Jealous!

256 10 0
                                    

Sesampainya dirumah Arka membangunkan Arkana dengan sedikit kasar hingga membuat Arkana kesal, Arka menatap punggung Arkana yang mendahuluinya. Arka masuk ketika itu sang istri sudah selesai mandi dan sudah berbaring di kasur sambil memainkan ponselnya sambil senyum-senyum. Arka kesal dan membanting pintu kamar mandi, sontak membuat Arkana terkejut.

"Kesambet kali ya ?" Cicit Arkana melihat tingkah Arka, setelah itu Arka selesai mandi lalu berjalan mendekati Arkana yang masih fokus pada ponselnya.

"Aku mau hakku malam ini" pinta Arka yang sudah merebut ponsel milik istrinya lalu mendekati Arkana.

"Aku capek mau tidur" jawab Arkana yang langsung menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Kamu capek bercanda gurau sama para jantan tadi ... sekarang giliran suruh layani aku kamu bilang capek, bahkan sama aku kamu ga pernah tertawa seperti dengan pria tadi" tegas Arka

"Aku bukan mesin pemuas nafsu kamu saja Arka!!! Kamu gak mikirin perasaan aku kan kadang kamu baik kadang kamu jahat!" Bentak Arkana sambil memukul-mukul dada bidang Arka, Arka menahan tangan Arkana lalu mencium lembut bibirnya sangat lembut hingga Arkana seperti terbuai membalasnya. Ciuman Arka turun ke leher istrinya itu semakin lama semakin jadi hisapan,

"Aku benci kalau leher ini di perhatikan pria lain" bisiknya sambil meninggalkan jejak nya disana dan membuat Arkana mendesah. Setelah itu Arka menurunkan baju tidur milik istrinya yang berbahan satin itu lalu kini Arka semakin turun menuju kedua buah bukit kembar milik istrinya yang tidak pernah pakai bra bila tidur.

"Arka ... Akhhhh" desah Arkana yang mengeliat karena hisapan Arka di putingnya lalu jari Arka sudah menjelahi inti tubuhnya. Arka kembali menjilat kuping Arkana

"Jangan pernah berpikir menikah dengan pria lain selagi aku masih hidup sayang" bisik Arka sambil kembali melancarkan aksinya. Kini keduanya sudah tidak memakai apapun lagi

"Jangan tertawa seperti tadi lagi dengan pria lain"Arka mencium bibir Arkana dengan liar dan penuh nafsu kemudian turun untuk menikmati inti tubuh istrinya.

"Ahhhh ... arka ahhhh.... Ahhhh" desah Arkana saat Arka memainkan lidah nya di inti tubuhnya, kadang Arkana berpikir kenapa Arka yang kelihatan polos bisa membuatnya orgasme berkali-kali bahkan hanya dengan lidahnya Arkana bisa mendapatkan orgasme yang dasyat.

"Hanya aku yang bisa memiliki tubuhmu Arkana ... katakan aku pria egois yang ingin tubuhmu, dirimu, hatimu dan cintamu" rancau Arka lagi sambil mengarahkan miliknya kedalam inti tubuh istrinya itu. Sekali hentakan masuk sempurna dan membuat Arkana meremas sisi lain tempat tidur untuk mengatasi flynya. Ya Arka selalu mampu membuatnya terbang berkali-kali dan ribuan kupu-kupu seperti keluar dari tubuhnya. Arka mempercepat gerakannya yang membuat keduanya mendesah kenikmatan hingga puncak mereka. Setelah selesai Arka terkulai di sebelah Arkana sambil mengelus perut rata Arkana.

"Jangan bilang kamu mau aku hamil?" Menyadari perlakuan Arka tadi,

"Emang salah ya .... Kan kita suami istri Sayang"

"Jelas salah Arka, kamu ga mikir gimana anak itu akan tumbuh kalo diantara kita tidak ada cinta? Aku ga mau!!!" Tolak arkana yang segera bangkit memungut pakaiannya lalu akan beranjak pergi namun di cegah oleh Arka.

"Aku mau dan aku berhak untuk buat kamu hamil!!! Jangan bilang selama ini kamu pakai kontrasepsi ya?" Daebak Tebakan Arka benar, tubuh Arkana membeku mendengar ucapan Arka.

"Besok kita ke dokter ... aku mau program hamil"Titah Arka yang tak terbantahkan

"Arka please biarin kita seperti ini dulu, aku janji aku bakal hamil setelah minimal 6 bulan pernikahan kita"

"Kenapa kamu takut kamu ga laku lagi kalo udah hamil? Kamu takut laki-laki ga akan memuja kamu lagi? Apa ga cukup aku saja yang memuja kamu!!! Aku selalu memuja kamu saat kita disini apa gak cukup!"

"Bukan itu Arka ... lagian kamu juga memujaku hanya saat mau menyalurkan hasrat mu saja gak lebih!"

"Arkana liat aku ... aku sedang belajar beradaptasi denganmu"paksa arka untuk menatap wajahnya

"Aku juga Arka ... itu sebabnya kita harus menetapkan hati dulu baru kita memikirkan anak"

"Baiklah Arkana 6 bulan setelah itu aku mau kita program punya anak!!!!"

Arkana menarik selimut lalu berbaring memunggungi suaminya itu, jujur dia kesal sekali Arka bicara anak seolah mau bertahan lama dengannya padahal dia sendiri yang membuat peraturan kurang ajar itu. Arka melihat punggung Arkana lalu mendekatinya dan membelai lembut rambutnya sambil mencium, dan malam itu mereka melanjutkan sesi percintaan mereka seakan tiada hari lain.

"Aku gak suka kamu terlalu cantik diluar karena semua laki-laki jadi memandangimu seperti akan menelanjangimu .... Tatapan semua pria itu sama selalu lupa kamu udah istri orang, aku ga suka itu!!" Ujar Arka sambil mengelus rambut indah Arkana

"Aku ga pernah nyuruh mereka seperti itu Arka ... dan aku sendiri juga sadar kok kalo aku istri kamu jelas aku akan jaga nama baikku dan mertabatku sebagai istri kamu, dari dulu walaupun pakaianku minim bahan tapi aku ga pernah centil genit sama lelaki mungkin bicara sekedarnya lalu masalah perasaan mereka padaku itu hak mereka, yang pasti aku selalu jaga diriku untuk calon suamiku terbuktikan aku masih perawan bahkan ciuman pertamaku pun kamu yang ambil" jelas Arkana

"Iya aku tahu sayang ... aku juga ga ngerti kenapa aku gini, aku minta maaf ya kalo kamu tersinggung"

"Aku ga tersinggung mas ... tapi kadang banyak orang yang menilai orang hanya dari tampilan depan tanpa melihat lebih dalam isinya, seperti kamu mas ... kamu sendiri aku ragu kalau itu ciuman pertamamu atau bahkan kamu juga pernah berhubungan intim dengan mantanmu tapi aku ga peduli mas karena yang paling penting aku sendiri sebagai perempuan yang harus murni untuk suamiku"

"Aku belum pernah berhubungan intim dengan siapapun tapi soal ciuman aku ga munafik itu bukan yang pertama ... kamu benar kamu bahkan murni tersegel hanya untukku dan aku bangga"

"Kalo udah tau gitu jangan cepat berpikiran negatif lagi mas ... dan jangan suka ngambek malu ama umur mau kepala tigakan"

"Iya Nyonya Arkana Adibrata"

Arkana tertawa mendengar Arka menyebutnya dengan nama gabungan mereka lalu mereka tertawa berdua, apa yang dikatakan Arkana benar adanya bahwa Arkana memang tak seperti sampul depannya. Arka kini merasa bangga bahwa Arkana menjunjung tinggi kemurnian dirinya yang akan di persembahkannya untuk suaminya dan kini Arka lah pria beruntung itu mendapatkan ciuman pertama sekaligus mahkota paling berharga milik Arkana Dewi Ramiro.

My Sexy EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang