Almiera - Bab 23

686 66 1
                                    

"Welcome." Abimanyu memberikan akses untuk Almiera masuk lebih dulu ke apartment besar milikya.

"Oh jadi ini tempat tinggal bachelor?" Gumam Almiera.

"Kenapa?" Tanya Abimanyu. "Sempit kah?" Tanyanya lagi penasaran.

Almiera menebar pandangan. Di segala sudut tampak warna-warna seperti coklat dan dengan perabotan modern yang menimbulkan kesan sangat minimalis. "Minimalis untuk ukuran penthouse sebesar ini." Gumam Almiera.

Abimanyu membawa beberapa kantong belanjaan miliknya masuk hingga ke dapur. Dapurnya juga bukan sembarang dapur, justru terlihat lebih mirip dapur di rumah cheff terkenal dengan semua perabotan canggih dan space yang cukup luas karena tidak ada sekat antara dapur dan ruang makan.

"Wow . . . ini sih keren banget." Gumam Almiera mengagumi interiornya.

"Ini sengaja ya nggak ada sekat antara ruang makan sama dapur tempat masak?" Tanya Almiera.

"Iya, sengaja." Jawab Abimanyu.

"Kenapa?" Tanya Almiera sembari duduk di salah satu kursi dengan bentuk meja bar menghadap ke arah Abimanyu yang berdiri di depan wastafel. "Biar kalau aku masak, isteriku bisa duduk nunguin di situ. Tepat di tempat kamu duduk sekarang." Kata Abimanyu.

Almiera menjadi kikuk seketika, "Bukannya cowo itu seneng kalau liat isterinya masak ya, kok kamu malah kebalik. Kamunya yang mau masak di tontonin isteri." Almiera mengalihkan pembicaraan.

"Kalau isteri pinter masak itu bonus, point plus, kalaupun dia nggak bisa masak ya it's ok, aku bisa masak." Jawab Abimanyu sembari mulai memilah bahan makanan dan mencuci sebagian.

"Ibu mau nonton aja atau mau bantuin bu?" Tanya Abimanyu setengah protes.

Almiera tersenyum, "Pengennya sih nonton aja." Jawab Almiera sembari turun dari kursi tempatnya duduk, kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mengikatnya dalam betnuk cepo. Setelah berada di samping Abimanyu, Almiera menggulung lengan bajunya sampai ke siku sebelum membantu Abimanyu mencuci sayuran di wastafel.

"Nonton aja hanya di perbolehkan kalau sudah jadi isteri." Jawab Abimanyu, dia menatap Almiera begitu wanita itu berdiri di sampingnya. Untuk beberapa saat tatapan keduanya seperti tertaut satu sama lain.

"Jangan ngelihatin aku kaya gitu, kenapa?" Protes Almiera.

"Kamu canti kalau rambut kamu di cepol kaya gitu." Jawab Abimanyu. "Sedikit berantakan, makin kelihatan sexy." Jawabnya.

"Ini kita cuman berdua di dalem sini, aku nggak mau kamu macem-macem." Almiera memperingatkan dengan tegas.

Abimanyu mengangkat kedua tangannya, "Saya nggak akan sentuh ibu tanpa persetujuan dari bu Almiera." Canda Abimanyu.

"Deal." Almiera tersenyum. Kemudian dia mulai membantu mencuci sayuran dan mengikuti semua instruksi Abimanyu untuk memotong sayuran seperti yang dia inginkan. Sementara Abimanyu bersiap memasak.

Ditengah memasak, Abimanyu dan Almiera terus bercerita tentang masing-masing.

"Kamu tu misterius lho." Gumam Almiera.

"Kok bisa?" Tanya Abimanyu.

Almiera menjawab, "Pak Hartanto itu kan nggak pernah singgung soal anak-anaknya di kantor. Dan beliau juga masih gagah, kok tiba-tiba bisa kamu gantiin pak Hartanto gitu aja." Ujar Almiera.

Abimanyu tersenyum, "Sebenarnya kita itu tiga bersaudara, dua kakakku perempuan, aku bungsu, satu-satunya laki-laki." Jawab Abimanyu.

"Terus kakak kamu dimana?" Tanya Almiera.

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang