SEMBILAN

992 90 17
                                    

"Kenapa manyun?" Tanya Zoe, teman sekelas Shanon begitu mereka berjalan keluar kelas saat jam istirahat tiba.

"BT gue, habis nyokap gue kerja terus." Jawab Shanon singkat.

"Yah kalau gitu ngapain lo manyun, bukannya dari lo lahir nyokap lo emang udah super sibuk kata lo?" Mereka berdua tampak berbincang sambil menuju kantin sekolah.

"Iya, tapi gue ngerasa nyokap jadi nggak perhatian sama gue."

Zoe mengkat bahunya, bahkan bibirnya sempat mengerucut sekilas. "Ya orang dewasa emang gitu, mereka mikirin dunia mereka sendiri."

"Emang nyokap sama bokap lo gitu?" Alis Shanon berkerut menuntut jawaban Zoe.

"Ya sama aja sih. Bokap gue super sibuk sampai nggak pernah ada di rumah." Zoe mengangkat bahunya. "Nyokap gue kan nggak kerja. Itu juga kadang-kadang rempong ngundang temen-temennya ke rumah buat arisan lah, buat makan sambil ngrumpi, atau nyokap yang pergi keluar, kalau nggak ke salon ya sama temen-temennya."

"Terus lo nggak protes gitu?"

Sementara mengobrol mereka terus berjalan menuju kantin sekolah.

"Ya ngapain gue protes, di rumah gue bebas bisa maen game sepuasnya, gue bisa chat, teleponan, video call sama Betrand, kadang juga Betrand dateng kerumah nggak ada yang nganggu kita berdua."

Shanon menatap Zoe, langkahnya langsung terhenti, sementara Zoe juga segera menghentikan langkahnya. "Kok berhenti?" Tanya Zoe bingung.

"Lo nggak ngapa-ngapain sama Betrand kan kalau di rumah cuman berdua?" Bisik Shanon.

"Hush,..." Zoe membungkam mulut Shanon. "Jangan bilang siapa-siapa soal itu ya." Ancam Zoe, dan Shanon langsung diam tak berkutik.

"Jadi lo sama Betrand...?" Ucap Shanon tertahan.

"Ini rahasia kita, kalau orang lain sampai tahu, berarti lo berhianat sama gue." Zoe berdesis di telinga Shanon, membuat gadis itu terdiam seribu bahasa pada akhrinya.

Dia tidak menyangka bahwa Zoe, temannya yang tampak pendiam itu ternyata sudah kelewat jauh menjalani pertemanan dengan Betrand. Entah sudah apa saja yang mereka perbuat di usia remajanya. Ini jelas kesalahan orang tua yang kelewat asik dengan dunianya sendiri hingga kontrol terhadap anak-anak menjadi kurang.

Benar memang jika seorang ibu rumahtangga juga butuh bersosialisasi dan mengaktualisasikan diri, tapi menjadi salah jika pengawasan terhadap putera puterinya menjadi lengah hingga mereka kelewat batas. Hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan di usia mereka, terpaksa mereka lakukan terlalu dini. Dan itu jelas merusak baik fisik maupun mental.


______________________

Kantor Almiera : 12. 49 WIB

"Ok, saya rasa sekian presentasi saya, terimakasih atas perhatiannya." Tutup Almiera setelah berjibaku dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh BOD (bord of derectors) padanya terkait dengan cash flow keuangan perusahaan triwulan ke dua dan beberapa kontrak kerjasama dengan nilai yang besar yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Tak berapa lama setelah pemaparan dan closing statement dari owner perusahaan tempat Almiera bekerja, meeting dibubarkan. Wanita berusia tiga puluh lima tahun itu segera berlari ke ruangannya. Dia benar-benar lupa kalau hari ini janji sama Shanon bakalan kabarin Ryan adiknya buat jemput Shanon dan dianterin ke rumah eyangnya di Pondok Gede.

"Duh, kemana lagi si Ryan. Nggak diangkat teleponnya." Gumam Almiera dalam hati sambil terus menghubungi adik laki-lakinya itu, sementara WA untuk Ryan terkirim tapi tidak di baca.

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang