DUA BELAS

1K 128 7
                                    


"Kalian tu deket banget ya." Ujar Abimanyu begitu selesai mendengar cerita versi lengkap tentang persahabatan Vivian, Raya dan dirinya.

"Iya." Jawab Almiera. "By the way, thanks ya pak. Malah jadi ngrepotin pak Abi." Kata Almiera.

"Ini kan bukan di kantor, panggil aja Abi." Kata Abimanyu santai.

"Kamu jadi bolos kerja gara-gara aku." Sesal Almiera.

Abimanyu tersenyum, "Tahu nggak sih, ini kali pertama saya ngrasa berguna buat orang lain lho." Kata Abimanyu.

"Masa sih?" Tanya Almiera.

"Iya, ini kali pertama ada orang yang tegangtung sama saya. Itu candu banget rasanya." Kata Abimanyu. "Kaya bantuin kamu turun dari ranjang, anterin kamu sampai depan toilet, bantuin kamu balik lagi ke atas tempat tidur, itu aja udah bikin saya seneng." Katanya.

"Emang belum pernah sebelumnya?" Tanya Almiera.

"Semua di rumah orang tua saya di kerjakan orang lain, semua kebutuhan kita di provide orang lain. Dan satu-satunya cara keluar dari semua itu adalah tinggal di apartment sendiri. Dengan begitu saya merasa berguna buat diri saya sendiri, tapi buat orang lain, jarang banget saya ngrasa berguna." Kata Abimanyu.

"Ribuan karyawan kamu tergantung hidupnya sama kamu. Brarti kamu berguna banget buat mereka." Kata Almiera.

"More intimate." Kata Abimanyu, "Kalau soal kerjaan bukan siapa berguna buat siapa, tapi more about profesionalism aja." Abimanyu menatap dalam pada Almiera, tapi wanita itu segera mengalihkan pandangannya.

"Kenapa sih kamu nggak mau lihat mata saya?" Tanya Abimanyu.

"Dalem, takut tenggelam." Jawab Almiera singkat.

"Takut jatuh cinta?" Abimanyu memperjelas.

"Perlu ya di perjelas?" Tanya Almiera.

"Iya lah." Jawab Abimanyu.

Almiera yang semula membuang muka pada akhirnya menatap Abimanyu, meski tidak fokus pada mata dalam penh pesona milik Abimanyu.

"Dalam hidup saya, udah nggak ada cinta-cintaan." Ujar Almiera.

"Karena kamu pernah gagal?" Tanya Abimanyu.

Almiera menelan ludah, dia mengangguk, "Udah nggak ada yang tersisa." Jawab Almiera. "Kalaupun saya masih bertahan, itu karena Shanon." Imbuhnya.

"Saya tahu, perpisahan itu traumatik buat kamu." Kata Abimanyu, "Tapi nggak seharusnya kamu menyudahi kebahagiaan dalam hidup kamu, karena kamu berhak untuk bahagia, bahkan setelah badai memporak-poradanakan semuanya seolah nggak bersisa." Ujar Abimanyu.

"Sudah terlalu sakit." Jawab Almiera.

"Kenapa nggak coba kasih kesempatan orang lain untuk sembuhkan luka kamu?" Tanya Abimanyu.

Almiera tersenyum getir, "Bukannya sembuh, aku justru akan menginfluence orang itu dan dia jadi sama sakitnya sama aku." Jawab Almiera.

"Belum nyoba, kamu udah mutusin." Abimanyu menatap Almiera.

"Pernah berda di fase seperti hidup di dunia yang to good to be true." Ujar Almiera. "Tapi ternyata semuanya semu." Imbunya.

"Kenapa nggak kasih kesempatan buat saya?" Tanya Abimanyu.

Almiera tersenyum sembari menggeleng, "You are such a fairy tale, young handsome prince come to me? Come on . . ." Seolah mentertawakan dirinya sendiri, Almiera menutup kalimatnya dengan tawa. Tapi tawanya tiba-tiba terhenti setelah melihat siapa yang mendadak masuk ke dalam ruangan perawatannya.

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang