19. Snow In My Heart

15 2 0
                                    

"Jatuh cinta adalah kebahagiaan, sementara patah hati adalah risikonya. Setiap orang punya pilihan untuk berkata kecewa ketika cintanya tak sesuai harapan, tapi marah pada orang yang mengkhianatimu adalah tindakan bodoh. Sebab cinta adalah milikmu, sedangkan membalasnya adalah keputusan yang diluar kendalimu dan kau tak bisa memaksanya."

Song Recomendation :
My Love ( Lee Hi / Ost Scarlet Heart Ryeo )

•••

Aroma khas pagi yang segar dengan beberapa daun kecil berjatuhan bersama embun yang menambah kedamaian pada setiap insan manusia. Di sebuah padang ilalang dan di bawah pohon, dua anak manusia itu menghabiskan waktu bersama.

Aya melangkah ke arah Kafiel untuk duduk di samping Kafiel yang tengah membaca buku. Anak itu masih sibuk membolak-balikkan halaman, pasalnya ia sudah berjanji akan membacakan sebuah kutipan menarik kepada Aya.

"Aku nggak terlalu suka baca buku."

Penuturannya begitu jujur, sebuah pembukaan yang sudah lama basi. Aya tak perlu mengatakan hal itu sebab Kafiel sudah lama tahu.

"Udah tahu, Aya."

Aya tersenyum menatap balik netra Kafiel.

"Bukan itu maksudku, jangan terlalu fokus pada benda sialan itu." Ia memegang lengan Kafiel, dan kemudian menyandarkan dahinya di sana.

Desauan angin semakin kencang hingga membuat Aya merapatkan diri pada Kafiel. Pagi yang dingin, tapi anak laki-laki itu tidak membawa jaket atau semacamnya untuk ditawarkan pada sang gadis. Hal-hal yang biasanya dilakukan para tokoh pria di film romance.

Kafiel meletakkan bukunya di atas tikar. Menoleh pada Aya. Matanya menemukan Aya yang masih merangkul erat bahunya. Perkataan Aya tadi sudah cukup jelas bahwa ia tidak suka diabaikan, sangat mustahil jika Kafiel tidak mengerti maksud gadisnya sendiri.

Perlahan Kafiel beringsut, kemudian mencondongkan tubuh pada gadisnya. Menyangga tubuhnya dengan tangan sebelah kiri yang bertumpu di samping paha Aya. Membuat gadis itu hampir telentang kalau saja Kafiel tidak menahannya dengan tangan kirinya. Mata Aya membulat sempurna karena saking terkejutnya. Ia benar-benar terkurung dalam aroma parfum Kafiel yang khas.

Kafiel menyentuh dahinya dengan telunjuk, kemudian bergeser turun melewati pangkal hidung. Membuat matanya reflek terpejam. Sentuhan itu berhenti di bibirnya yang kemudian membuat matanya kembali terbuka.

Ia lebih terkejut lagi kala dihadiahi dengan tatapan seductive Kafiel, hingga jantungnya berpacu lebih keras. Kalau saja ia bisa melarikan diri, ia akan melakukannya, tapi sayangnya seluruh persendiannya melemah dan tulangnya serasa patah. Ia tidak bisa melakukan apa-apa selain membiarkan Kafiel menawarkan keindahan-keindahan yang menggiurkan.

Anak laki-laki yang berhasil menggodanya itu tersenyum kemudian berbisik di telinga.

"Jangan berpikir macam-macam! Aku mencintaimu, sangat. Dan menjaga adalah bagian dari cinta."

Kemudian ... angin bertiup lebih kencang dari yang seharusnya. Aya refleks menutup mata lagi saat dedaunan seperti ingin menghadangnya. Tepat saat ia membuka mata, Kafiel sudah tidak ada di sana. Ia mulai panik dan berdiri mengedarkan pandangannya ke segala arah yang bisa ditangkapnya.

The Crown || Lee Jeno [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang