Ajal

87 6 0
                                    


Assalamu'alaikum semua..

Terimakasih karena masih membaca cerita Daarin

Untuk yang ingin membaca dengan versi lebih cepat, bisa banget di aplikasi Fizzo. Cerita ini diupdate dengan judul dan nama penulis yang sama.

Selamat Membaca...


Di kediaman Jauhar, suasana sangatlah ramai. Banyak orang yang bertakziah. Yang menemui para tamu yang bertakziah adalah Hamid ar Rayyan dan Umi Rahma. Mama Farah juga ikut membantu umi Rahma menemui tamu wanita, sedang untuk tamu pria, Romi yang ikut membantu Hamid ar Rayyan. Tamu-tamu itu kebanyakan merupakan relasi dan rekan bisnis Hamid ar Rayyan. Sebagian lagi berasal dari beberapa kenalan Mahda dan Jauhar.

Syahna dan Sarah yang baru saja tiba di kediaman Jauhar langsung bergegas untuk membersihkan diri. Setelah melaksanakan sholat, mereka berdua juga ikut menemui para pentakziah. Saudara Jauhar dan juga Mahda mulai berdatangan selepas ashar. Hal ini dikarenakan tempat tinggal mereka yang berada di luar pulau jawa. Ada juga beberapa sepupu Jauhar yang berada di luar negeri.

Menginjak waktu sore, dua orang polisi hadir di kediaman Jauhar. Karena saat itu Hamid ar Rayyan tengah beristurahat dan membersihkan diri, maka Romi lah yang menemuinya.

"Selamat sore, kami dari kepolisian ingin menemui pihak anggota keluarga Ibu Mahda akibat kecelakaan yang terjadi di area lampu merah dekat Swalayan Hippo Mart kemarin sore," ucap salah satu polisi memperkenalkan diri.

"Saya Romi, asisten dari tuan Hamid ar Rayyan selaku kakek korban."

"Bisakah kami bertemu dengan kakek korban? Kami ingin menjelaskan mengenai kronologi kecelakaan yang terjadi."

"Baik, anda semua bisa masuk. Saya akan mengantar anda ke paviliun sebelah. Mohon maaf, karena kami sedang berduka, rumah kami dipadati dengan pentakziah."

"Tidak masalah. Kami akan menunggu tuan Hamid ar Rayyan disana."

Setelah mengantar kedua polisi iku, Romi bergegas menyampaikan kepada Hamid ar Rayyan. Kali ini Hamid ar Rayyan sudah terlihat segar sehabis mandi. Ia duduk di sofa di ruang keluarga. Di ruangan itu juga terdapat Syahna dan umi Rahma. Untuk para pentakziah, keluarga besar Jauhar dan Mahda lah yang membantu untuk menemui untuk saat ini.

"Ada apa Romi?"

"Para polisi itu ingin menjelaskan perihal kronologi kecelakaan yang dialami oleh nyonya Mahda, tuan."

"Baik. Aku akan menemui mereka. Aku perlu tahu tentang apa yang terjadi sebenarnya. Akibat kecelakaan ini cicitku meninggal."

Hamid ar Rayyan beranjak dari kursinya dan berniat untuk menemui kedua polisi itu.

"Dimana kedua polisi itu menunggu?"

"Saya menyuruh mereka untuk menunggu di paviliun, tuan. Karena banyaknya pentakziah yang datang, saya tidak ingin memicu keributan jika mereka melihat kedatangan para polisi. Saya akan mengantar tuan kesana."

"Tunggu, tuan. Apa boleh saya ikut dengan tuan?" tanya Syahna tiba-tiba.

"Boleh, nak. Tidak ada larangan bagimu untuk ikut. Hanya saja kamu harus bisa mengendalikan dirimu nanti. Aku tidak ingin ada keributan."

"Insya allah, tuan. Saya akan melakukannya. Saya hanya akan diam tanpa membuat keributan."

Setelahnya jadilah Hamid ar Rayyan dan Syahna yang menemui kedua polisi itu. Sedangkan Romi kembali ke ruang tamu untuk menemui para pentakziah.

"Selamat sore, tuan Hamid ar Rayyan. Keberadaan kami disini bertujuan untuk menjelaskan kronologi kecelakaan yang dialami oleh ibu Mahda dan putranya."

"Selamat sore. Bagaimana kronologi yang sebenarnya?"

Persinggahan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang