Almiera - BAB 36

496 39 0
                                    

Hai...

Kalian bisa baca full versi di Googleplaybook dengan judul Almiera

atau ke Karya Karsa dengan judul Almiera .

Terimakasih

-___________________________________

Sore itu Almiera baru saja selesai meeting, dan tampak terburu-buru keluar dari kantor sementara Abimanyu yang baru saja selesai meeting diluar juga baru tiba di kantor. Mereka berpapasan di area parkir, Abimanyu menghampiri Almiera karena dia tampak membuka kap mobil dan berkacak pinggang melihat kap mobilnya yang mengepulkan asap.

"Almiera, kenapa mobil kamu?" Tanya Abimanyu.

"Nggak tahu, tiba-tiba ngebul gini baru di nyalain." Jawab Almeira.

"Terakhir bawa ke bengkel kapan?" Tanya Abimanyu.

Almiera menggeleng, "Lupa." Katanya pasrah.

"Terus kamu mau kemana?" Tanya Abimanyu.

"Mau jemput Shanon, dia pulang sekolah bareng temennya ke tempat les, terus mau jemput dia antering dia pulang terus balik ke kantor." Terang Almiera.

Abimanyu mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celananya, "Pakai mobil aku aja." Kata Abimanyu.

"Serius?" Almiera menautkan alisnya.

"Serius, kalau kamu naik taksi takutnya nggak keburu." Jawab Abimanyu.

"Ok deh." Almiera mengambil kunci dari tangan Abimanyu.

"Semua surat-suratnya di dashboard." Ujar pria itu sebelum melepaskan Almiera.

"Makasih ya bos." Almiera tersenyum.

"Atau mau aku anterin aja?" Mendadak Abimanyu merasa tidak tega melepas Almeira sendiri menyetir mobilnya.

"Nggak usah, kecuali kamu takut aku bawa kabur mobil kamu." Canda Almeira dan Abimanyu tersenyum.

"Ok, take care." Abimanyu melambai dan Almiera masuk ke dalam mobil pria itu. SUV keluaran terbaru dengan teknologi yang canggih membuat Almiera cukup gagap ketika masuk ke dalamnya.

"Duh, tahu gitu minta pak Maman anterin aja." Gumam Almiera. Dia mulai menyalakan mesin mobil dan deru mesin yang halus membuat Almiera cukup gugup sebelum memegang kemudinya.

"Bisa Al . . . Shanon nungguin lo." Gumam Almiera. Dia memutar kemudi dan menginjak pedal gas perlahan hingga mobil itu mundur dan memutar meninggalkan area parkir, tentu saja masih di bawah pengawasan Abimanyu. Pria itu baru meninggalkan area parkir setelah mobil yang dikendarai Almiera menghilang dari area parkir.

Rupanya di tepi jalan, empat orang tampak duduk di dalam mobil menunggu mobil dengan plat nomor yang di kirim Panji keluar dari area kantor milik Abimanyu itu.

"Target keluar." Salah satu dari empat pria dengan tubuh penuh tato memberi aba-aba pada pria botak yang duduk di belakang kemudi. Si pria botak segera menginjak pedal gas dan tidak menunda untuk membuntuti mobil Abimanyu yang di kendarai Almiera. Tak lebih dari empat puluh lima menit, mobil Almiera menepi di tempat les dimana Shanon tampak menunggu di luar bersama satu temannya, mereka tampak sedang menyeruput minuman kekinian sembari mengobrol.

Almiera turun dari mobil dan menghampiri Shanon.

"Shan . . . yuk . . ." Almiera menghampiri puteirnya itu dan mengajak Shanon masuk ke dalam mobil.

"Mama pakai mobil siapa?" Tanya Shanon penasaran. "Ini bukannya mobil om Abimanyu?" Tanya Shanon begitu mereka masuk ke dalam mobil.

"Iya, mobil mama tadi ngebul. Nggak tahu, mungkin karena mama lupa bawa ke bengkel buat service rutin." Terang Almiera sembari memasang sabuk pengaman.

"Keren banget mobilnya." Puji Shanon. "Enak kalau dianterin pakai mobil kaya gini tiap hari." Selorohnya.

Almiera tersenyum, "Doain dong mama punya banyak duit biar bisa beli mobil yang kaya gini." Almiera menatap Shanon sekilas sebelum akhirnya menyalakan mesin mobil dan memutar kemudi hingga mobil mewah itu melaju perlahan menyusuri jalanan Jakarta.

"Langsung balik ya." Almiera bertanya pada Shanon.

"Ok." Angguk Shan.

"Kamu udah makan siang belum?" Tanya Almiera.

"Makan di kantin tadi sama Chloe." Jawab Shanon.

"Ok." Angguk Almiera.

Mereka menempuh pejalanan dengan kecepatan yang cukup tinggi mengingat mesin mobil milik Abimanyu begitu ringan dan nyaman dikendarai dalam kecepatan tinggi.

"Mama seneng nyetir mobil kaya gini?" Tanya Shanon dan Almiera tersenyum.

"Beda lah Shan, mobil mahal mah enak di pakainya." Almiera tersenyum. "Kapan-kapan kita beli ya." Candanya. Disela obrolan itu tiba-tiba ada mobil lain yang berusaha mengimbangi kecepatan kendaraan yang ditumpangi Almiera.

"Kok mobil itu deket-deket kita terus sih?" Tanya Shanon menoleh ke sisi Almiera.

"Masa sih Shan?" Tanya Almiera.

"Iya, dari tadi tu dia di belakang kita lho ma. Pas kita keluar dari tempat les." Ujar Shanon.

"Masa sih?" Almiera menoleh dan mobil di sebelahnya membuka kaca mobil, lalu mengeluarkan senjata dan dalam hitungan detik terdengar suara tembakan hingga membuat Almiera merunduk, melupakan kemudinya dan memeluk Shanon untuk membuat puterinya itu juga merunduk. Kakinya menginjak rem hingga berdecit kencang dan mobil itu menabrak pembatas jalan. Sementara mobil yang mengeluarkan senjata api berlalu begitu saja.

Si rambut pirang yang berperan sebagai eksekutor tersenyum, dia segera mengambil foto mobil yang menabrak pembatas jalan dan mengirimnya pada Panji. "Misi selesai bos. Pembayaran sisanya segera transfer!" Tulis pria berambut pirang itu.

Panji yang saat itu sedang berada di studionya melihat ke arah ponsel dan tersenyum sekilas. "Balasan dari pukulan lo semalem." Gumam Panji sembari memegangi wajahnya yang masih menyisakan memar karena bogem mentah dari Abimanyu yang mendarat di wajahnya.

***


AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang