~~ᘛ~~
"Sebelum ashar, kamu harus sudah kembali ke pesantren! Keluarga Ndalem nyari kamu disana, mereka tadi ngehubungin Abang. Mereka khawatir kamu kenapa-napa, tapi kamu sendiri malah enak-enakan berduaan dicafe, bikin malu aja."
Syahla terus menggerutu dalam hati. Ia benar-benar sebal dengan Abangnya, hingga ia tak sadar jika garpu ditangannya ia genggam erat hingga kukunya memutih.
Mood gadis itu memburuk, sehingga mulutnya refleks Ia buka lebar kala memasukkan seiris ayam yang dipotongnya tadi, kedalam mulutnya. Dan mengunyah makanan itu dengan liar.
Salha melihat putrinya yang terlihat emosi pun mengelus pundak anak gadisnya. "Sabar."
"Makanya nurut kalo dibilangin, jangan ngeyel." Cecar Ali.
"Berisik!" Umpat Syahla dalam bisikannya.
"Udah jangan ngumpat terus, percuma buang-buang tenaga, Abang kamu itu kebal." Ujar Salha seraya mengambil secentong nasi dan menaruhnya diatas piring Syahla.
"Bunda!"
Dengan wajah tanpa dosanya, Salha mengangkat alisnya. "Kenapa?" Tanyanya.
Syahla menggaruk kepalanya frustasi. "Pake nanya lagi," gumamnya.
"Bun, Ala udah kenyang. Bunda bisa kan nggak nambahin emosi Ala?" Ujar Syahla dengan nada yang dilembutkan.
Salha mengangkat bahunya. "Gimana badan gak mau kerempeng, penyakit gak gampang masuk, kalo makannya aja susah." Ujar Salha.
Syahla semakin jengkel dibuatnya. "Percuma makan banyak, kalo udah dari sananya segini ya tetep aja, takdir!" Ujar Syahla. Gadis itu kemudian menggeser kursi makannya dan meninggalkan kedua orang yang berada disana.
"Hey! Abisin dulu makannya!" Ujar Salha. Syahla tak menjawab.
"Aduh anak itu, susah banget kalo dibilangin." gumam Salha.
*****
"Assalamualaikum."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Ceklek
"Maa Syaa Allah Ning, Umi khawatir sekali." Ujar Umi. "Ayo duduk dulu."Umi mempersilahkan ketiga orang itu untuk duduk.
"Sebentar ya, saya tinggal dulu." Lanjut Umi.
"Silahkan-silahkan." Ujar Salha. Umi berdiri kemudian masuk kembali ke dalam rumah untuk mengambil minum.
"Nduk, diluar ada keluarga Ning Syahla, bantu Umi ya." Ujar Umi pada Adiba yang baru saja keluar dari kamar.
"Ouh iya mi, biar Diba aja yang ambil cemilan." Ujar Adiba. Umi mengangguk. "Ya sudah, kalau perlu bantuan, panggil Umi." Ujar Umi seraya mengelus pundak gadisnya. Adiba pun mengangguk.
"Denger kan kamu tadi? Umi khawatir. Awas kalo Abang liat kamu kabur kaya gitu lagi, tanpa izin." Ujar Ali.
"Ck, iya iya." Balas Syahla malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azzam: Married By Promise (Revisi & End)
RomanceTentang Syahla dengan perjodohan yang mengharuskannya bertemu dengan seseorang yang tak pernah ia sangka. Gus Azzam. Itu adalah gus-nya dipondok. Andaikan orang-orang tahu betapa tertekannya Syahla oleh peraturan yang dibuat kakak laki-lakinya. Alas...