Almiera - BAB 28

456 45 0
                                    

Abimanyu menutup laptopnya dan merebahkan kepalanya ke sandaran kursi di ruang kerjanya. Dia melihat semua kejadian di rumah Almiera melalui monitor CCTV jarak jauh yang dia pasang di rumah Almiera.

Abimanyu mengerucutkan bibirnya sekilas, dia tidak menyangka bahwa Panji datang selarut itu, sempat terjadi baku hantam dengan dengan Ryan. Beberapa saat kemudian Almiera keluar dan melerai mereka. Ryan meninggalkan rumah Almiera dan Panji justru masuk k dalam bersama Almiera dan bi Sum.

Meski Abimanyu selalu berpikir positif tentang Almiera dan kepribadian wanita yang disukainya itu, tapi rasa cemburu bergejolak di dalam hatinya. Andaikan Abimanyu mendapatkan kesempatan untuk bisa lebih dekat dengan Almiera dan puterinya, tentu dia akan memiliki akses yang lebih besar untuk bisa datang ke rumah itu kapan saja.

Abimanyu menatap layar ponselnya, dia berniat untuk menelepon Almiera tapi saat menyadari waktu sudah terlalu larut dan Almiera sudah pasti begitu kelelahan setelah semua kejadian yang terjadi sepanjang hari, akhrinya Abimanyu memilih untuk menundanya.

***

Sementara itu Shareen tampak baru masuk ke dalam apartment saat Panji sudah duduk di sofa dan memegangi bibirnya yang robek.

"Dari mana kamu?" Tanya Panji ketus.

Sharen menatapnya seolah ingin menelan Panji bulat-bulat, "Kamu yang kemana!" Teriaknya kesal.

"Kok nyolot sih?" Panji bangkit berdiri dan mendekat ke arah Shareen. "Kamu bisa sopan nggak?!"

"Aku telepon kamu berkali-kali dan kamu nggak jawab." Shareen melotot menatap Panji. "Kamu tahu nggak aku dari rumahsakit dan harus kuret!" Teriak Shareen dengan air mata berlinangan. "Aku kehilangan bayi kita, dan kamu dua hari nggak balik ke apartment waktu aku pendarahan?!" Shareen menyibakkan tangan Panji. Dia segera berjalan ke arah kamar dan mengambil koper dari lemari kemudian mengambil semua barang-barangnya dan pergi meninggalkan Panji dalam keterkejutannya.

Dia bahkan tidak menyadari bahwa kandungan Shareen bermasalah selama ini. Setiap kali periksa dokter mengatakan kandungannya baik-baik saja dan sehat-sehat saja. Bagaimana mungkin Shareen bisa mengalami pendarahan tanpa sebab? Jika sebabnya adalah terlalu lelah, Shareen bahkan tidak melakukan kegiatan apapun selama dia di rumah. Dia juga tidak bekerja diluar rumah untuk menghasilkan uang.

Panji mengambil ponselnya dan menghubungi rumahsakit tempat Shareen biasa memeriksakan kandungannya.

"Halo . . ." Perawat yang berjaga menerima panggilan Panji.

"Selamat malam suster. Saya mau bertanya, apakah hari ini atau kemarin ada pasien dokter Henny yang menjalani kuret di rumahsakit atas nama nona Shareen?" Tanya Panji.

"Maaf saya bicara dengan siapa?" Tanya sang perawat.

"Saya Panji, kakaknya pasien atas nama nona Shareen." Bohong Panji.

"Sebnetar, saya check dulu ya pak." Sang perawat meminta Panji menunggu.

Sang perawat menjawab setelah meminta Panji menunggu, "Maaf pak, sepertinya tidak dilakukan di rumahsakit. Mungkin diklinik dokter Henny, bapak bisa bertanya ke klinik langsung." Jawab sang perawat.

"Baik, terimakasih sus." Panji mengakhiri panggilannya. Alisnya bertaut, "Apa mungkin lo nekat gugurin kandungan itu?" Panji menghela nafas dalam.

Sementara itu di lantai bawah Shareen sudah ditunggu oleh seorang pria.

"Kok habis nangis?" Tanya pria itu.

"Gue harus bohong sama dia." Jawab Shareen.

Sang pria tersenyum, "Blokir aja nomernya." Kata sang pria.

"Udah dong." Shareen tersenyum.

Rupanya pria bertato yang bersamanya adalah kekasihnya yang dia temui di bar beberapa waktu terakhir setiap kali Panji tidak pulang ke rumah dan memilih menginap di studionya.

Shareen memilih menggugurkan kandungannya dan meninggalkan Panji setelah kondisi keuangan Panji memburuk dan hubungan mereka juga tidak lagi harmonis akhibat terlalu banyak pertengkaran yang terjadi setiap hari. Shareen memilih untuk terbang ke Bali keesokan harinya sementara Panji sibuk mencari tahu kebenarannya soal Shareen tapi tidak ada titik temu.

Bahkan setelah pagi hari, Panji sengaja mampir ke klinik dokter Henny dan tidak ada juga pasien bernama Shareen melakukan tindakan kuretase di klinik. Shareen mungkin melakukannya di suatu tempat yang tidak di ketahui oleh siapapun dan mungkin saja ilegal.

***



AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang