Almiera - Dua

963 70 1
                                    

Almiera sengaja mampir ke sebuah gerai cake yang cukup terkenal di Jakarta Selatan untuk membeli oleh-oleh sebelum bertandang ke rumah Raya. Sesampai di gerai cake itu, Almiera langsung membeli beberapa potong kue yang disukai oleh Raya dan juga anaknya. Dia juga memesan untuk dibawa pulang nanti.

Setelah membayar, sembari menunggu kuenya di bungkus dengan hampers cantik, Almiera menebar pandangan ke sekeliling, beberapa meja tampak kosong namun beberapa tampak diduduki orang-orang yang sibuk menikmati kopi dan camilan manis di sini.

Pandangan Almiera terhenti pada sosok seorang pria yang tengah asik bercengkerama dengan seorang wanita berambut panjang yang tampak di cat merah gelap. Namun karena posisi duduk wanita itu membelakangi Almiera, dia tidak yakin siapa wanita itu. Meski begitu hampir bisa di pastikan bahwa si pria yang tengah duduk mengenakan kemeja biru berbahan denim itu adalah Dion, suami Raya.

"Itu bukannya Dion ya." Gumam Almiera, namun pandangannya segera beralih saat sang pramuniaga menyodorkan dua hampers untuknya.

"Silahkan bu." Ujar sang pramuniaga dengan senyum ramah.

"Oh, oke makasih mba." Almiera segera berbalik dan meninggalkan tempat itu.

Meski demikian, saat dia hendak mengeluarkan mobilnya dari tempat parkir sekali lagi dia memastikan wajah si pria dan si wanita dari balik dinding kaca.

Jantung Almiera berhenti berdetak saat melihat kemesraan di antara mereka, seolah mereka adalah pasangan kekasih yang sedang dimabuk asmara.

Dion bahkan tampak memegang tangan wanita itu, mereka terlihat sumringah. Almiera membeku dalam mobil yang mesinnya sudah menyala demi melihat lebih jauh apa yang mereka lakukan. Sialnya Dion justru tampak mengecup tangan wanita itu.

Mendadak pikirannya buyar, entah mengapa dia merasa bersalah pada Raya sahabatnya untuk apa yang dilihatnya saat ini.

Dia mengirim pesan singkat pada Raya. "Ray, gue kerumah lo sekarang ya, on the way." Tulisnya. Hal itu dia lakukan setelah memutuskan untuk menyimpan semua rahasia ini sendiri. Dia tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga orang lain.

***

Sesampai di rumah megah Raya, Almiera disambut hangat oleh sahabatnya itu.

"Gila rumah lo makin bagus aja." Ujar Almiera sambil mengikuti langkah Raya masuk ke dalam rumah.

"Bisa aja lo, Al." Raya mengulas senyum lebar. "Ya lo tahu lah ya, siapa yang paling ngotot mau bikin rumah gede kaya istana. Laki gue lah. Kalau nggak gara-gara Dion maksa mau pindah rumah, gue nggak bakalan setuju kok dia renov. Gue sayang aja udah nyaman sama lingkungan terus mau pindah, adaptasi lagi, males gue." Terangnya.

Almiera mengerutkan alisnya. "By the way, Dion ada di rumah?" Tanya Almiera.

"Enggak, dia lagi di Surabaya, ada urusan bisnis." Terang Raya sembari meletakan hampers yang diberikan oleh Almiera sebagai oleh-oleh. "Duduk Al."

Almiera tersenyum, sebelum duduk dia sempat menghela nafas dalam. "Dion sering keluar kota ya?" Tanya Almiera sementara Raya sibuk membawakan camilan dan juga juice yang sudah dia buat sebelum Almiera datang.

"Ya lumayan sering, beberapa bulan terakhir lagi banyak proyek luar kota, kadang juga keluar negeri ketemu kolega, investor, apalah, gue sampai nggak gitu peduli sangking sibuknya laki gue. Yang penting masih inget pulang aja." Seloroh Raya sembari menyodorkan segelas juice jeruk. "Ini healthy juice lho, lo harus coba." Ujarnya pada Almiera.

"Thanks." Almiera tersenyum kecut, dalam hatinya benar-benar ada gejolak besar, sementara Raya begitu polos percaya bahwa suaminya ada di luar kota, tapi pria itu justru sedang menikmati moment bersama wanita lain di luaran sana dengan bebasnya.

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang