Pesta yang diselengarakan disebuah ballroom hotel mewah ini sudah ramai dengan para undangan yang sebagian besar adalah petinggi polri, Arkana sedikit canggung walaupun ia anak seorang konglomerat berpengaruh namun ia tidak pernah menghadiri acara formal seperti ini bisa di katakan Arkana tidak suka. Arka menggenggam tangan Arkana dan menatap mata istrinya seperti mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja dan ia pantas ada disini.
"Arkana" panggil ibu kapolres dengan ramah
"Izin bu ... makasih sudah berkenan mengundang saya bu" ujar Arkana dengan sopan
"Jangan panggil ibu panggil mbak aja ya ... arkana harus sering ikut kumpul nanti Arkana akan mengerti sendiri" jelas ibu kapolres yang umurnya mungkin sekitar 37 tahun namun wajahnya masih sangat cantik dengan kulit yang terawat.
"Iya mbak ... oh iya lupa selamat ulang tahun ya mbak" ucap Arkana tulus lalu memberikan paperbag berlogo tas brand dunia yang diterima oleh ibu kapolres lalu diberikan pada asistennya.
"Makasih ya Arkana ... kapan-kapan Arkana harus datang ke rumah saya ya dan selama Arka pergi Arkana boleh bertanya apapun pada saya, saya juga dulu pernah di tinggal ke sudan siapa tahu kita bisa berbagi cerita"
"Saya yang harusnya bilang makasih sama mbak karena udah nerima saya dengan baik"
"Janji ya nanti kita ketemu lagi diluar kegiatan formal ya ? Saya senang bisa kenalan sama Arkana"
"Iya mbak saya janji, saya juga senang bisa kenal mbak yang baik dan banyak membimbing saya"
"Arkana saya ke sana dulu ya menyambut tamu yang lain... saya harap kamu bisa menikmati pesta ini" izin ibu kapolres yang sangat anggun itu, sejak pertama kali bertemu Arkana sangat kagum dengan ibu yang memiliki nama Lengkap windya putri admaja, perempuan anggun dengan sifat keibuan yang sangat melekat pada dirinya itu selain itu ternyata ibu windya berprofesi sebagai seorang dokter anak pantas saja sifatnya begitu keibuan.
"Sayang ini Adrian teman satu letting aku" ujar Arka yang menghampiri Arkana untuk memperkenalkan Adrian pada istrinya, awalnya ia ragu mengingat Adrian juga memiliki rasa terpendam pada sang istri namun Adrian menegaskan bahwa perasaannya hanya sekilas dan kini Adrianpun sudah memiliki calon istri.
"Tunggu ... mas Adrian ini kakaknya agatha ya ? Sahabat aku waktu smp dan sma" tanya Arkana saat menyadari wajah Adrian tidak asing.
"Iya Arkana ... saya kakak Agatha, salam kenal ya dan ini calon istri saya namanya Alya" Adrian dulu jelas sangat mengenal Arkana karena pernah beberapa kali ia main bahkan menginap di rumah Adrian namun Adrian tidak berani mendekati Arkana selain Arkana dulu masih sekolah ditambah lagi Arkana adalah seorang putri orang berpengaruh.
"Alya fahira panggil saya Alya" ujar perempuan dengan rambut pendek yang sudah bisa ditebak kalau perempuan ini pasti seorang polwan.
"Arkana Dewi Ramiro panggil saja Arkana" balas Arkana dengan ramah lalu perempuan itu mengajak Arkana berbincang panjang lebar sementara kedua pria tadi sudah pergi untuk menyapa beberapa orang lain, Alya ternyata sebaya dengan Arkana dan benar Alya seorang polwan dengan pangkat bripda yang bertugas di mabes polri. Kedua wanita ini asik berbincang panjang lebar lalu berakhir dengan saling bertukar nomor ponsel, dan keduanya berjanji akan sering bertemu nantinya. Arka mengajak Arkana untuk pulang karena akan pergi ke rumah kedua orang tua mereka lagi untuk berpamitan.
"Kenapa melamun sayang?" Tanya Arka yang masih fokus menyetir namun menyadari istrinya melamun semenjak pulang dari pesta tadi.
"Bolehkah aku sedikit egois mas"cicit Arkana lalu menatap suaminya, ya Arkana ingin Arka tetap tinggal disini namun itu hal yang tidak mungkin terjadi karena Arka bukan hanya miliknya sendiri. Kalau dari dulu ia kenal dengan Arka ia lebih memilih Arka menjadi seseorang yang bisa terus ada disisinya bukan seorang abdi negara.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sexy Enemy
RomanceOrang bilang bila menemukan cinta sejati itu seperti mencari bunga yang indah di dalam hutan namun kalian harus ingat ketika sudah menemukannya jangan menganggap kalian akan menemukannya yang lebih indah lagi di tempat lain, Karena cinta tidak sesim...