemana Syahla?

Umi kembali menatap Azzam yang sudah lemah. Ia harus cepat-cepat memanggil dokter untuk segera menangani putranya.

*****

"Iya-iya terus-terus!! GOALLL!!!" Syahla berjingkrak-jingkrak kesetanan melihat tayangan bola di televisi.

"Biasa aja kali neng." Ali yang berada disampingnya bergidik ngeri.

"Udah izin sama Azzam?"tanyanya.

Azzam: Married By Promise (Revisi & End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang