*****
Melihat Syahla yang tampak lelah, Azzam membiarkannya tertidur kembali. Laki-laki itu ikut tidur disebelah Syahla dengan memeluk tubuh kecil istrinya. Memastikan Syahla benar-benar tidur dan istirahat yang cukup.
Tidak bosan Azzam memandang wajah Syahla. Terlihat kelelahan namun tidak mengurangi kadar kecantikannya. Mengelus pipi Syahla dengan jarinya, tanpa melunturkan senyumannya sedari tadi.
"Bidadari surgaku." Gumamnya.
Cup
Puas memandangi wajah Syahla, Azzam mengintip jam yang terlilit pada pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan pukul 11.56 siang. Waktunya ia bersiap untuk segera melaksanakan sholat. Dengan perlahan, ia menarik tangannya yang tertindih oleh tubuh Syahla. Akibatnya, Syahla pun menggeliat pelan.
"Ssstt, tidur lagi sayang." Azzam menepuk-nepuk lengan Syahla. Syahla pun kembali tidur.
Azzam segera bergegas untuk melaksanakan sholat dan meninggalkan Syahla dikamarnya sendirian.
Allahuakbar Allahuakbar
"Alhamdulillah." Ucap Salha yang sedang duduk diruang tengah. Ia pun segera mematikan siaran televisi, lalu bergegas mengambil wudhu.
Ceklek
Suara pintu terbuka dari kamar Syahla membuat Salha menghentikan langkahnya. "Assalamualaikum Bun, Azzam izin tinggalin istri Azzam sebentar. Azzam mau ke musholla." Ujar Azzam kepada Salha.
Salha pun tersenyum kemudian mengangguk. "Oh iya-iya, makasih ya udah mau temenin Syahla." Ucap Salha.
Azzam mengangguk. "Itu sudah menjadi kewajiban Azzam, Bun." Jawab Azzam bijak. Bersyukur Salha memiliki menantu sesabar Azzam. Yang tahan dengan sifat bar-bar istrinya.
"Kalo begitu, Azzam duluan Bun. Assalamualaikum," Ucap Azzam.
"Waalaikumussalam." Jawab Salha.
Sebelum mengambil wudhu, Salha terlebih dahulu mengecek kondisi putrinya. Ia pun pergi ke kamar Syahla dan membuka pintu.
Ceklek
Salha tidak langsung membangunkan Syahla. Wanita itu meraba kening Syahla untuk memeriksa suhu tubuh Syahla, apakah menurun atau malah bertambah. Ia menempelkan punggung tangannya dan ternyata suhu tubuh Syahla menurun dan lebih baik dari sebelumnya. Salha pun merasa lega.
"La, bangun dulu yuk, sholat Dzuhur sebentar." Salha menepuk lengan Syahla pelan.
Syahla yang tadinya memejamkan matanya pun terbangun. Ia membuka matanya perlahan.
"Udah Dzuhur. Yuk sholat dulu sebentar. Masih kuat kan?" Tanya Salha.
"Lagi halangan Bun." Ujar Syahla lirih.
"O-oh. Ya udah kalo gitu. Istirahat aja lanjutin." Ujar Salha.
Syahla mengangguk pelan. Jika sudah terbangun seperti ini, bagaimana bisa ia tidur kembali?
Gadis itu akhirnya mengambil tasbih digital miliknya diatas nakas. Walaupun tidak sholat, setidaknya Syahla berdzikir untuk mengisi kekosongan waktunya.
Beberapa kali ia tekan tasbih digital ditangannya, bertauhid, bertasbih, dan bertahmid kepada Allah. Karena telah menciptakan skenario yang sangat indah. Akibat ulahnya sendiri, ia jadi sadar, betapa besar kasih sayang Azzam padanya. Laki-laki itu bahkan tidak marah padanya, padahal kesalahannya fatal menurutnya.
Tak terasa, air matanya meluruh. Rasanya sakit ketika membayangkan Azzam bisa tertawa lepas dengan kedua perempuan saat itu. Tidak dengannya. Benarkah ia cemburu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...