Prolog

2.5K 126 0
                                    


Aku terduduk menengadah menatap langit gelap, segelap hatiku saat ini. Terkadang aku ingin bertanya lantang dan berharap ada jawaban lantang dari atas sana. "MENGAPA?" Itu saja yang ingin kutanyakan.

Lagipula aku bukan orang yang suka berpanjang-panjang, aku hanya ingin sebuah keterangan. Mengapa semua ini terjadi padaku, seorang wanita yang berhati dan berpikiran lurus. Perilakuku bahkan nyaris tanpa cacat karena setiap tapak yang kulangkahkan selalu kupikirkan. Kumulai hariku dengan doa agar aku tidak menyakiti, melukai siapapun sepanjang hari ini tak peduli apa yang kulakukan.

Namun teganya di penghujung hari, aku terbuang dengan hati berdarah. Teriakku tak didengar, tangisku tak dihirau. Lalu aku bertanya dalam hatiku, apa artiku baginya selama ini. Duabelas tahun aku mengabdikan diri, lagi-lagi berusaha hadir tanpa cela.

Aku juga bertanya-tanya dalam hatiku, apakah aku akan menghabiskan sisa hidupku dengan akar pahit yang melilit hingga ke rongga terkecil hatiku? Akankah luka ini sembuh?

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang