Jauhar duduk di kursi kebesarannya yang berada di salah satu perusahaan kakeknya yang berada di bidang property. Beberapa minggu ke depan, ia akan resmi diangkat sebagai pengganti kakeknya dalam mengembangkan kerajaan bisnisnya. Kerajaan bisnis Hamid ar Rayyan meliputi bergerak dalam bidang property, industry kertas dan keramik, meuble, supermarket, interior design, arsitektur pembangunan, restaurant, mall, dan juga rumah sakit.
Selama ini Jauhar hanya membantu kakeknya secara penuh di rumah sakit. Untuk urusan restaurant, supermarket, dan mall, ketiganya telah dikelola oleh kerabat dekat Hamid ar Rayyan. Selama ini Hamid ar Rayyan hanya tinggal menetrima laporan laba dan juga perkembangannya. Sedang untuk bisnis-bisnisnya yang lain, Hamid ar Rayyan mengelolanya sendiri. Makadari itu ia memiliki banyak tangan kanan kepercayaan. Dan salah satu asisten juga tangan kanan kepercayannya adalah Romi. Romi pulalah yang ditugaskan oleh Hamid ar Rayyan untuk mendampingi Jauhar.
08xxx
Dokter Jauhar.. ayah telah berbicara langsung dengan Syahna dan memintanya untuk pulang ke Surabaya. Maaf, sepertinya aku harus menolak tawaran anda untuk mencarikan apartemen untuk Syahna.Jika kami berhasil membujuk Syahna, maka apartemen itu tidak akan lagi kami perlukan. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terimakasih karena dokter telah membereskan fitnah-fitnah jahat yang ditujukan kepada adik saya. Salam dari ayah saya. Beliau berpesan untuk mengucapkan terimakasih juga mohon maaf yang sebanyak-banyaknya kepada dokter Jauhar.
Itu adalah isi pesan terakhir yang dikirimkan oleh Rahim setelah memberitahukan bahwa Syahna kehilangan ponselnya dan meminta nomor ponsel milik Mahda. Jauhar menimang-nimpang ponselnya setelah membaca serangkaian pesan dari Rahim tersebut.
Sebenarnya ia telah membeli sebuah apartemen yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit. Rencananya Jauhar akan merekomendasikannya kepada Rahim. Jauhar akan menyewakannya dengan harga yang murah karena ia yakin Rahim tidak akan pernah menerima pemberiannya dengan cuma-cuma. Jauhar memang berencana untuk memberikannya secara cuma-cuma kepada Syahna sebagai bentuk rasa terima kasihnya. Jauhar benar-benar bersyukur karena Mahda memiliki sahabat seperti Syahna. Karena itu Jauhar sama sekali tidak keberatan menghadiahkan apartemen itu untuk Syahna.
Sebenarnya Jauhar tahu bahwa Syahna juga berasal dari keluarga yang sangat mampu. Jika dibandingkan dengan istrinya, Mahda, status sosial yang dimiliki Syahna jauh lebih tinggi. Sedari dulu silsilah keluarga Syahna, turun-temurun memang seorang dokter. Keluarga besar Syahna juga memiliki beberapa klinik yang tersebar di banyak kota dan beberapa laboratorium penelitian. Dan baru-baru ini keluarga mereka juga tengah membangun sebuah rumah sakit swasta. Jangan lupakan pula beberapa bisnis usaha yang dimiliki oleh dokter Arman. Bisa dikatakan jika keluarga Syahna memang termasuk dalam jajaran orang kaya, sekalipun harta kekayaan yang dimiliki oleh Jauhar dan kakeknya jauh lebih banyak.
"Alasan apa yang harus kuganakan agar bisa menahan Syahna lebih lama di rumah sakit? Jika dokter Arman sudah meminta Syahna untuk pulang, maka akan sangat sulit bagi Syahna untuk menolak. Lalu, jika Syahna pergi, bagaimana dengan Mahda? Beberapa minggu terakhir ini saja Mahda selalu merengek menanyakan tentang Syahna."
Jauhar bergumam seorang diri. Saat ini ia tengah menunggu kedatangan Romi dan seorang asisten baru saja ia rekrut kemarin. Asisten itu akan membantunya untuk mengontrol perusahaan property milik kakeknya ini. Rencananya nanti Jauhar akan memiliki asisten sekaligus orang kepercayaan di tiap perusahaan yang ia pimpin.
Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan pintu. Jauhar langsung mempersilahkan orang itu untuk masuk. Ia yakin bahwa itu adalah Romi dan asisten barunya.
"Dokter Jauhar..." sapa Romi. Entah mengapa panggilan itu sudah melekat pada diri Jauhar. Pernah sekali Romi memanggilnya tuan Jauhar. Hasilnya ia justru merasa risih. Maka dari itu ia tetap meminta Romi untuk memanggilnya dokter seperti semula.
Jauhar menganggukkan kepala menanggapi sapaan Romi. Di sebelah Romi, berdiri seorang pria berkacamata dengan kisaran usia 35 tahun. Usia pria itu tidak berbeda jauh dari Jauhar.
"Ini adalah Pak Asyraf, Dokter. Pak Asyraf ini yang akan menjadi asisten dokter dan membantu dokter mengontrol perusahaan property ini. Tuan Hamid ar Rayyab sendiri yang memilihkannya untuk dokter," kata Romi memperkenalkan Asyraf.
Asyraf tersenyum dan mengangguk sopan ke arah Jauhar, "Perkenalkan saya Asyraf, pak Jauhar," kata Asyraf kemudian.
"Salam kenal, Asyraf. Semoga kamu bisa membantuku," kata Jauhar sambil mengulurkan tangannya.
"Terimakasih, pak Jauhar. Saya siap mengabdikan diri saya untuk anda," balas Asyraf dengan semangat. Bisa dilihat bahwa Asyraf adalah sosok pria yang ceria dan bertanggungjawab. Dedikasinya terlihat dari caranya berbicara dan tersenyum.
"Kalau begitu, kita akan membahas tentang progress apa yang kita ambil di pertemuan selanjutnya, Asyraf. Saat ini ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan Romi," kata Jauhar. Secara tidak langsung ia meminta Asyraf untuk segera meninggalkan ruangannya.
"Baik, pak Jauhar. Saya permisi," pamit Asyraf.
"Ada apa. Dokter? Apa ini perihal nona Syahna lagi?" tanya Romi.
"Iya. Dokter Rahim baru saja memberitahu saya jika dokter Arman meminta Syahna untuk pulang ke Surabaya. Saya harus mencari cara untuk mencegah hal itu. Apa bagian HRD rumah sakit telah menemukan dokter bedah baru?"
"Setahu saya sudah ada dokter Jauhar. Hanya saja untuk proses interview, mereka meminta saya untuk memberitahukan hal itu terlebih dahulu kepada dokter Jauhar. Mau bagaimanapun juga pihak HRD mengetahui bahwa dokter Jauhar memiliki klasifikasi yang tinggi untuk kriteria dokter di rumah sakit kita," terang Romi.
"Kalau begitu saya ingin menunda perekrutan karyawan terlebih dahulu. Tolong tunda untuk jangka waktu yang cukup lama. Katakan saja bahwa akan ada pemanggilan sewaktu-waktu bagi calon dokter yang mendaftar dan diterima. Untuk saat ini, saya ingin menundanya karena saya rasa hanya itu satu-satunya cara yang bisa saya gunakan untuk menahan Syahna supaya tetap berada di rumah sakit. Saat mendaftarkan nama Syahna kemarin, pihak HRD langsung menetapkan Syahna sebagai pegawai tetap 'kan?" tanya Jauhar memastikan.
"Benar, Dokter. Karena anda sendiri yang memasukkan nama dokter Syahna untuk bekerja disana, maka pihak HRD langsung menetapkannya sebagai pegawai tetap," jawab Romi.
"Bagus. Itu berarti Syahna terikat dengan kontrak kerja yang berlaku di rumah sakit. Sebagai seorang dokter yang baru saja ditetapkan sebagai karyawan tetap, maka dia tidak boleh mengundurkan diri sampai masa dua tahun berlaku dari awal tercatatnya ia sebagai karyawan tetap. Jika tidak, maka dokter tersebut akan dianggap melanggar kontrak dan wajib membayar denda separuh dari gaji yang ia terima sebagai dokter tetap selama dua tahun. Sekalipun gaji karyawan di rumah sakit kita mahal, saya yakin Syahna pasti mampu untuk membayarnya. Dokter Arman tidak akan keberatan untuk membayar dendanya. Berbeda halnya dengan Syahna yang keras kepala dan sangat memegang prinsipnya, Syahna tidak akan mau melakukan hal itu. Syahna tidak akan mau membayar denda dan melanggar kontrak yang ada," terang Jauhar.
"Anda benar sekali, dokter Jauhar. Setahu saya dokter Syahna adalah sosok wanita yang berani, cerdas, dan tangguh. Ia juga memiliki harga diri yang tinggi. Dokter Syahna pasti tidak akan mau," timpal Romi.
"Kalau begitu, cepat lakukan apa yang saya perintahkan, Romi. Beritahu pihak HRD mengenai hal itu," perintah Jauhar.
"Baik, dokter," jawab Romi kemudian berlalu dari hadapan Jauhar.
"Maafkan saya, Syahna.. Semua ini saya lakukan demi Mahda. Saya tahu Mahda sangat bergantung padamu. Untuk kali ini saya harus bersikap egois karena keluargamu mulai membatasimu untuk memperhatikan Mahda. Saya terpaksa melakukannya karena Mahda tidak akan mampu bertahan tanpa dirimu. Setelah kecelakaan itu, saya tahu bahwa Mahda telah kehilangan sebagian besar kepercayaan dirinya. Dengan keberadaanmu selaku sahabatnya di sekitarnya, maka secara perlahan Mahda bisa kembali ceria seperti dulu. Maaf jika saya harus membuatmu bertentangan dengan keluargamu," gumam Jauhar seorang diri.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan comment supaya Darin tetap semangat menulis ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Persinggahan Hati
Romance'Jika harus memilih, siapa yang akan kau pilih, Jo?' 'Entahlah, karena Syahna seumpama Khodijah bagiku sedang Mahda layaknya Aisyah. Hanya saja Allah lebih dulu mempertemukanku dengan Aisyah sebelum menyatukanku dengan Khodijah' *** Sampai saat ini...