Arkana is Pregnant

152 13 0
                                    

Empat bulan kemudian ....

"Waalaikumsalam sayang .... I love you too komandanku" ucap Arkana seraya mematikan panggilan video dengan sang suami.

"Makin lengket aja lu na ... orang kalo LDM pasti makin jauh nah lu makin lengket dan makin bucin aja" Tia mengejek Arkana sambil memberikan secangkir teh untuk Arkana, mereka berdua sedang menginap di Apartemen milik Arkana. Entah kenapa dari awal Arka menyuruh Tia menemani Arkana namun Arkana lebih suka membawa Tia ke Apartemennya atau apartemen milik Arka, ternyata firasatnya benar kalau tidak menang banyak suaminya bisa melihat Tia juga.

"Gak apa-apa kan lu yang nyuruh gue buka hati untuk suami gue ... dia itu indah banget Ti walaupun sikapnya kadang nyebelin, gue emang udah bucin parah ama lakik gue" ungkap Arkana Antusias padahal Arkana sedang kurang enak badan namun bila membicarakan suaminya pasti ia tetap semangat 45 terbukti sekarang saja wajahnya begitu pucat.

"Lu gue bawa ke rumah sakit ya na?" Tia menyadari wajah Arkana begitu pucat namun dibalas dengan gelengan keras oleh Arkana.

"Ga ... gue ga mau buat Arka cemas" ketika hendak berdiri tiba-tiba kepala Arkana seperti berputar dan jelas ia tak tahan lagi lalu tumbang. Untung saja tadi Tia sempat menghubungi Aryo dan Aryo tiba diwaktu yang tepat, mereka membawa Arkana ke rumah sakit tempat Aryo bekerja sekarang.

Sesampainya dirumah sakit Aryo langsung menggendong adiknya ke ruang IGD untuk diberi pertolongan, lalu Aryo menunggu diluar karena ini bukan jam Dinasnya. Handphone Arkana terus berdering menandakan ada panggilan masuk mungkin Arka merasakan firasat hingga menelpon Arkana kembali padahal baru siap videocall tadi.

"Mas ini diangkat apa ga ya?" Tanya Tia pada Aryo yang kini sudah menjadi kekasihnya, beberapa bulan lalu mereka resmi berhubungan setelah Arsa memperkenalkan polwan bernama Miya sebagai kekasihnya.

"Sini aku angkat sweety" Tia kemudian memberikan ponsel Arkana pada Aryo lalu Aryo mengangkat panggilan itu agak jauh darinya.

*****

Setelah pingsan selama kurang lebih 2 jam Arkana kembali sadar, lalu segera dipindahkan ke ruang rawat yang sudah di pesan Aryo untuknya. Tia dan Aryo masuk setelah Arkana sampai dikamar itu lalu Aryo menghampiri sang adik dengan cemas.

"Kan udaha kakak bilang berobat ... kamu bandel sekarang liat kamu berakhir disini dan buat semua orang khawatir" ujar Aryo sambil menggenggam tangan pucat adiknya yang lemah

"Jadi kakak udah bilang sama semua termasuk sama Arka?" Tanya Arkana

"Iya ... Arka itu suami kamu, dia wajib tahu keadaan kamu!!!"

"Aku takut dia khawatir dan mengganggu tugasnya disana kak"

"Stop na ... dia bakal lebih khawatir lagi kalo kita gak ngasih tahu dia kamu masuk rumah sakit" Aryo tidak habis pikir apa yang ada di otak adik kesayangannya ini, semua orang khawatir padanya sejak seminggu lalu ia sakit. Arkana memalingkan wajahnya ke arah lain lalu meneteskan air mata, ia sekarang lebih sensitif bahkan hanya dinasehatin sedikit seperti ini ia nangis.

"Na please jangan nangis sayang" bujuk Aryo yang menyadari adiknya sedang menangis.

"Aryo tadi marahin aku .... Aku memang cuman nyusahin Aryo terus" rengeknya

"No kamu adikku, aku gak pernah merasa kamu nyusahin aku sayang .... Please jangan gini, kamu sekarang berubah Na gak kayak Arkana yang kuat dulu"

"Jadi Aryo sekarang ga mau punya adik kayak aku?" Tangisan Arkana semakin menjadi-jadi membuat Aryo memaki dirinya sendiri lalu Tia yang melihat itupun memeluk Arkana untuk menenangkannya.

"Aryo kamu apain adikmu?" Ucap papa bayu yang baru saja tiba bersama dengan mama dewi, mama Arkana langsung berlari menuju ranjang tempat Arkana menangis dan memeluk putrinya itu.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang