Almiera - Satu

1.8K 91 0
                                    

"Pagi sayang..." Panji menghampiri Almiera saat wanita itu tengah sibuk menyiapkan sarpaan di dapur. Dia mendekat ke arah isterinya kemudian mengecup pundak sang isteri dari belakang.

"Hei,... udah bangun." Almiera menoleh dan memberikan akses untuk Panji bisa mengecup bibirnya singkat kemudian berjalan ke arah meja bar yang menghadap ke arah Almiera.

Dapur di rumah itu memang didesign unik dan minimalis sehingga meja makan dibuat menghadap ke arah dapur tempat memasak makanan. Hal itu disepakati keduanya ketika membangun rumah dengan alasan bahwa Panji merasa Almiera terlihat begitu sexy ketika memasak di dapur.

Apalagi meski sudah beranak satu bentuk tubuh Almiera tidak kalah dengan gadis. Dia masih begitu ramping dan cantik, karena selain sibuk bekerja Almiera juga pandai merawat anugrah yang diberikan Tuhan padanya, berupa kecantikan luar dalam. Karena selain cantik secara fisik, Almiera juga terkenal dengan kecerdasan dan atitude yang menawan.

Panji menuang segelas air mineral dan meminumnya cepat."Sorry ya semalem aku balik telat banget." Ujarnya.

"Emang lagi banyak project ya?" Tanya Almiera tanpa menoleh.

Panji mengangkat alisnya sementara tangannya membuka lembaran koran yang ada di hadapannya untuk membaca berita hari ini. "Iya, ada satu artis yang minta di foto babymoon, tapi harus ke luarnegeri. Ngatur schedule untuk ketemu aja tu susah banget, harus nunggu berjam-jam dengan alasan dia baru balik shooting terus jalanan macet." Keluh Panji.

Almiera mematikan kompornya, mengambil mangkuk dari dalam laci penyimpanan perabotan sembari bertanya "Oh, terus kamu ambil job itu?" Tanya Almiera.

"Ya sebenernya kalau soal budget sih menggiurkan, tahu sendiri lah artis jet set, sayang. Mereka tu suka hambur-hamburin duit demi foto yang bakalan mereka pampang di sosmed mereka." Ujar Panji.

"Oh." Almiera membawa masakannya ke atas meja makan tanpa banyak berkomentar. Melihat ekspresi Almiera yang tampak kurang mendukung, Panji mencoba memberikan penjelasan lebih lanjut.

"Tapi aku juga masih pertimbangin, soalnya kan harus ninggalin kamu sama Shanon." Jawab Panji sambil sibuk mengamati korannya.

"Emang kapan kira-kira projectnya jalan?" Tanya Almiera sembari berjalan ke arah coffee maker untuk menuang kopi.

"Dalam waktu dekat." Jawab Panji singkat.

"Bisa jadi bareng sama janji kamu ngajak Shanon liburan dong." Almiera mengambil satu cangkir lagi lalu menuangkan kopi ke dalam cangkir dan menambahkan creamer lalu mengaduknya. Setelah selesai dia membawa dua cangkir kopi itu ke atas meja makan.

"Iya sih." Panji menutup lembaran koran dan melipatnya di atas meja. Dia mengambil alih cangkir kopi dari atas meja dan mengucapkan terimakasih, "Thanks" singkat pada isterinya itu. Kemudian dia menyesap kopi dari cangkir yang masih mengepul dengan mengeluarkan desahan "Ah" tanda betapa mantabnya kopi buatan isterinya itu.

"Tapi kesempatan ini langka sih. Artis sekaliber itu mau pakai jasa aku." Panji melirik ke arah Almiera.

Wanita bertubuh langsing itu menarik bangku dan duduk mengadap ke arah suaminya, "Kalau untuk perkembangan karir kamu, aku pasti dukung kok. Nanti aku yang jelasin ke Shanon soal kerjaan kamu." Katanya sebelum menyeruput kopi dari cangkir yang ada di hadapannya.

Panji tersenyum lebar, dia bangkit dari tempatnya duduk, kemudian menghampiri Almiera dan memeluknya. "Makasih ya sayangku. Kamu itu isteri terbaik deh." Puji Panji. "Kadang aku ngrasa nggak berguna banget belakangan ini, Aku semakin hari semakin sibuk, dan nggak bisa jagain Shanon di rumah. Antar jemput dia aja kadang bentrok sama jadwalku, sementara kamu masih sibuk ngantor." Katanya lirih di telinga Alimera.

AlmieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang