3. Tragic

77 3 0
                                    

"Seperti istana salju yang runtuh, terserak oleh badai. Kau dan istana yang kau janjikan merupakan kenangan yang menyakitkan bagiku."

-Ayana


Song Recommendation :
Before You Go [Lewis Capaldi]

෴⁠ ⁠༎ ༎ ༎ ⁠෴

Setalah kejadian aneh yang membuat Aya menjadi canggung tadi. Anak-anak kembali disibukkan dengan urusan masing-masing.

Aya mengetuk-ngetuk meja dengan pena. Pandangannya terus saja ke ambang pintu. Berharap ada seseorang yang muncul dari sana. Ya, berharap. Andai saja ada pintu doraemon, pasti ia akan masuk ke pintu lalu tinggal mengatakan kemana tujuannya.

"Ngelamun terosssss." Gabino kembali menarik ikat rambut Aya. Aya menarik napas. Berusaha tenang.

"Lo gak marah?" selidik Gabino tepat di sudut telinga Aya. Ia sudah seperti laba- laba yang merangkak di atas meja. Tapi yang ini, laba-laba versi jumbo.

"Gabino ... gue lagi gak mood," gertak Aya.

"Kalo gitu mari ngebuat lo tambah gak mood." Gabino meniup telinga Aya.

"GABINO!!!" Aya berbalik. Mempelototi Gabino.

Aya hendak berdiri. Tapi tertahan, bokongnya mengambang di udara. Tanganya meraba-raba bangku. Terasa lengket di bawah sana. Pikirannya mulai was-was. Hatinya mulai membabi buta.

"Siapa yang naro' permen karet di bangku gue!!!!!!" erang Aya menggelegar. Menciutkan nyali semua orang.

Permen karet? Tak salah lagi, ini ulah Gabino. Hanya dia yang suka bersenang- senang dengan benda yang satu itu. Semua tatapan terpusat pada Gabino.

Aya ikut berbalik ke belakang. Menatap Gabino sangar. Ia tidak terima. Tetapi Tingkahnya kali ini benar-benar menjengkelkan.

"Mau lo apa, hah?" tantang Aya. Membusung dada. Bersiap-siap menonjok Gabino yang masih tak bergeming. Ia masih duduk dengan tenang. Satu bibirnya terangkat. Menatap remeh Aya.

"Berduaan." Gabino memegang bahu Aya. Membawa Aya keluar. Dengan susah paya ia menarik Aya ke toilet.

"Ini toilet cewek, lo mau di gotong anak-anak keliling lapangan?" Aya berkacak pinggang.

"Aya, gue tau lo superman, gue tau lo kuntilanak tangguh. Tapi, Ya, kekuatan cowok kalo lagi marah, ia bisa mengenggam dunia di tangannya." Gabino memperhatikan rok Aya yang terkena permen karet itu.

"Globe maksudnya?"

"Globe bapakmu!"

"Bapak gue bukan globe, Anjing!"

"Nih rok mau gue apain ya? Di depan udah robek, di belakang udah kena tambal, ah beli yang baru ajalah. Ngapain repot-repot."

"Ini kerjaan lo, Anjing!"

"Ide bagus. Ayo bolos!"

Gak nyambung!

Tanpa pikir panjang Gabino menarik tangan Aya. Membawa gadis itu berlari melewati lorong. Hingga mereka tepat berada di depan gerbang. Gabino terengah-engah begitu juga Aya. Ia melirik Aya sekilas. Semua orang melirik mereka, tapi apa pedulinya.

The Crown || Lee Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang