Vivian tergopoh-gopoh melewati lorong dan berjalan menuju ke ruang perawatan Almiera saat dia tidak sengaja bertemu dengan Panji.
"Vi . . ." Teriak Panji memanggil.
Vivian menoleh, tapi kemudian memutar matanya begitu melihat Panji si penghianat muncul di hadapannya.
"Ngapain lo di sini?" Tanya Panji.
"Nggak usah sok akrab deh." Jawab Vivian.
Panji menaikkan alisnya, "Vi, hubungan gue dan Almiera berakhir karena emang kami memutuskan untuk mengakhirinya bersama. Gue juga nggak mau silaturahmi diantara gue, elo, Almiera dan teman-teman kita jadi renggang gara-gara perceraian kami." Ujar Panji.
"Penghianat, masih bisa aja lo bermulut manis." Vivian yang memang tidak suka berbasa-basi, lugas mengutarakan hujatan pada panji di hadapannya. "Apa kabar selingkuhan lo, udah hamidun dia?" Tanya Vivian.
"Gila ya lo, masih aja kasar mulutnya." Panji tersenyum.
"Gue tu masih gedeg sama lo Ji, kalau aja nembak orang itu enggak di hukum, lo bakalan jadi orang pertama yang gue tembak sebelum laki gue." Kata Vivian.
"Ya oke. Terserah lo kalau masih mau marah sama gue. Tapi gue cuman mau tanya, lo ngapain di rumahsakit bawa bunga segede itu, siapa yang sakit?" Tanya Panji.
"Temen." Jawab Vivian singkat sembari melanjutkan langkahnya.
"Temen lo kan cuma Raya sama Almiera." Kata Panji.
"Bukan urusan lo, deh." Protes Vivian.
Panji mengambil kertas kecil yang di selipkan di sela-sela bunga dan membacanya, "Get well, Al." tertulis di kertas itu.
"Almiera sakit?" Tanya Panji kembali menyelipkan kertas itu diantara tangkai bunga.
"Bukan urusan lo. Dan jangan berani-berani nongol di depan muka Almiera, atau Ryan bakalan bikin hidung lo patah lagi." Ketus Vivian sembari meninggalkan Panji. Namun Panji tak kehilangan akal, dia memperhatikan kemana langkah Vivian terhenti, disitulah tempat Almiera dirawat.
Bagaimanapun mereka pernah tinggal di bawah satu atap selama kurang lebih dua belas tahun, ikatan itu masih terasa meskipun keduanya memilih jalan berpisah pada akhirnya.
"Mas . . .ngapain bengong di sini?" Seorang wanita muda tampak menyusul langkah Panji dan melilitkan lengannya di lengan Panji.
"Eh . . ." Panji segera tersadar dan tersenyum ke arah gadis muda yang terlihat perutnya mulai membuncit itu.
"Udah ke toiletnya?" Tanya Panji.
"Udah, balik yuk." Kata gadis muda yang ternyata bernama Sharen itu. Meskipun mereka belum resmi terikat dalam pernikahan setelah perselingkuhan mereka terbongkar, tapi Sharen tampak sudah mengandung buah cinta mereka, buah cinta terlarang lebih tepatnya.
***
Sementara itu Vivian yang baru saja masuk ke ruangan tampak terkejut karena Almiera sedang dalam posisi setengah duduk, dan ada seorang pria yang duduk di sisi bed-nya. Mereka tampak mengobrol.
"Al . . ." Vivian menghentikan langkahnya begitu kedua pasang mata yang awalnya saling menatap itu kini tertuju ke arahnya.
"Vi . . ." Almiera tersenyum menyambut kedatangan sahabatnya itu.
Vivian berjalan cepat dan segera meletakkan buket bunga di meja, kemudian memeluk Almiera. Sementara Abimanyu yang semula duduk di sisi ranjang, kini turun dan berdiri di samping ranjang tempat Alimiera berbaring.
![](https://img.wattpad.com/cover/317208155-288-k534694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Almiera
RomansaKisah tentang seorang wanita yang sudah berumahtangga selama duabelas tahun, tapi kemudian tiba-tiba di tinggalkan begitu saja oleh suaminya karena wanita lain. Perceraian tidak bisa di hindarkan lagi, dengan berpegang pada tanggungjawabnya untuk me...