5. Perasaan

982 117 15
                                    

Tay menatap jam di dinding kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, tapi sampai sekarang New masih belum juga pulang.

Tay mengambil handphone-nya dan mengirimkan pesan kepada New. Saat ini Tay khawatir dengan keadaan New. Walaupun New adalah laki-laki dan sudah dewasa, tapi Tay tetap khawatir karna saat ini Tay tak bisa melihat New secara langsung.

Tay : Hin, dimana? Kenapa belum pulang?

Tay menatap layar handphonenya dengan tak sabar, menunggu pesan balasan dari New.

Ting.

Sebuah suara notifikasi dari handphone Tay membuat Tay langsung membuka isi pesan itu.

Hin🕊️ : Udah di jalan pulang, Te.

Hin🕊️ : sabarrr.

Tay tersenyum melihat pesan balasan dari New, karna sepertinya New kesal dengan Tay yang mungkin menganggu nya.

Tay : Hati-hati di jalan, Hin.

Hin🕊️ : Iya, nanti gue sampein ke Earth, ayah.

Tay tertawa pelan karna New selalu memanggilnya dengan sebutan ayah saat Tay memberitahu sesuatu atau menasehati New.

Tay menghela nafasnya panjang dan berjalan menuju dapur. Sejak tadi Tay sibuk membuat tugasnya hingga lupa untuk makan malam.

Karna sudah terlalu malam dan tak ada makanan apapun di dalam apartemen kecuali bahan untuk sarapan dan juga mi instan, terpaksa Tay memilih untuk membuat mi instan agar perutnya lebih terisi.

Tay menghidupkan kompor nya yang sudah berisi sebuah panci kecil dengan air di dalamnya.

Setelah beberapa menit akhirnya mi instan milik Tay selesai dimasak dan Tay langsung membawa mi itu ke meja makan.

Tay langsung duduk dan melahap mi buatannya. Tay memilih untuk membuat mi goreng dengan telur dadar. Setidaknya ini akan membuatnya kenyang hingga besok pagi.

Brakkk.

"Te!!!!"

Sebuah teriakan yang sudah pasti milik New membuat Tay terlonjak kaget dan membatalkan niatnya untuk memakan suapan kedua.

"Te!!! Aaaaa, gue seneng banget!!" Teriak New yang berlari ke arah Tay dan langsung duduk di depan Tay.

Tay menatap New dengan senyuman di wajahnya, akhirnya Tay bisa melihat wajah New.

"Seneng kenapa, Hin? Earth nembak lo?"

New menggeleng, "Gak, belum lah. Baru juga deket bentar."

"Trus??"

"Mmmm--" New menepuk-nepuk pipinya dengan senyuman lebar terukir di wajahnya.

"Apa? Mau cerita gak?" Ujar Tay.

"Mau lah," jawab New dengan cepat.

"Yaudah, lo seneng kenapa??"

New berdeham, "Jadi-- tadi gue..."

Tay diam, menunggu New menyelesaikan ucapannya.

"Gue-- mandi bareng Earth!!" Teriak New dengan sangat heboh.

Deg.

Tay terdiam. Tay sudah tahu hal itu akan terjadi, Tay sudah tahu apa yang akan New katakan pasti akan membuatnya sakit, tapi Tay tak bisa untuk tak mendengarkan cerita New.

"Tadi habis nge-gym itu kan gue gak bawa peralatan mandi kan. Sengaja gitu."

"Katanya Earth yang bawa--" ujar Tay.

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang