Alicia baru turun dari ojek online yang dipesan pagi ini. Melangkah dengan langkah ringan dan tersenyum bahagia menuju aula kampus. Gedung yang akan digunakan untuk melakukan prosesi wisuda gelombang kedua. Hidup di lingkungan Universitas Nusantara Persada selama 3 tahun 8 bulan, membawa banyak kenangan di dalam benaknya.
"Alicia, ih pangling aku. Makin cantik kamu!" Ersya yang baru saja menghampiri, sontak mencolek pipi temannya itu. Alicia tampak anggun menggunakan kebaya berwarna navy yang dipadukan dengan heels berwarna putih.
"Ih, kamu juga cuwantik banget tiap hari." Alicia tersenyum. Kemudian menyalami Tante Sarah dan Om Zul, orangtua Ersya yang terlihat excited untuk mendampingi dan menyaksikan putri pertamanya yang sebentar lagi akan diwisuda.
"Gimana kabarmu Alicia? Dengar-dengar juga, kamu dapat predikat ya?" ujar Sarah.
"Kabar baik tante. Tante bagaimana?Emh, kalau predikat itu bonus tante, yang terpenting dikasih kemudahan untuk segera lulus."
"Benar kamu. Alhamdulillah saya sekeluarga baik dan sehat. Saya juga nggak nyangka ya, anak malas ini bisa lulus lebih cepat dan nggak pisah gelombang sama kamu." Sarah cemberut, lalu menjewer telinga Ersya.
"Ih mama, aku ini kalau di kampus rajin tahu. Mama aja yang tidak melihat itu. Coba tanyain teman-teman deh. " Ersya membela diri.
Alicia terkekeh melihat candaan itu. Meskipun begitu, ibu dan anak ini terlihat hangat dan kompak.
"Kita duluan kesana ya, ayo pa." Sarah dan suaminya itu pergi mendahului untuk masuk ke aula, menuju bangku yang disediakan khusus orangtua atau wali.
"Kita nunggu Afif di dalam aja ya? Daripada di sini padat orang, nggak kelihatan." Ersya menggandeng Alicia untuk segera ikut masuk. Dan ternyata keduanya berpapasan dengan Afif tak jauh deret bangku untuk mereka bertiga.
"Hey, bidadari datang!" sapa Afif. "Ini loh mas, teman-temanku."
Afif mengenalkan Alicia dan Ersya kepada pasangan muda itu. Yang tak lain adalah kakak laki-laki beserta kakak iparnya Afif.
"Oh iya! Hallo, kalau gitu kita lanjut kesana ya Fif?" ujar Andika yang tersenyum ramah itu.
"Guys, sayangnya kita cuma bertiga," lirih Afif. Merasa moment wisuda ini kurang lengkap. Pasalnya, Yoga dan Amira masih bergelut dengan bimbingan. Jadi, PPH tidak bisa lulus bersama-sama. Ya beginilah perkuliahan, masuknya bersama, keluarnya belum tentu bersama.
"Kita doakan mereka bisa nyusul di gelomban selanjutnya deh."
Alicia duduk di bangku yang sudah ditandai itu. Mengamati sekeliling ruangan, ramai. Namun, layar besar yang menampilkan video profil UNP dan beberapa nyanyian dari paduan suara, membuat moment ini semakin mengharukan.
"Lihat-lihat apa kamu? Mau lirik anak teknik ya? Biar nanti jadi cerita, berangkat sendiri pulang bersama anak teknik." Ersya terbahak-bahak menebak situasi Alicia yang tampaknya lebih fokus kepada orang-orang daripada mengurusi dirinya sendiri.
"Gak segampang itu. Dikira se-instan papasan waktu wisuda gitu?" Alicia terkekeh, ada-ada saja Ersya ini. "Sya, kamu betulin apa lagi? Bulu mata kamu itu sudah lentik, cetar membahana. Kalah tuh Tante Syahrini."
Alicia geleng-geleng melihat ke kelakuan Ersya yang masih ribet dengan penampilannya. Dirinya tampak mengoleskan lem bulu mata pelan-pelan.
"Biar nggak mabur ini. Malu tahu, nanti kalau difoto ada yang miring sebelah."
"Kamu habis lulus ini mau pindah kerjaan di tempat lain?" tanya Ersya setelah beres dengan alat-alat make-up nya.
Alicia berpikir sejenak. "Emh, setelah dipertimbangkan, aku rasa nggak ada alasan untuk pindah deh. Meskipun kadang orang-orang toxic sih. Tapi ya, umumnya dimanapun tempat kerja bakalan ada orang modelan kayak gitu. Aku malah berencana untuk ambil S2."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sore ✓
General FictionAlicia Evalina, seorang karyawan sekaligus mahasiswi kelas sore UNP. Dia merasa menemukan teman seperjuangan di kampusnya. Devan Evander, laki-laki yang dikira merupakan adik kelasnya itu. Dua insan ini memiliki kehidupan berbeda. Hidup Devan yang m...