⚠️Disclaimer ⚠️
Aku bukan orang dari bidang kesehatan/medis. Semua unsur kesehatan/medis yang ada di novel ini murni dari beberapa sumber yang aku dapat seperti drama, film, dan google tercinta.
Jadi jangan terlalu disangkutkan dengan kehidupan nyata ya. Maafkan kalau ada kesalahan✌*
*
"HIN!"
Tay berlari masuk ke dalam kamarnya dengan panik saat melihat New tersungkur di lantai.
"Hin! Kamu gapapa??" Tay membantu New untuk bangun karna New kini dalam posisi tertelungkup.
"Aaa, Te.." New menangis sesegukan dan mencoba untuk duduk dengan bantuan Tay.
"Iya, Hin. Aku disini. Kamu kenapa, hm??" Tay memegang wajah New dengan kedua tangannya.
"Aahh—" New menangis dengan kencang tanpa membalas pertanyaan Tay.
"Hin—"
"Te, aku kenapa? A-aku kenapa?!" Teriak New dalam tangisnya.
"Hin—"
"A-aku g-gak bisa. A-aku gak b-bisa.. Aaah!!" New berteriak kesal dalam tangisnya.
Tay menghapus air mata New dengan perasaan khawatir menyelimuti hatinya.
"Gak bisa apa, Hin??"
"A-aku g-gak bisa, Te. A-aku g-gak bisa ngapa-ngapain!! A-aku kenapa?!"
"Hin—"
"Ini tangannya kenapa?!" New memukul satu tangannya dengan tangannya yang lain sekuat tenaganya.
"Ini kakinya kenapa?!"
"Tangannya kenapa?! Kakinya kenapa?!!" Teriak New terus menerus sambil memukul tangan dan kakinya dengan kesal.
"Hin, jangan gini." Tay mencoba memegang tangan New agar New berhenti menyiksa dirinya.
"Te! A-aku kenapa?! Tangan dan kaki aku kenapa?!"
"Hin—"
Tangis New semakin pecah. New kesal, New benar-benar marah dengan dirinya yang tiba-tiba saja menjadi lemah.
Tay yang melihat itu pun langsung menarik New ke dalam pelukannya.
"Ssstt, kamu gapapa. Kamu gak kenapa-kenapa, Hin."
"T-te.."
"Iya, aku disini. Kamu gapapa, gak akan ada apa-apa. Kamu tenang ya?"
"T-tangan aku.. kenapa tangan aku, Te?? Kaki aku juga kenapa?!"
"Ssttt, tangan dan kaki kamu baik-baik aja, Hin. Jangan nangis, jangan panik ya?"
"Te.."
"Sssttt, gapapa. Kamu gapapa. Aku disini sama kamu. Semua akan baik-baik saja." Tay mengelus punggung New pelan untuk menenangkan New.
New terus menangis dengan kencang dan berteriak.
Tay tak melakukan banyak hal selain mengelus punggung New. Tay membiarkan New berteriak dan menangis dengan kencang agar New bisa merasa lebih lega.
"Ssstt.." Tay mengecup puncak kepala New berulangkali sambil terus mengelus punggung New.
Setelah beberapa menit, akhirnya tangis New mulai mereda. New memeluk Tay dengan sangat erat. New butuh Tay untuk menenangkannya.
Setelah tak ada lagi suara tangisan New baru lah Tay berani secara perlahan melepaskan pelukannya.
"Hin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
POTRET HIN.. | End✓
Fanfiction⚠️ BOYSLOVE ⚠️ TAYNEW💙 Saat mulut ku tak mampu berucap, saat mata ku tak mampu menatap, kameraku terangkat untuk menjadikanmu bagian dari memori ku - Tay Tawan Vihokratana Saat kaki ku tak mampu melangkah, saat tubuhku telah membeku, kamu hadir unt...