*****
Syahla saat ini sudah berada diatas ranjang. Padahal, waktu mengaji belum selesai. Dia absen mengaji lagi karena sepulang dari rumah Bundanya, Syahla mabuk kehamilan. Beruntung ada Azzam yang selalu siaga.
"Mas ..." lirihnya mulai bosan karena sudah hampir satu jam ia berbaring diatas ranjang.
"Kenapa sayang? Kamu mau sesuatu?" Tanya Azzam menunda aktivitas membaca kitabnya.
"Bosen ..." rengek Syahla.
"Mau main?" Tanya Azzam.
"Pengen main hp, tapi takut lupa waktu, kelamaan nanti pusing, mual lagi." Syahla mengerucutkan bibirnya.
"Jadi? Kamu gak mau sesuatu kan?"
Syahla menggeleng. Detik berikutnya ia berdiri dan berlari cepat menuju wastafel. Memuntahkan lagi isi perutnya. Setelah mereda, Syahla kembali berbaring lagi diatas ranjang.
Ia kemudian menghela nafasnya lelah.
Melihat Syahla bolak-balik kamar mandi, membuat Azzam tidak tega rasanya. Kalau bisa pun, dia ingin menggantikan posisi Syahla. Biarkan dia lelah bolak-balik kamar mandi daripada harus melihat Syahla menderita.
Azzam menutup kitabnya, melepas kacamatanya dan menaruh keduanya diatas nakas. Kemudian menghampiri Syahla. Tangannya tiba-tiba menyelusup kedalam baju Syahla, mengelus perut Syahla yang masih lumayan rata dengan halus dan lembut.
"Sayang anak Abi, dengar ya. Jangan buat Umma-mu menderita. Tenang-tenang didalam sana. Abi disini sayang," Azzam mengucapkannya halus. Seolah-olah janin yang ada didalam perut Syahla bisa diajak berbicara.
Melihat itu, Syahla menahan senyumnya. Hangat. Azzam sangat hangat.
Azzam kemudian mengelus rambut Syahla yang sedikit basah oleh keringat. Kemudian mengecup kening Syahla cukup lama.
"Maaf, kamu jadi menderita karenanya." Ucap Azzam.
Syahla tersenyum. "Gak papa Mas. Masih ada orang yang belum bisa ngerasain nikmatnya mual kehamilan ini diluar sana. Aku bersyukur karena aku bukan salah satu dari mereka."
Azzam tertegun oleh penuturan Syahla. Ingin sekali berterima kasih banyak-banyak kepada Allah yang sudah memberikan semuanya.
"Mas ..." ujar Syahla.
"Hm? Kamu mau sesuatu?" Tanya Azzam.
"Boleh aku minta sesuatu? Aku gak tau kenapa tiba-tiba mikir itu .." ujar Syahla.
"Iya, kenapa? Katakan apapun, Mas akan turuti." Ujar Azzam.
"Mm, gimana ya aku ngomongnya Mas? Aku .." Syahla menjeda kalimatnya. Azzam masih menunggunya dengan mengangkat sebelah alisnya.
"A-aku ..."
"Heem?"
"Aku mau ... aku ..."
Syahla menjeda ucapannya lagi.
"Iya sayang katakan. Jangan ragu-ragu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...