Seminggu setelah kejadian hilangnya ponsel Syahna, dokter Arman dan keluarganya tengah mempersiapkan keberangkatan mereka ke Singapura. Selama beberapa hari terakhir itu pula komunikasi Mahda dengan Syahna bisa dikatakan buruk. Entah mengapa Mahda merajuk kepada Syahna. Di tengah situasi hatinya yang tidak baik seperti ini, Syahna sendiri enggan untuk meladeni aksi Mahda itu. Rasanya Syahna sendiri sudah merasa pusing memikirkan berbagai cara untuk menghadapi desakan keluarganya agar segera kembali ke Suarabaya. Jadi saat Syahna tahu bahwa Mahda juga ikut merajuk, Syahna merasa enggan untuk meladeninya. Lebih tepatnya Syahna hanya ingin menghindari perdebatan dengan Mahda. Sebagai alternatif ia memilih untuk mengirimkan pesan singkat kepada Jauhar dan meminta Jauhar untuk mengurus Mahda.
Selama beberapa hari ini pula mama Farah kerap kali menghampiri Syahna di kamarnya dan mengatakan bahwa ia sangat kesepian. Mama Farah menginginkan putri bungsunya ada di sampingnya untuk menemaninya. Syahna kerap kali menenangkan mama Farah dengan mengatakan bahwa ia tidak akan berada di Bandung untuk waktu yang lama. Mungkin setelah kontrak kerjanya di rumah sakit ar Rayyan habis, ia akan langsung kembali ke Surabaya.
Sebenarnya saat Syahna mengajukan cuti ke rumah sakit kemarin, ia sempat menyinggung tentang resign. Iseng-iseng ia bertanya apakah ia telah terdaftar menjadi karyawan tetap. Secara mengejutkan HRD rumah sakit menyebutkan bahwa Syahna telah terdaftar menjadi karyawan tetap sejak pertama kali bergabung ke rumah sakit ar Rayyan. Syahna benar-benar terkejut dibuatnya. Bagaimana mungkin dokter baru sepertinya bisa langsung menjadi karyawan tetap di rumah sakit swasta terbaik seperti rumah sakit ar Rayyan tanpa melewati serangkaian prosedur tes apapun.
Mengetahui fakta mengejutkan itu, Syahna langsung menyimpulkan bahwa Jauhar pasti berada di balik ini semua. Bisa jadi suami Mahda itu sengaja menjadikannya karyawan tetap agar bisa mengisi jadwal prakteknya yang kosong.
Sekalipun peraturan di rumah sakit ar Rayyan menetapkan bahwa dokter wanita harus pulang di bawah jam delapan malam, nyatanya selama satu bulan ia bekerja menggantikan Jauhar, ia kerap kali pulang di atas jam sembilan atau bahkan sepuluh. Karena jadwal praktek Jauhar yang memang sangat full di rumah sakit itu, Syahna seringkali harus mengikuti jadwal yang sudah ada itu. Untung saja saat ia kembali ke rumah besar Jauhar, Mahda selalu sudah berada di kamarnya.
Mahda sudah terbiasa tidur pukul setengah sembilan malam. Kebiasaan itu terbawa semenjak Zidan lahir dan Mahda kerap kali menidurkan Zidan sekitarpukul delapan atau setengah sembilan malam. Maka saat Syahna sampai di rumah pukul sembilan malam, otomatis ia tidak akan bertemu dengan Mahda. Setidaknya hal itu cukup membuat Syahna lega karena ia tidak harus menghadapi interogasi dari Mahda malam itu juga. Ia masih bisa memikirkan beberapa alasan untuk menghadapi interogasi dari Mahda pagi harinya saat mereka akan berangkat bekerja. Biasanya Syahna akan mencari-cari alasan kepada Mahda dan mengatakan bahwa ia benar-benar sibuk dan mengaku bahwa ia sampai di rumah tidak lebih dari pukul sembilan malam.
08xxx
Mahda masih tetap marah. Saya sudah mengatakan keberangkatanmu ke Singapura malam ini. Berangkat saja. Mahda menjadi urusan saya.
Hati Syahna menjadi semakin kalut saat membaca serangkaian pesan dari Jauhar itu. Jika dipikir-pikir lagi persahabatannya dengan Mahda itu memang sangat aneh. Mereka berdua adalah sahabat karib sejak masa SMA. Sudah sangat biasa bagi mereka untuk bertengkar atau saling mendiamkan. Seharusnya Syahna juga sudah terbiasa untuk menghadapi berbagai macam tingkah Mahda. Hanya saja untuk saat ini Syahna benar-benar malas. Kesibukannya menghadapi desakan keluarganya benar-benar membuat kepalanya pening.
Katakan saja pada Mahda kalau akau minta maaf. Aku bukan sengaja tidak menghubunginya. Kesibukanku disini yang membuatku lupa untuk menghubunginya. Katakan juga bahwa aku akan membawakan banyak oleh-oleh untuknya. Jika sesuai rencana, kemungkinan aku dan keluargaku akan mampir ke tanah suci. Aku akan melangitkan banyak doa untuk Mahda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Persinggahan Hati
Romance'Jika harus memilih, siapa yang akan kau pilih, Jo?' 'Entahlah, karena Syahna seumpama Khodijah bagiku sedang Mahda layaknya Aisyah. Hanya saja Allah lebih dulu mempertemukanku dengan Aisyah sebelum menyatukanku dengan Khodijah' *** Sampai saat ini...