45

895 36 0
                                    

WARNING!!!
Part kedepan butuh tissueee segudang!!

*****

Seperti biasa, pagi ini keluarga kecil Azzam melakukan sarapan bersama. Hanya bertiga. Itupun Azzam sebelumnya sempat menolak makan bersama dengan alasan ingin memakan bubur dengan hasil buatan sendiri.

Sempat merasa aneh, namun kembali lagi, sepertinya benar. Azzam mengalami syndrome couvade. Jadi, Syahla ikuti saja permintaan Azzam kali ini.

Saat memasak tadi, Syahla terus menemani Azzam. Takut laki-laki itu salah menaruh garam dan gula. Dan, benar saja, bubur belum matang, Azzam berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan cairan dari dalam perutnya. Alhasil, Syahla yang meneruskan membuat bubur itu.

Ketika Syahla mencobanya, bubur itu terasa manis. Syahla berniat untuk menggantinya, namun Azzam menolaknya. Ia suka bubur yang manis dan asin. Jadi, tak masalah baginya soal rasa itu.

"Abi kok cuma makan bubur? Ini ada sayur kesukaan Abi," ujar Nizam.

Azzam tersenyum. "Pagi ini, Abi ingin makan bubur. Jadi, tidak masalah kan, Abi hanya makan bubur?"

Nizam mengangguk.

Melihat keadaan Azzam yang semakin hari terlihat semakin buruk, badan Azzam yang akhir-akhir ini pun agak kurus, kelopak mata yang sedikit hitam, dan bibir yang tak tampak merah seperti biasanya, membuat Syahla iba. Sepertinya pagi ini Azzam tak harus menggantikan dirinya pergi mengantarkan Nizam ke sekolah.

"Mas, kamu istirahat aja ya. Nanti aku minta tolong temen aku biar anterin Nizam," ujar Syahla.

"Teman kamu tidak keberatan?" Tanya Azzam.

Syahla menggeleng. "Mereka senang sama Nizam," jawab Syahla.

Azzam tersenyum kemudian mengangguk. "Baiklah."

"Abang pagi ini sama kakak aja ya?"

Nizam mencerna ucapan Syahla, kemudian mengangguk.

Setelah beberapa menit, sarapan bersama pun berakhir. Syahla merapikan bekas makan keluarga kecilnya ini.

"Biar mas bantu." Azzam mengambil setumpuk piring yang Syahla bawa.

"Gak perlu mas, mas istirahat aja." Tolak Syahla secara halus.

"Tidak apa-apa, mas hanya membantu membawakan ini saja." Azzam segera menarik piring yang ada ditangan Syahla. Ia kemudian berjalan menuju tempat cuci piring.  Menyalakan keran dan mencuci piring. Yang katanya hanya membawakan, tidak. Azzam selalu seperti itu.

"Mas, udah biar aku aja."

"Kamu panggilkan temanmu saja yang akan mengantar Nizam," ujar Azzam.

Syahla menghela nafasnya. Azzam selalu keras kepala. Ia jadi tak bisa membantahnya. Jadi, Syahla segera pergi meninggalkan ruang makan, untuk memanggil temannya.

"Abi, boleh Abang bantu?" Nizam menawarkan bantuan. Saat ini, bocah itu sudah berada di samping Azzam. Jadi, saat Azzam menoleh ke samping, ia sudah mendapati Nizam yang sedang mendongak menatap dirinya.

Melihat itu, Azzam pun tersenyum. "Boleh sekali." Setelahnya, Azzam mulai melanjutkan aktivitasnya, mencuci piring.

Prang

Bersamaan dengan kepala Azzam yang berdenyut tak karuan. Tubuhnya melemas dan tangannya bergetar.

"Abi!" Nizam kecil menggeserkan tubuhnya menjadi berhadapan dengan kaki Azzam. Tangannya berusaha menguatkan Abi-nya yang hampir akan jatuh.

Azzam: Married By Promise (Revisi & End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang