26. Takut

788 91 14
                                    

Aku takut. Aku takut membayangkan bagaimana hancurnya kamu tanpa aku.. Dan bagaimana beratnya aku meninggalkanmu - New Thitipoom.

*

*

New berlari dengan seluruh tenaga yang ia miliki untuk meninggalkan apartemen nya.

Air mata New kini mengalir dengan sangat deras membasahi wajahnya.

Kenyataan bahwa dirinya memiliki sebuah penyakit yang cukup serius membuat New merasa sangat marah.

Bukan hanya itu, kenyataan bahwa Tay mengetahui penyakitnya dan memilih untuk menyembunyikannya, membuat New benar-benar merasa kesal.

Tay berbohong kepadanya. Tay selama ini berbohong dan New membenci itu.

"HIN!!!"

Suara teriakan Tay membuat New berlari semakin kencang. Saat ini New tak ingin melihat Tay. New marah pada Tay.

"Hin!! Jangan lari!!!"

New yang mendengar itu pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Tay dengan wajahnya yang sudah sangat berantakan.

"Kenapa memangnya kalau aku lari?!!! Apa aku akan mati?!"

"Hin!"

"Jangan larang aku untuk melakukan apa yang aku mau Te!"

"Hin—"

"Ya, aku lemah! Aku penyakitan! Tapi bukan berarti kamu bisa atur aku semau kamu!"

"Hin, maaf—"

"Jangan kejar aku!" New berbalik dan kembali berlari.

"Hin!!!"

"Hin mau kemana??!!!" Tay kembali berlari mengejar New.

New berlari dengan air matanya yang terus saja terjatuh membasahi wajahnya.

New menghentikan sebuah taksi dan langsung naik ke dalamnya.

"HIN!!!!!!!"

Tay menghentikan langkahnya dengan nafas terengah-engah.

Tay menatap kepergian taksi yang New tumpangi dengan nanar.

"Arrghh!! Sial!!!" Tay mengacak rambutnya dengan kesal dan menatap ke jalanan, berharap ada taksi yang lewat.

"Sial! Kenapa gak ada taksi?!!!" Maki Tay.

"Hin.." panggil Tay dengan lemah.

🕊🕊🕊

New menatap lautan di depannya dengan pandangan yang sangat buram karna air matanya yang masih mengalir sejak beberapa menit yang lalu ia sampai di pantai.

New memeluk lututnya dengan kuat.

Kenyataan bahwa dirinya memiliki sebuah penyakit yang serius benar-benar membuat New marah.

New tak menyangka jika sakitnya selama ini bukan hanya karna ia sedang kelelahan, tapi ternyata karna dirinya menderita Ataksia.

"Te.. kenapa kamu diam? Kenapa.. kenapa kamu bohong?!!"

New menangis sesegukan.

New sangat tahu tentang penyakit itu. Kakeknya meninggal karna menderita penyakit Ataksia. Bahkan New dulu sering melakukan pemeriksaan untuk memastikan tak ada penyakit itu di dalam tubuhnya.

"Kenapa aku bisa lupa sama penyakit kakek?"

New menangis semakin kencang mengingat tentang penyakit itu.

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang