Crazy Man

2.2K 73 2
                                    

"Hai pengantin baru ... Kok udah ke sini aja sih na?" Sapa Tia begitu melihat Arkana muncul melalui pintu masuk dengan wajah datar dan jalanya sedikit aneh.

"Males gue di rumah" Arkana duduk di kursi depan Tia, Tia menatap heran cara berjalan Arkana yang aneh namun seketika Tia mengerti ketika melihat leher Arkana penuh kissmark.

"Cafe kalian cukup nyaman ya" Arka muncul dan memperhatikan sekeliling cafe ini, ternyata Arkana punya cafe lain selaian cafe yang sering ia datangi dan cafe ini lebih luas.

"Wow pantas keluar rupanya sama suami tercinta, biasanya orang baru nikah lebih suka dikamar terus" ledek Tia yang menyadari ada yang aneh diantara mereka, dia sangat mengenal Arkana dan saat ini dia tau mood Arkana sedang buruk.

"Sekarang berada di kamar adalah hal yang paling aku ingin hindari" Jawab Arkana datar lalu bangkit memasuki Area pembuatan minuman tempat tia berdiri.

"Arka ini sahabat Aku sekaligus manager cafe ini namanya Tiara dan Tia ini suamiku komandan kaku yang semalam pasti kamu udah ketemu tapi gak kenalan namanya Arka" Arkana memperkenalkan tia pada suaminya dan sebaliknya, keduanya bersalaman sebagai tanda perkenalan.

"Mau minum apa Tuan Arka? Tak usah takut ini gratis" Arkana mengejek Arka kembali dengan menampilkan senyuman mautnya.

"Aku ingin obat kuat biar membuatmu menyebutkan namaku seperti semalam" bisik Arka lalu tersenyum devil, membuat wajah Arkana merah menahan malu.

"Sialan ... Sepertinya aku tau minuman yang cocok untukmu sayang" bukan Arkana namanya jika tidak membalas perbuatan Arka yang terus mengejeknya.

Arkana membuatkan kopi Americano double shot yang sangat pekat kadar kopinya, ini sangat cocok untuk pria kejam seperti Arka. Arkana memberikan kopi tersebut pada Arka dan Arka menikmati kopi tersebut karena dia memang pencinta kopi. Arkana seperti nya salah mengira dia pikir Arka akan menyemburkan kopi itu.

"Hmmm ... Ini kopi terenak yang pernah aku minum mungkin karena istriku yang buat kali ya" ini bisa di anggap tanda terima kasih seorang Arka.

"Sama-sama komandan kaku" balas Arkana menanggapi cuitan pria itu.

"Kak Sean" sapa Arkana yang melihat ke arah pintu masuk, Sean memang selalu menghabiskan waktu di cafe ini jika sedang berada di Indonesia.

"Hai princess ... Bagaimana kabarmu hari ini?" Sean hanya menganggap Arkana disitu tanpa menghiraukan keberadaan Arka yang sudah menatapnya dengan penuh amarah.

"Kabar..." Arkana belum selesai berbicara Arka sudah memotong.

"Kau liat kan dia ada disini itu artinya dia baik-baik saja dan aku tau menjaga istriku" Arka menjawab pertanyaan Sean untuk Arkana dengan santai namun hatinya ingin menembak mulut Sean yang mencoba menggoda istrinya.

"Oh ada kau rupanya Arka ... Aku hampir lupa jika Arkana sudah menikah karena dulu dia selalu ingin aku menikahinya" Sean kembali menyalutkan api di dada Arka yang kini sudah mengepal tangan nya, "tapi aku rasa aku akan menunggu janda nya" Sean berkata jujur.

"Arkana tidak akan menjadi janda sampai aku mati!! Kalo pun aku mati gak akan kubiarkan Arkana jadi milikmu!!" Arka semakin tidak mampu mengontrol emosinya.

"Kak sean sudahlah jangan mengganggu Arka, apa kakak lapar ? Kakak mau green tea latte ?" Tanya Arkana yang berniat menghentikan situasi ini namun nyatanya semakin membuat Arka marah.

"Kau paling tau selera ku princess" Arkana tersenyum manis ketika berhadapan dengan Sean namun senyum itu tidak dia perlihatkan pada Arka.

"Sayang sepertinya kakakmu ini harus berhenti memanggil mu princess, kau sudah jadi istriku kan? Kau ingat kejadian semalam, kau sudah jadi milikku seutuhnya sayang bahkan kau terus menyebut namaku saat percintaan panas kita" kini Arkana dan Sean yang mengepalkan tangan menahan amarah mendengar ucapan Arka dan pria itu tersenyum puas melihat istrinya seperti itu.

"Hentikan brengsek!! Tia " teriak Arkana memanggil sahabat nya yang sedang berada di dapur dan ketika Tia datang. "Tia berikan makanan yang kak sean mau, aku harus pergi dengan suamiku sekarang"

Arkana melangkahkan kakinya keluar cafe di ikuti oleh Arka. Di dalam mobil Arkana hanya diam dan memilih memakai earphone untuk mendengarkan musik.

"Arkana" Arka memanggil Arkana namun baru menyadari Arkana sedang mendengarkan musik, dia melepaskan benda itu dari kuping Arkana.

"Berhenti untuk bersikap tidak sopan padaku" Arka marah dan sangat marah dengan sikap Arkana yang sangat manis di depan sean namun sebaliknya di depan dia.

"Hmmm" Arkana kembali memakai benda itu yang kembali membuat kemarahan Arka memuncak dan Arka meminggirkan mobilnya.

"Hargai aku ... Aku belum selesai berbicara" Arka melepaskan benda itu lalu menarik tubuh Arkana untuk menghadap ke arahnya.

"Apa?" Tanya Arkana datar lalu Arka menarik tengkuk istrinya dan mencium bibir Arkana dengan sangat liat menuntut untuk dibalas, Arkana kembali terlenapun membalas ciuman itu yang kini berubah menjadi lumatan namun berhenti ketika keduanya seperti kehabisan oksigen.

"Kau istriku dan kau milikku!!" Tegas Arka untuk memberikan pengertian pada Arkana. "Dan aku paling tidak suka milikku disentuh orang lain"

"Aku bukan benda yang mudah disentuh orang Arka dan aku juga masih perawan saat kau menggauliku itu artinya aku bukan perempuan yang mudah untuk disentuh orang" jelas Arkana

"Aku tahu tapi kau milikku .... Selama kau menjadi istriku kau hanya bisa berhubungan dengan ku bukan dengan pria eropa itu atau pria mana pun"

"Kita suami istri hanya untuk sementara dan anggap saja yang semalam kita lakukan itu tidak pernah terjadi Arka!!" Ya awal nya Arkalah yang ingin semua hanya sementara tetapi Arkana dia hanya perempuan yang ingin menikah sekali seumur hidup, dia sudah meletakkan Arka di hatinya namun dia tidak ingin Arka menjadi kelemahan nya.

"Sudah ku bilang apa yang terjadi semalam itu akan membuat kita tidak akan bisa mundur, bisakah kau memanggil ku dengan sebutan mas atau kakak seperti yang kau lakukan pada pria eropa itu" Arka memang belum memiliki perasaan apapun pada Arkana namun dia tidak suka jika Arkana dekat dengan Sean.

"Baiklah mas Arka, aku tidak ingin berdebat denganmu ... Kita jalani ini semua sampai sejauh mana takdir mempermainkan kita dan surat itu hanya point satu yang batal namun point lainnya masih tetap berlaku" Arka mengangguk mengerti karena dia sadar dialah yang awalnya membuat perjanjian gila itu.

Arkana tidak ingin terlalu berharap pada Arka setelah semalam dia mendengar Arka menyebutkan nama Sheila saat tertidur dan hal itu membuat Arkana sedih. Mungkin saja suatu saat nanti Arka akan kembali pada perempuan yang bernama Sheila itu.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang