*****
"Bun Ala pulang ya," Ujar Syahla mengulurkan tangannya kepada Bundanya.
"Iya, baik-baik disana. Yang nurut sama suami kamu, jangan ngebantah kalo dinasehatin." Salha menasehati.
"Tergantung sih." Gumam Syahla.
"Heh! Kalo dibilangin .." Salha mendelik.
"Bun, Azzam pamit." Azzam mencium tangan sang mertua.
"Iya, hati-hati ya dijalan." Ujar Salha seraya tersenyum.
"Idih ke anak orang aja baik, ke anak sendiri ngomel-ngomel aja." Gumam Syahla seraya cemberut. Ia pun beralih kepada Ali yang tengah duduk disebelah Salha.
"Kamu yang bikin darah tinggi naik." Ali menjepit hidung Syahla setelah Syahla mencium tangannya.
"Ih, udahlah Bunda Abang sama aja." Ujar Syahla.
"Awas nanti Abang denger kamu ngulangi kesalahan yang sama lagi, jangan harap dapet belas kasihan." Ujar Ali.
"Hm." Syahla hanya membalasnya dengan gumaman pelan.
"Bang, saya pamit." Ujar Azzam.
Ali mengangguk. "Jaga adik saya ya, jangan sakiti dia. Kalo itu terjadi, saya akan pisahkan kamu dengan dia." Bisik Ali setelahnya.
Azzam mengangguk. Ia berjanji pada dirinya sendiri, akan lebih jaga diri dari godaan-godaan perempuan diluar sana. Ia akan menyayangi Syahla, dan mencintai Syahla seperti ia menyayangi Umi-nya.
"Kita pamit, assalamualaikum." Ucap Syahla.
"Waalaikumussalam." Jawab Ali dan Salha serempak.
***
"Assalamualaikum. Umi, Abi." Ucap Syahla seraya mencium punggung tangan Umi, dan Abi bergantian. Begitupun dengan Azzam.
"Waalaikumussalam." Jawab keduanya serempak.
"Oalah, cepat sekali. Katanya kamu sakit Nduk, benar?" Tanya Umi dibalas anggukan oleh Syahla.
"Lalu sekarang sudah pulang saja? Sudah sembuh?" Tanya Umi lagi.
"Alhamdulillah Umi, Syahla udah mendingan dari siang tadi udah membaik." Jawab Syahla.
"Alhamdulillah kalau begitu." Ucap Umi Salma. "Oh iya, kalian mau tidur dimana malam ini? Disini dulu juga ndak apa-apa. Kalian berdua sama-sama baru mendingan toh?" Lanjut Umi.
Syahla menatap Azzam, meminta jawaban kepada laki-laki itu.
"Tidak apa-apa Umi, kami disana saja. Kami tidak ingin merepotkan Umi." Ujar Azzam.
Dalam hati Syahla berkata, 'Set dah, sama keluarga sendiri aja formal banget. Salah tempat dah gue.'
"Loh, tidak merepotkan toh? Kamu ini sama Umi saja tidak enakan. Sudah kewajiban Umi menjaga kalian." Balas Umi.
"Ng-nggak Mi. Lagian kita udah baikan kok, udah sembuh juga. Nanti kalo ada apa-apa, kita yang kesini aja. Yakan M-mas?" Syahla menatap Azzam. Azzam pun mengangguk. 'Ck, dasar es! Ngomong panjang lebar cuma dijawab anggukan.' Gerutu Syahla dalam hati.
Umi sendiri senang melihat perubahan Syahla. Umi harap, semoga saja setelah ini tidak terdengar lagi masalah yang seperti kemarin-kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...