*****
Di taman tempatnya. Syahla melampiaskan semua emosi dan kesedihannya disana. Cuaca yang kurang mendukung tidak membuatnya beralih dari tempat itu.
"Hiks ... Ayah, Ala mau nyusul ayah aja .." lirihnya dengan air mata yang sudah lama meluruh.
"Capek yah. Kenapa harus ayah yang pergi duluan? Kalo ayah ada, pasti Ala gak sesakit ini ..." Gumamnya.
Pikiran Syahla terus berkecamuk. Andai saja ia tidak seceroboh itu, masalah ini pasti tidak akan terjadi.
Gleduk gleduk
Bunyi petir yang kian menyambar diseluruh penjuru, pantang membuat Syahla menghindar. Seolah menyambutnya dan menantang kehadiran sang halilintar, Syahla terlihat santai ditempatnya.
Hingga akhirnya langit menemani tangisan Syahla. Hujan turun membasahi tubuh Syahla. Tubuh gadis itu terlihat gemetar namun ia tak kunjung menghindar.
"Dingin ..." Lirihnya dengan kedua tangan menyilang, mengusap kedua bahu kecilnya.
Hujan semakin deras namun Syahla masih berada ditempat yang sama. Ia tak bergerak dari tempatnya sedikitpun.
Di seberang sana, seorang perempuan sedang menunggu kehadiran putrinya sedari tadi. Ia khawatir dengan kondisi putrinya yang tidak bisa berlama-lama dengan air.
"Ya Allah La, kamu gak pulang-pulang juga. Ini hujan, kamu dimana ..." Gumamnya.
"Maafin Bunda, La. Gak seharusnya Bunda terus-terusan marahin kamu. Gak seharusnya Bunda usir kamu tadi."
Hujan turun lebih lambat daripada sebelumnya. Hanya beberapa rintik-rintik yang turun. Salha segera mengambil payung dan mencari keberadaan Syahla yang entah ada dimana.
Mulai menelusuri tempat yang biasa Syahla tempati. Dimulai dari halaman, teras, dan terakhir, taman.
"Astagfirullah Syahla!" Salha menghampiri putrinya yang sudah terbaring lemah dibawah kursi taman.
"La, maafin Bunda." Ucap Salha kemudian membawa Syahla dan menuntunnya.
***
"Maaf sayang, Bunda seharusnya gak nyuruh kamu pergi tadi .." lirih Salha.
Syahla terbaring diatas kasur dengan wajah yang pucat pasi.
"Makan dulu ya." Bujuk Salha. Syahla menggeleng lemah. Tak terasa setetes air mata meluruh tanpa izin. Ia lelah dengan hidupnya.
"Sedikit aja, ya?" Salha membuka mulut Syahla paksa agar putrinya mau makan. Dan akhirnya sesuap nasi masuk ke dalam mulut Syahla.
Dua suapan telah berlalu, Syahla mendorong sendok ditangan Bundanya. "Pahit ..." Keluhnya.
Salha menarik nafasnya dan tersenyum. "Minum obat ya." Salha menyiapkan obat dan air untuk Syahla. Ia kemudian memberikannya kepada Syahla.
Syahla mau tak mau harus meminum obat itu. Ia harus sembuh dan tidak boleh lemah. Ia pun berusaha untuk duduk dibantu oleh Salha. Setelah itu, ia pun meminum obat yang diberikan Bundanya.
"Mau dengar cerita? Bunda ada cerita tentang seorang perempuan yang udah dijamin masuk surga." Ujar Salha. Syahla mengangguk.
"Ummu Mutiah namanya. Suatu hari Fatimah bertanya kepada Rasulullah saw, siapakah wanita yang memasuki syurga setelah Ummul Mu'minin setelah istri-Istri Nabi saw, Rasulullah saw mengatakan : "Wahai Fatimah jika engkau ingin mengetahui perempuan pertama yang masuk surga setelah Ummul Mu'minin ia adalah Ummu Mutiah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...