18. Mata

1K 127 36
                                    

New menatap layar laptopnya dengan kesal. Beberapa kali New terlihat mengusap matanya yang terasa aneh.

Ada banyak sekali tugas yang harus ia kerjakan, padahal ia baru saja mengawali kuliahnya semester lima.

New mendengus kesal dan terus mengusap matanya. Kali ini New mengusap matanya dengan lebih kasar saking kesalnya.

Tay yang menyadari itupun menoleh ke arah New dan memegang tangan New hingga New berhenti mengusap matanya.

"Hin? Kenapa ngucek mata terus?" Tanya Tay dengan khawatir.

New menoleh ke arah Tay dengan wajah cemberutnya. "Matanya buram, Te. Ngeselin banget!"

"Tapi jangan dikucek gitu matanya, nanti malah jadi sakit." Tay menurunkan tangan New.

"Tapi buram, Te. Gak bisa liat," ujar New sambil terus mengerjap.

"Memang buramnya kayak gimana, Hin?"

"Kayak blur gitu. Gak bisa fokus, gak jelas semuanya," jawab New dengan kesal sambil terus mengerjapkan matanya. New berusaha untuk memfokuskan pandangannya yang sejak tadi buram, hingga mengganggu aktivitas nya.

"Coba aku liat." Tay memegang wajah New dan memperhatikan mata New, siapa tahu ada sesuatu yang sedang menghalangi pengelihatannya.

"Hin, jangan kedip dulu."

New memanyunkan bibirnya dan akhirnya berhenti mengerjapkan matanya.

Tay memperhatikan mata New dengan seksama. Tapi Tay tak menemukan apapun di mata New.

"Gak ada apa sih. Masih buram?"

New mengerjap dan akhirnya mengangguk, "masih."

"Kamu gak minus kan?" Tanya Tay.

New menggeleng, "gak sih. Aku gak pernah cek. Tapi selama ini gak minus kok."

"Dari kapan mata kamu buram gini?"

"Dari tadi sore, habis bangun tidur," jawab New, masih dengan wajah cemberut nya.

Tay yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang, "yaudah, sekarang mending kamu istirahat. Mungkin mata kamu capek dan perlu istirahat, Hin."

"Tapi tugas aku belum selesai, Te."

"Biar aku yang selesain. Kamu tidur aja, Hin." Tay mengelus pipi New dengan lembut.

"Tapi aku belum ngantuk, Te. Ini mata aku aja yang bermasalah."

"Yaudah, kalau gitu tutup aja matanya, biar matanya istirahat. Belakangan ini tugas kita emang banyak. Besok kita ke dokter mata kalau memang masih kayak gini," balas Tay.

New yang mendengar itu pun mendengus kesal.

"Hin?"

"Iya, iya. Kamu gapapa buatin tugas aku? Kamu gak capek?"

Tay tersenyum, "gak kok. Gak usah khawatir."

New menghela nafasnya panjang dan mengecup bibir Tay singkat, "makasih ya, Te."

Tay mengangguk, "iya Hin."

"Kalau gitu aku tidur duluan ya?"

Tay kembali mengangguk, "tidur yang nyenyak ya. Nanti aku nyusul kalau tugasnya udah selesai."

"Jangan begadang ya. Kalau gak selesai gapapa kok, jangan paksain diri juga," balas New.

Tay mengangguk sebagai jawaban.

"Bye, Te."

Tay mendekatkan wajahnya ke New dan mengecup kening New cukup lama. "Bye, Hin."

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang