Mumpung libur semester, malam ini Alicia memutuskan untuk memilah tugas-tugas semester 5 yang telah dinilai. Sebelumnya, Alicia sudah meletakkan pada beberapa folder map agar rapi. Namun, karena setelah ini semester 6, Alicia perlu memisahkan yang kiranya masih dibutuhkan. Untuk digunakan belajar lagi. Supaya dirinya tidak kelupaan terhadap materi-materi yang sudah diajarkan di semester sebelumnya.
Alicia mengelompokkan dalam tiga jenis, pertama Alicia mengumpulkan beberapa paper pada map merah dan banyak lembaran materi kuliah pada map hijau. Lalu memasukkan pada laci meja belajar paling atas.
Sisanya, tinggal tugas umum harian yang segera dia masukkan ke dalam kardus, karena kemungkinan jarang digunakan.
Sekalian Alicia menata meja bercorak hello kitty ini agar lebih rapi. Meskipun, baru diberesi dua hari lalu. Tetap saja masih ada barang yang letaknya tidak sesuai tempatnya.
Ngomong-ngomong soal meja hello kitty, ini pemberian dari papanya semenjak kelas 2 SD, tepat di ulang tahunnya ke 7. Maka dari itu, sampai saat ini Alicia tetap menggunakan dan menjaganya baik-baik. Waktu itu, kata papanya biar Alicia semakin rajin belajar. Duh, betapa perhatiannya papanya dulu. Bahkan sampai sempat mengganti benda-benda yang lebih baik, tanpa Alicia minta. Andai saja, perhatiannya itu masih ada hingga kini, pasti Alicia kegirangan dan merasa hidupnya tidak sesepi ini.
Sudahlah. Daripada berlarut dalam sedih, Alicia menghilangkan pikiran-pikiran itu. Dia mempercepat gerak tangannnya yang mengelap dengan sebuah kain.
Pandangannya tiba-tiba terfokus pada lembar foto yang terbalik. Alicia memungutnya dan mengusap debu yang menempel. Ternyata ini foto selfienya bersama 3 gadis kecil di sebuah taman. Taman kota yang biasa dia kunjungi sore hari ketika dirinya lenggang. Dia senang berkunjung ke taman itu. Teduh, banyak jajanan, dan banyak orang. Alicia melihat banyak keluarga hangat, anak muda kasmaran, dan anak-anak kecil tertawa lepas. Contohnya Aqilah, Reva, dan Thania. Alicia harus buat plan untuk ke taman itu dalam waktu dekat. Cukup kangen dengan tingkah gemas mereka.
Usai beres dengan beberesnya, Alicia bersiap dengan menggunakan jaketnya. Sesuai rencananya tadi, jika beres-beres tak memerlukan waktu lama, Alicia akan belanja ke toko bahan kue. Ya, meskipun Alicia sedikit takut jika pergi sendiri semenjak kejadian minggu lalu di gudang itu. Tetapi bagaimana lagi, tangannya terasa gatal tak sabar mengurusi mixer dan oven yang sudah tak digunakannya semenjak dirinya di opname kala itu.
***
Toko bahan kue terdekat rumahnya rupanya cukup ramai malam hari. Banyak ibu-ibu yang membawa keranjang besar, berbondong-bondong mencari bahan yang diinginkan. Apalagi, barang disini stoknya tidak begitu banyak di gudang, jadi ibu-ibu suka gercep karena takut kehabisan.
"Mbak, masih lama kah? Saya mau lewat," tegur wanita paruh baya. Alicia sontak tersenyum dan berdiri agar beliau bisa lewat. Celah antar rak di sini hanya muat untuk satu orang saja.
Alicia melanjutkan menimbang pilihannya pada 2 jenis coklat yang berada di genggamannya. Ingin menggunakan merk yang lain, maka Alicia membandingkan ingredient yang tercantum di sana.
Setelah dipertimbangkan, Alicia memilih salah satu. Merk yang baru di review salah satu konten kreator. Katanya lebih legit sih.
Saat hendak ke kasir karena merasa list bahannya sudah dapat semua, Alicia menghentikan langkahnya sejenak ketika ponselnya bergetar.
'Al, nggak ke rumah ta? Ketemu mama.'
Rupanya chat dari Devan. Alicia agak bingung apa maksudnya. Tumben sekali?
Mungkin saja, karena waktu itu Alicia mencari keberadaan mamanya yang ternyata sedang ada acara dengan ibu-ibu kompleknya.
Belum saja menjawab, tiba-tiba ada sebuah voice note. Alicia mengerutkan dahi. Padahal kan, Devan tidak suka mengirimkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sore ✓
General FictionAlicia Evalina, seorang karyawan sekaligus mahasiswi kelas sore UNP. Dia merasa menemukan teman seperjuangan di kampusnya. Devan Evander, laki-laki yang dikira merupakan adik kelasnya itu. Dua insan ini memiliki kehidupan berbeda. Hidup Devan yang m...