*****
Lusa telah tiba. Hari dimana Intan akan berpindah asrama. Umi tahu bahwa Intan akan pindah asrama, tetapi tidak dengan masalah yang dialami oleh Intan. Sebisa mungkin gadis itu tutupi agar tidak semua orang tahu. Ia melakukan hal demikian karena tidak mau orang-orang mengiba kepada dirinya.
"Nduk, kenapa kamu memberitahukan Umi mendadak sekali? Apa yang mendorongmu untuk berhenti tinggal disini? Selama ini kamu bertahan tinggal di asrama ini apa ada yang mengganjal dihatimu?" Umi bertanya secara beruntun.
"Bertanyalah satu-satu." Tegur Abi yang duduk bersebelahan dengan Umi.
"Ah iya maaf." Ucap Umi. Umi begitu menyayangkan Intan yang akan pindah itu. Intan baik, pintar, pun juga ketua asrama. Jika dia pindah, siapa yang akan menggantikan posisi Intan?
"Baik Umi, sebelumnya Intan minta maaf. Intan sebenarnya masih ingin sekali mengabdi disini. Tapi ada permasalahan yang membuat Intan terpaksa berhenti mondok disini. Bukan permasalahan besar, hanya masalah kecil tapi Intan gak mau merepotkan orang banyak termasuk keluarga Umi."
"Kamu gak pernah merepotkan Umi, justru Umi merasa terbantu dengan adanya kamu. Tapi kalau boleh tau, permasalahan apa yang sampai membuat kamu ingin berhenti mengabdi disini Nduk? Maaf jika Umi lancang."
"Maaf Umi, Intan gak bisa ceritain masalah ini. Ini masalah pribadi Intan. Tapi Intan gak apa-apa kok, Umi gak perlu khawatir. Intan minta keridhoan Umi sama Abi aja."
"Baik-baik, kami mengizinkan kamu untuk berpindah asrama. Semoga dengan keputusan yang kamu ambil menjadi awal dari segala kesuksesan kamu ya Nduk. Kami hanya bisa mendoakan, selebihnya berusahalah hingga keinginanmu tercapai." Ujar Abi bijak.
"Aamiin, terimakasih Abi, Umi." Ucap Intan seraya menunduk.
"Betah-betah dipesantren barunya ya. Semoga dengan ini kamu akan menjadi manusia yang lebih baik lagi." Ujar Umi seraya tersenyum.
Intan mengangguk membalas senyuman Umi. "Aamiin."
*****
"GAMAU TAU, POKONYA AKU HARUS IKUTT!!" Pekik Kanaya dengan air mata berlinang. Pernyataan yang barusan dilontarkan oleh sahabatnya Intan, benar-benar membuatnya syok. Bukan mengapa, ia benar-benar sedih karena akan berpisah dengan sahabatnya. Dan lagi, dia kecewa bukan main karena Intan memberitahu dirinya bahwa mereka akan berpisah, secara mendadak. Kalau tidak mendadak, Kanaya bisa menghabiskan waktu bersama dengan Intan.
"In, kita sebenernya kecewa sama kamu. Kenapa kamu baru ngasih tau kita sekarang? Harusnya dari kemarin-kemarin biar kita bisa main dan habiskan waktu sama-sama bareng kamu." Lirih Novi.
"Maaf ..." Intan jadi merasa bersalah.
"Kamu La? Kamu tau kalo Intan mau pindah?" Tanya Novi.
Syahla mengangguk santai.
"Kenapa La? Kita sama Intan lebih lama sahabatan daripada kamu?! Kenapa cuma kamu yang tau?!" Celetuk Kanaya.
"Huss udah Nay, ngomong apa kamu ini! Kita semua sahabat. Syahla yang nyaranin aku pindah di pesantren milik almarhum ayahnya. Ini juga atas dasar kemauan aku. Stop salahin Syahla!" Ujar Intan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...