30. Kue

818 80 17
                                    

Kamu datang dengan keindahan yang membuat aku tak pernah berhenti mengaguminya - New Thitipoom

*

*

Dua minggu berlalu. Selama dua minggu ini semuanya berjalan baik-baik saja walaupun kondisi New sedikit menurun.

Keadaan New masih terbilang cukup baik. New masih harus bolak-balik rumah sakit setiap harinya untuk memeriksa kondisinya dan juga untuk melakukan terapi. Seperti biasa, Tay selalu setia menemani New setiap saat. Tay masih tetap setia bersama New di setiap kondisi New.

Seperti saat ini, Tay berada di samping New yang sedang belajar untuk berdiri.

"Ayo Hin, kamu pasti bisa," ujar Tay yang kini berdiri di samping New dan membantu memegang tubuh New agar bisa berdiri, bersama perawat di sisi yang lainnya.

New tersenyum dan menatap kakinya.

Kini kaki New sudah tidak bisa lurus dengan baik. Kakinya sedikit tertekuk dan tak bisa berpijak dengan benar. Kaki New terus melemah. New sudah siap untuk menjadi lumpuh.

Seorang perawat lainnya membantu New dengan membuat kaki New menapak dengan benar di bawah sana.

New menggigit bibir bawahnya. New merasa kecewa dengan dirinya yang menjadi sangat lemah seperti saat ini.

Andai saja tak ada Tay disisinya, mungkin New sudah menyerah sejak lama. Kehadiran Tay memberikan dampak yang sangat besar di hidup New.

"Oke, kaki New sudah menapak dengan baik. Sekarang, coba luruskan kaki kamu, New," ujar perawat yang kini berjongkok di depan New.

New memanyunkan bibirnya, mana bisa ia meluruskan kakinya disaat New bahkan tak bisa menggerakkan kakinya sedikitpun. Kakinya sudah mati rasa.

Melihat New yang seperti ragu, Tay pun tersenyum dan mengelus punggung New pelan, "Hin, coba aja. Ada aku yang jaga kamu. Aku gak akan biarin kamu jatuh."

New yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang, "suster, bisa bantu aku? Aku gak bisa lurusin kakinya sendiri."

Perawat itu pun tersenyum, "baik kalau begitu."

Perawat itupun membantu New untuk meluruskan kakinya dan Tay memegang tubuh New lebih kuat agar New bisa berdiri lebih tegak.

Dan akhirnya New berhasil meluruskan kakinya.

Tay yang melihat itu pun tersenyum dan berbisik, "Hin hebat."

New tersenyum malu. Tay selalu mengapresiasi setiap hal yang New lakukan dan membuat New merasa tersentuh.

"Sekarang lepaskan tubuh New secara perlahan," ujar perawat di samping New.

Tay mengangguk mengerti dan perlahan mengendurkan pegangannya.

New menggigit bibir bawahnya dengan gugup.

Mata Tay tak berhenti menatap New untuk memastikan keadaan New.

Perlahan tangan Tay mulai lepas dari tubuh New.

Kini New merasa tubuhnya bergetar, terutama kakinya.

Dan detik berikutnya New nyaris terjatuh, namun dengan sigap Tay menangkap tubuh New.

"Hin, kamu gapapa?" Tanya Tay dengan panik sambil menurunkan tubuh New hingga duduk di lantai.

New menunduk lemah, "Te.. kayaknya gak bisa. Gak ada kemajuan dari dua minggu yang lalu."

Tay yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang dan mengelus pipi New lembut.

"Gapapa Hin, namanya juga usaha. Kegagalan sekarang bukan berarti kamu akan gagal terus."

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang