23. Lemah

900 102 7
                                    

Tak peduli apapun keadaanmu, sakit ataupun sehat, kamu akan tetap menjadi satu-satunya orang yang aku cintai - Tay Tawan Vihokratana.

*

*

Brakk.

"HIN!!!!!" Tay berlari dengan cepat ke arah New yang kini terbaring di lantai dengan lemah.

"HIN!!" Tay mengangkat kepala New ke atas pangkuannya dengan panik.

"Hin!! Bangun!!" Tay menepuk pipi New pelan dan berharap New membuka matanya.

Ya, saat ini New terjatuh, New menutup matanya dengan lemah. New tidak sadarkan diri saat ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk bertahan.

"Hinnn.." Tay mengguncang tubuh New dengan kuat. Namun New masih menutup matanya dan tubuhnya sangat lemas.

Tay menunduk, mendekatkan wajahnya ke dada New untuk memeriksa detak jantung New. Tay gemetar, ia sangat ketakutan.

Tay takut jika jantung New tak berdetak lagi, Tay takut jika nafas New tak berhembus lagi.

Tapi Tay bisa menghela nafasnya lega saat jantung New masih berdetak dan nafas New masih berhembus meskipun sangat lemah.

Dengan cepat Tay langsung mengangkat tubuh New ke dalam dekapannya dan berlari dengan panik mengambil dompet, serta handphonenya dengan susah payah sebelum akhirnya berjalan dengan sangat cepat menuju mobilnya.

Tay beberapa kali menunduk, menatap New dan memastikan keadaan New.

"Hin, aku mohon bangun.." ujar Tay lemah.

"Hin.. aku mohon.. jangan tinggalin aku.."

"Hin, kamu kuat.. ayo bangun sayang.."

"Hin.."

🕊🕊🕊

Tay duduk dengan gelisah di ruang UGD sejak beberapa menit yang lalu.

Ya, tadi Tay langsung pergi menuju rumah sakit dan membawa New ke ruang UGD dengan sangat panik.

Sejak tadi, tubuh Tay terus bergetar, jantungnya masih berdegup dengan sangat kencang.

Dingin. Tay merasa sangat kedinginan. Kini Tay diselimuti oleh rasa takut dan khawatir.

Mata Tay sudah sangat berkaca-kaca, namun dengan sekuat tenaga Tay coba untuk menahan air matanya agar tak terjatuh. Tay tak boleh lemah, sehingga New juga takkan lemah. Tay harus kuat demi Hin-nya.

Tay mengepalkan tangannya dengan kuat dan menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

Sudah tiga puluh menit berlalu, namun New masih saja diperiksa dan dokter yang merawatnya tak kunjung keluar.

Tay menunduk lemah dengan mencangkupkan tangannya. Tay menutup matanya dan tak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan.

Tuhan.. tolong selamatkan Hin. Tolong berikan Hin kekuatan untuk bertahan, Tuhan.

Tuhan, hamba mohon.. hamba mohon, jangan rebut Hin dariku dulu, Tuhan..

Tuhan.. Hin anak yang baik, Hin selalu membawa kebahagiaan untuk siapapun, Hin selalu menuruti mama papa nya, Hin anak yang manis, Hin.. pantas untuk hidup lebih lama lagi. Hin.. pantas untuk bahagia, Tuhan.

Tuhan.. tolong Hin..

"Aaahh-" Tay berusaha sekuat tenaganya agar tak menangis. Tay berusaha sekuat tenaganya untuk kuat, Tay berusaha untuk baik-baik saja meskipun hatinya kini terasa sangat perih.

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang