25. Surprise

823 89 7
                                    

Tay dan New terdiam mendengar pertanyaan dari Septian yang begitu tiba-tiba.

"Papa tanya sekali lagi, apa kalian memiliki hubungan yang lebih dari sekedar sahabat?" Septian menatap Tay dan New dengan cukup tajam.

Yuna menghela nafasnya panjang, "mama sama papa udah liat tadi, kalian berciuman."

"Ma itu—" Tay berusaha menyanggah, tapi New langsung menggenggam tangan Tay dengan kuat.

"Ya. Kita memiliki hubungan lebih. Aku sama Te pacaran, pa. Maaf karna mengecewakan kalian dengan kenyataan ini. Tapi aku mencintai Te, ma.. pa. Tolong restui hubungan kita," ujar New dengan lemah.

"Hin.."

New menoleh ke arah Tay, "selama ini, Te adalah orang yang selalu ada disisi aku, gak peduli apapun keadaan aku, Te gak cuma hadir di sisiku, tapi dia juga menyayangiku dengan sepenuh hatinya. Te— dia adalah orang yang selalu memperhatikan aku, menjaga aku, dan melindungi aku. Te selalu membuat aku tersenyum setiap harinya, Te adalah alasan kenapa aku bisa bahagia hingga saat ini. Aku pikir, aku gak akan pernah bisa kalau hidup tanpa Te di sisi aku. Jadi aku mohon..." New menatap Yuna dan Septian bergantian.

"Aku mohon, jangan hancurkan kebahagiaan aku pa.. ma. Aku mohon— restui hubungan kita.." ujar New dengan lemah.

Tay yang mendengar itu pun menggertakkan giginya dengan kuat.

Tay melepaskan genggaman tangan New dan berjalan ke arah Yuna dan Septian.

"Te—"

Tay berlutut di depan Yuna dan Septian, lalu menunduk lemah.

"Mama Yuna, papa Septian, aku benar-benar minta maaf. Aku minta maaf karna tidak mengindahkan permintaan kalian untuk menjaga Hin dan malah jatuh cinta dengannya. Aku minta maaf karna mencintai Hin, akun tidak bisa mengendalikan perasaan ku. Aku minta maaf karna membuat Hin harus mencintai aku, aku minta maaf karna membuat Hin menjadi kekasih aku, aku minta maaf karna walaupun aku tau ini salah, tapi aku tetap melakukannya, aku minta maaf karna semua yang terjadi. Aku benar-benar minta maaf."

"Te, kamu ngapain sih???!" New mendelik ke arah Tay.

"Ma, pa.. sama seperti Hin. Hin adalah seseorang yang selalu ada di sisi aku di setiap keadaan aku. Hin adalah seseorang yang hadir dan membawa cinta untuk aku, Hin adalah seseorang yang mengajarkan aku apa artinya mencintai, dan memperlihatkan aku betapa indahnya dunia ini. Hin.. dia adalah seseorang yang sangat berarti di hidup ku. Hin adalah seseorang yang aku cintai dengan sepenuh hati aku. Hin adalah kebahagiaan aku, Hin adalah segalanya di hidup aku. Aku pikir, aku gak akan bisa bertahan jika tak ada Hin di sisi aku."

Tay mendongak menatap Yuna dan Septian.

"Ma.. Pa.. aku mohon, restui hubungan kita. Atau setidaknya, biarkan aku berada di sisi Hin, biarkan aku bersama Hin. Aku mohon."

Septian yang mendengar itu pun menghela nafasnya panjang dan akhirnya menunduk, memegang kedua pundak Tay.

"Ayo bangun, jangan berlutut gini," ujar Septian.

"Maaf, Pa."

"Gapapa. Ayo bangun dulu." Septian membantu Tay untuk bangun.

Tay akhirnya berdiri dan menatap Yuna serta Septian dengan mata berkaca-kaca.

Septian kembali menghela nafasnya panjang dan menatap ke arah New.

"New, apa kamu benar-benar mencintai Tay?" Tanya Septian.

New mengangguk dengan cepat, "New cinta Te, New sayang Te."

Septian mengangguk mengerti dan menoleh ke arah Tay, "Tay, apa kamu benar-benar mencintai anak papa?"

POTRET HIN.. | End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang