Bad Day

3.8K 97 1
                                    

"Kamu keluar!!!!" Bentak Arka sambil mengetuk kaca mobil mahal milik Arkana yang sudah menabrak mobil nya. Arkana keluar dengan gayanya yang sangat angkuh bagi nya dia tidak pernah salah.

"Kamu gak usah takut, saya bakal ganti rugi kerusakan mobil kamu" ucap Arkana sambil memainkan iphone nya seolah sekarang dia tidak peduli apa yang terjadi akibat kecerobohan nya.

"Sim kamu mana ? Stnk juga saya mau liat?" Melihat Arkana yang sangat sombong dan hanya peduli dengan apa yang ada di iphone nya Arka membuka pintu mobil Arkana lalu mengambil tas milik wanita angkuh itu lalu mengambil sim dan juga stnk Arkana.

"Ini saya tahan, saya tidak butuh uang kamu tapi kalo kamu mau saya kembalikan ini kamu datang ke kantor saya di Polres Metro Jakarta barat" kedua bola mata Arkana kini membesar bukan karena fokus terhadap iphonenya tapi karena pria itu membawa pergi sim dan stnk milik arkana.

Arkana begitu kesal mengetahui bahwa pria itu seorang polisi padahal selama ini setiap dia mau di tilang oleh polisi, mereka akan mudah membiarkan Arkana pergi hanya dengan melihat Arkana tapi tidak berlaku untuk hari ini. Arkana memilih untuk pergi ke tempat yang di maksud pria tadi karena jika dia meminta papanya menyelesaikan masalah yang dibuat dengan polisi maka papanya akan menghukumnya.

Arkana melangkah memasuki pintu masuk polres, semua orang memandang Arkana dengan tatapan memuja dan siapa yang tidak terhipnotis dengan tubuh sexy nya.

"Anda bukannya Arkana Dewi Ramiro?" Tanya seorang polisi yang duduk di meja informasi ketika melihat Arkana melangkah masuk ke dalam polres.

"Iya saya kesini mau ketemu sama pemilik mobil itu" Polisi itu mengikuti arah tangan Arkana yang menunjuk ke mobil HRv hitam yang peyot di bagian belakangnya.

"Oh mobil komandan Arka?"

"Bisa antarkan saya bertemu dengan pria angkuh itu?" Pinta Arkana dengan menampilkan wajah memohon lalu dia mengikuti polisi itu mengantarkan nya ke ruangan yang bertuliskan "AKP Adibrata Arka Bagaskara a.k.a Kanit III (TIPIKOR)".

Pria itu masuk terlebih dahulu dan menyuruh Arkana menunggu sebentar di luar ruangan, tak lama polisi yang bernama Yudha itu mempersilahkan Arkana untuk masuk ke dalam ruangan. Pria bernama Arya itu hanya fokus terhadap laptop di hadapannya tanpa memperdulikan Arkana yang kini sudah duduk di depannya hampir sepuluh menit.

"Kalo saja dia bukan polisi dan kalo saja aku tidak sedang berada di kantor polisi,ku pastikan dia akan ku bunuh dengan tanganku" gerutu Arkana di dalam hati.

Arkana bosan menunggu pria kaku ini memulai pembicaraan mereka, sepertinya dia memang tidak suka perempuan ya.

"Hai saya ke sini mau ambil sim dan stnk saya" Arkana menurunkan semua egonya untuk memulai percakapan terlebih dahulu pada seorang pria, selama ini para pria lah yang selalu mengajak nya berbicara duluan.

"Sebentar saya lagi sibuk ... Kamu tunggu saja dan jangan ganggu pekerjaan saya" jawab Arka dengan ketus yang masih fokus pada layar laptopnya seolah seorang Arkana Dewi Ramiro tidak lebih menarik untuk dilihat.

Arkana Dewi Ramiro sesuai nama belakangnya Ramiro, dia adalah putri satu-satunya konglomerat terkaya di Asia yang bernama Bayu Putro Ramiro. Arkana terkenal karena kecantikannya yang bisa membuat kaum adam bertekuk lutut memujanya dan Arkana juga seorang Chef yang di nobatkan sebagai Chef tercantik dibeberapa majalah asia. Sombong dan sesuka hatinya itulah sifat terburuk yang dimiliki Arkana, dia seperti itu bukan karena kaya tapi karena kurang perhatian dari kedua orang tuanya.

"Baiklah sepertinya saya harus balik, anda buang-buang waktu saya disini" Arkana melangkahkan kakinya menuju pintu keluar ruangan ini namun terhenti.

"Baiklah kita bicarakan sekarang" Arka sudah menutup laptopnya dengan sedikit kasar lalu duduk menyender di kursi nya dan menghembuskan nafas yang panjang. Arkana kembali ke tempat duduknya semula lalu duduk dengan gaya sombong nya tanpa di persilakan duduk.

"Wow ternyata begini kelakuan seorang putri dari konglomerat, tidak punya sopan santun" ejek Arka dengan memberikan senyuman singkat pada Arkana yang masih duduk dengan gaya sombong nya.

"Bukan urusan anda, anda di gaji oleh negara untuk mengurusi keamanan bukan sopan santun seharusnya anda lebih cocok jadi seorang ketua adat" bukan Arkana namanya jika dia tidak mampu membalas kata-kata kejam dari pria kaku di depannya, Arka tertawa mendengar ucapan arkana.

"Akan ku pastikan pria yang akan menikahimu adalah pria yang paling sial di bumi ini!!" Eits asal ngomong aj ya si Arka ini, ucapan itu doa loh.

"Aku berpikir hal yang sama pada anda, wanita anda pasti sangat tersika dengan sikap kaku dan kejam anda Komandan Arka" kini Arka benar-benar sudah mengumpulkan semua amarahnya pada gadis ini, jelas terlihat arka mengepalkan kedua tangannya menahan amarahnya karena apa yang di katakan Arkana itu sudah terjadi pada Arka. Perempuan yang akan dinikahi oleh Arka memilih untuk pergi meninggalkan arka dengan pria lain karena menurut nya Arka sangat kaku dan tidak romantis.

"Bawa ini bersamamu ... Ku harap ini pertemuan pertama dan terakhir kita" Arka melemparkan sim dan stnk milik Arkana ke lantai lalu Arkana tersenyum mengambil benda itu dan berjalan dengan santai ke arah pintu keluar, cukup santai seperti tidak terjadi apapun padahal ini seperti penghinaan baginya.

"Saya harap anda bisa berubah kalo tidak mau menjadi lajang tua, senang bertemu dengan Anda" dengan berjalan anggun seolah tidak ada yang pernah terjadi di dalam ruangan, Arkana melangkahkan kakinya menuju keluar kantor ini.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang