03 | Kamu Lagi?

42 5 0
                                    

Alicia melirik sekilas lelaki di sebelahnya, Yoga. Dia sedang stalker akun instagram seorang wanita. Scroll sambil zoom satu persatu beberapa feed nya. Dengan ekspresi nyengir-nyengir menyebalkan.

"Al, cantik ya? She is mine." Yoga menunjukkan sebuah foto seorang wanita yang terlihat cantik dengan keanggunannya.

"Iya cantik, bisa aja kamu," puji Alicia. Yoga ini cukup senang bila diapresiasi. Aneh part 2 nya, Yoga sering kali terkesan menyebalkan, namun jika ingin sesuatu pasti harus dituruti. Seperti permohonannya belajar akuntansi.

"Iya dong, siapa coba cewek yang nggak mau sama aku?" Yoga sambil menyibakkan rambutnya beberapa kali.

"Ada."

Yoga tertawa renyah mendengar jawaban datar dari Alicia itu.

"Pacar anda mana? Saya mau kenalan juga sini."

"Gak ada." Alicia mulai kurang dengan pembahasan ini. Apakah salah seorang remaja yang kini tidak memiliki. Mendingan, Alicia mendengarkan Yoga flexing, ketimbang obrolan cukup personal ini.

Yoga menoleh, mengangkat sebelah alisnya. "Kamu masih sendiri? Tidak percaya agaknya."

Alicia hanya berdeham pertanda mengiyakan.

"Masih tertarik sama cowok kan, Fan?"

"Iya lah."

"Aku ganteng?" Yoga menatap Alicia.

"Iya." Alicia mengakui, temannya ini mirip dengan bintang film romance ternama yang fenomenal pada tahun 2002. Di dukung pawakan tinggi dan ideal.

"Kamu nggak bakalan naksir aku kan?"

"Heh, narsis. geer banget." Alicia menghembuskan nafasnya gusar. "Kenapa pembahasan kamu hari ini kayak begini banget, tumben?" Dia heran. Biasanya Yoga suka berkeluh-kesah tentang lika-likunya di perusahaan, kali ini lain.

"Cuma memastikan, secara kita kan mulai akrab. Biar nggak salah paham. Ntar kebaperan, aku sebagai cowok yang disalahin, makanya dilurusin dulu."

Sebenarnya, niat Yoga disini bukan mengada-ngada. Dia agak trust issue atas beberapa kejadian di masa lampau. Makanya sekarang dia mewanti-wanti. Pacarnya yang super posesif itu membuatnya naik pitam ketika meributkan hal-hal kecil. Termasuk dalam pertemanan dengan perempuan. Sebenarnya kalau dibayangkan agak bergedik ngeri dia.

Pacarnya sering marah besar pada Yoga karena pertemanannya. Baru baru ini, dia kena semprot gara-gara dia kepergok makan di salah satu cafe dekat tempat kerjanya, bersama rekan kerjanya. Padahal waktu itu mereka datang kesana bertiga, sedangkan salah satu temannya pulang duluan. Nasib deh. Apakah harus laporan setiap mau bertindak? Pikirannya tidak harus serumit itu. Dan cewek itu membuatnya merasa dibatasi geraknya.

"Aku cuma mau memastikan kalau ya, niatnya kita pure temanan. Aku nggak mau nambah pusing hidup aku," ujar Yoga.

"Iya aku juga, siapa yang pernah bilang mau dapetin kamu? Emang, adakah gerak-gerik dari aku yang menunjukan kalau aku naksir kamu?"

"Ya, batin orang nggak ada yang tahu."

"Sudahlah Yog, aku lagi nggak mikirin hal-hal gitu. Oh ya, mau ke rumah kamu jam berapa?"

"Yuk. Sekarang mau?"

***

"Bagaimana itu?" tanya Yoga, ingin tahu setelah Alicia menjelaskan tentang laporan arus.

Alicia membukakan salah satu file. Menunjukan kepada Yoga supaya dapat mudah dipahami karena ada contohnya. Alicia mulai menjelaskan secara terstruktur bagaimana menyelesaikan laporan arus dengan betul dan balance. Dia memberikan beberapa peringatan, baik rumus maupun catatan kecil untuk menyelesaikan laporan yang serupa.

Kelas Sore ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang